INFO NASIONAL - PT PLN (Persero) siap mengimplementasikan teknologi Carbon Capture Storage (CCS) sebagai salah satu pilar utama dekarbonisasi di sektor ketenagalistrikan. Langkah ini mendukung pemerintah dalam mencapai target Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat, Sabtu, 3 Agustus 2024.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, keluarnya Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Penangkapan dan Penyimpanan Karbon menunjukkan komitmen dan keseriusan pemerintah dalam penerapan teknologi CCS.
"Pemerintah Indonesia ingin bergerak cepat dalam penerapan teknologi Carbon Capture Storage ini. Kami menyadari pentingnya kematangan untuk teknologi CCS, jadi kami akan terus melakukan berbagai upaya untuk mencapai target tersebut," ujar Luhut pada acara International & Indonesia CCS (IICCS) Forum 2024, di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu, 31 Juli 2024 lalu.
Luhut menambahkan, implementasi teknologi ini tidak hanya penting untuk mereduksi emisi karbon secara besar-besaran, tetapi juga untuk menjadikan Indonesia pelopor CCS dan menciptakan ekonomi sirkular melalui penciptaan lapangan kerja baru.
"Inisiatif CCS didorong oleh Indonesia dan negara-negara tetangga untuk mengurangi emisi dan melindungi bumi. Indonesia ingin menjadi pelopor CCS cross-border, mengubah investasi menjadi pendapatan, pekerjaan, dan inovasi, serta menciptakan kemakmuran dan keberlanjutan," tutur Luhut.
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Strategi Percepatan Penerapan Energi Transisi dan Pengembangan Infrastruktur Energi, Ego Syahrial, menyatakan bahwa pemerintah telah merancang peta jalan transisi energi menuju NZE. Dalam proses ini, teknologi seperti CCS berperan penting dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menggantinya dengan Energi Baru Terbarukan (EBT).
"Teknologi inovatif rendah emisi karbon seperti CCS dan CCUS dapat diterapkan dalam kondisi tertentu untuk membantu pembangkit listrik berbahan bakar fosil mempercepat pengurangan emisi, mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan hijau," jelasnya.
Ego menambahkan, saat ini pemerintah menjalankan 15 proyek CCS dan CCUS yang tersebar di berbagai daerah, dengan estimasi kapasitas penyimpanan lebih dari 500 Gigaton. "Proyek-proyek tersebut direncanakan mulai beroperasi pada tahun 2030. Dengan lokasi strategis dan sumber daya penyimpanan yang tersedia, kami yakin Indonesia dapat menjadi negara terdepan di Asia Tenggara dalam pengembangan CCS," imbuhnya.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa PLN telah menyusun rencana jangka pendek dan panjang untuk mengurangi emisi karbon, termasuk dengan pengembangan teknologi CCS. “PLN berperan penting dalam transisi energi Indonesia ke energi bersih. Kami memiliki peta jalan transisi energi yang komprehensif dan berkomitmen untuk mencapainya pada 2060,” terangnya.
Darmawan menambahkan bahwa sebagai pionir dalam penerapan teknologi CCS di sektor kelistrikan, PLN telah menggandeng berbagai mitra internasional untuk studi pengembangan teknologi CCS di lima pembangkit listrik. "Kolaborasi antar komunitas global sangat penting. Kami telah menggandeng berbagai mitra internasional untuk studi implementasi CCS di empat PLTU dan satu PLTGU milik kami," ujar Darmawan.
Sementara itu, Executive Vice President (EVP) Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan PLN, Warsono, mengungkapkan bahwa saat ini 37,6 Gigawatt (GW) pembangkit listrik telah memenuhi syarat untuk penerapan CCS, dan 19 GW secara teknis layak dan diprioritaskan. "CCS akan memainkan peran penting dalam dekarbonisasi sektor pembangkitan listrik. PLN menyiapkan implementasi CCS untuk kapasitas 2 GW pada tahun 2040 dan 19 GW pada tahun 2060," jelasnya.
Untuk mendukung hal tersebut, PLN menggandeng mitra seperti JERA, JGC, INPEX, dan Karbon Korea dalam studi penerapan CCS di PLTU dan PLTGU. Pembangkit yang menjadi percontohan penerapan CCS meliputi PLTU Suralaya Unit 1-4, PLTU Suralaya Unit 5-7, PLTU Indramayu, PLTGU Tambak Lorok, dan PLTU Tanjung Jati B.
"Kolaborasi antar pemangku kepentingan sangat penting untuk implementasi CCS di masa depan. Kami telah melakukan studi dengan beberapa pemangku kepentingan terkait penerapan CCS ini," pungkas Warsono.(*)