TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan alias PDIP intens menyoroti sikap Presiden Joko Widodo atau Jokowi minta maaf kepada rakyat Indonesia di penghujung masa jabatannya. Permintaan maaf itu Jokowi sampaikan dalam sambutan momen zikir kebangsaan di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis malam, 1 Agustus 2024.
“Saya dan Profesor Kiai Haji Ma’ruf Amin ingin memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala salah dan khilaf selama ini. Khususnya selama kami berdua menjalankan amanah sebagai presiden dan sebagai wakil presiden,” kata Jokowi.
PDIP sebut permintaan maaf Jokowi terlambat
Mulanya PDIP menganggap permintaan maaf Jokowi tak perlu ditanggapi secara serius. Partai yang merupakan pengusung Jokowi sebagai capres hingga dua periode ini beranggapan pernyataan maaf itu sudah terlambat. PDIP menyebut sejumlah kerusakan telah terjadi selama Jokowi memimpin Indonesia. Salah satunya di sisi demokrasi.
“Di bidang demokrasi tentu kita tahu ada pembegalan konstitusi kita hanya untuk loloskan putra sulungnya, dan baru-baru ini dilakukan lagi untuk meloloskan putra bungsunya sebagai kandidat politik,” kata Juru bicara PDIP Chico Hakim saat dihubungi wartawan pada Jumat, 2 Agustus 2024.
Selanjutnya: PDIP pertanyakan ketulusan permintaan maaf Jokowi