Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Catatan Ketua MPR RI, Pendidikan yang Memampukan Remaja Beradaptasi dengan Perubahan Zaman

image-gnews
Ketua MPR Bambang Soesatyo. Dok. MPR
Ketua MPR Bambang Soesatyo. Dok. MPR
Iklan

INFO NASIONAL -

Catatan Ketua MPR RI

Pendidikan yang Memampukan Remaja Beradaptasi dengan Perubahan Zaman

Kurikulum pendidikan itu ibarat kompas atau peta jalan bagi anak dan remaja untuk memilih dan membangun komptensi menyongsong masa depan mereka. Karena itu, muatan kurikulum pendidikan idealnya berpijak pada tuntutan dan kebutuhan zaman, agar anak dan remaja usia sekolah tidak tersesat di tengah roda perubahan yang terus berputar. Sangat disayangkan bahwa peran pemerintah menghantarkan dan menuntun generasi muda beradaptasi dengan perubahan zaman terbilang sangat minimalis.

Respons dunia pendidikan nasional terhadap perubahan zaman belum signifikan. Bahkan, sejumlah praktisi dan pengamat pendidikan sudah sampai pada penilaian bahwa dunia pendidikan nasional tidak dan belum bertransformasi mengikuti perubahan. Orientasi dan muatan kurikulum pendidikan yang ditawarkan pemerintah nyaris belum menyentuh kebutuhan anak didik untuk beradaptasi dengan perubahan. Padahal, roda perubahan terus berputar dengan cepat.

Industri 4.0 atau otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik menjadi contoh perubahan yang terus berproses. Belum berhenti sampai di situ, komunitas global kini bersiap menapaki era Society 5.0, sebuah konsep tentang transformasi sosial dan ekonomi ketika manusia lebih mengandalkan teknologi digital untuk memenuhi ragam kebutuhan. Bahkan, hari-hari ini, pemanfaatan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) pun tampak semakin progresif, utamanya pada otomasi tugas atau pekerjaan rutin hingga analisis data yang akurasinya tidak diragukan lagi. 

Era Industri 4.0, pemanfaatan AI dan Sosciety 5.0 sejauh ini hanya menjadi perhatian dan tema obrolan segelintir komunitas. Sangat memprihatikan karena muatan perubahan zaman itu belum dijadikan tema prioritas oleh dunia pendidikan nasional. Padahal dunia dan sistem pendidikan punya kewajiban moral untuk memberi pamahaman sekaligus menghantarkan anak dan remaja mengenal dan beradaptasi dengan SEMUA perubahan itu, agar generasi muda Indonesia tidak tersesat di tengah roda perubahan yang terus berputar.

Sudah menjadi pemahaman bersama bahwa modernisasi akan terus tereskalasi karena teknologi terus berkembang. Perubahan atau digitalisasi sejatinya tidak baru bagi masyarakat kebanyakan. Sebab, sejak memasuki dasawarsa 90-an hingga awal dekade 2.000-an, masyarakat Indonesia sudah mengenal digitalisasi dengan hadirnya internet dan ragam perangkat telepon digital, mobile data hingga teknologi jaringan nirkabel atau Wifi (wireless fidelity). Efisiensi dan efektivitas berkomunikasi serta pola kerja terus berevolusi menjadi  semakin cepat. Eskalasi dan evolusi itu  telah mengubah dinamika kehidupan masyarakat pada berbagai aspek sebagai penanda perubahan zaman.  Dunia pendidikan pun menjadi bagian tak terpisah dari arus perubahan itu.

Namun, masyarakat melihat bahwa dunia pendidikan nasional belum memperlihatkan perubahan signifikan seturut kebutuhan zaman. Memang, pemerintah pasti memahami berbagai konsekuensi dari perubahan itu. Sayangnya, respons terhadap ragam perubahan itu terbilang lamban dan juga minimalis.   Masyarakat hanya tahu bahwa hanya kurikulum pendidikan yang terus berubah-ubah. Sekitar enam tahun setelah reformasi 1998, Kurikulum 1994 yang padat materi diganti dengan kurikulum 2004 berbasis kompetensi. 

Dua tahun setelahnya, diperkenalkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 yang  memberi kebebasan kepada sekolah menyusun kurikulum sesuai kebutuhan dan potensi lokal. KTSP kemudian diganti dengan Kurikulum 2013 (K-13) yang memberi tekanan pada pendidikan karakter, pengembangan kompetensi abad 21, dan pembelajaran berbasis proyek. K-13 kemudian diganti lagi pada tahun 2020, dengan Kurikulum Merdeka yang memuat program Merdeka Belajar.

Tetapi, muatan kurikulum pendidikan yang terus diubah-ubah itu sama sekali tidak responsif dengan kebutuhan anak dan remaja era terkini. Dinamika hidup keseharian orang muda era sekarang melekat pada akses Internet, teknologi digital, serta AI. Pemerintah yang mengatur berbagai aspek pendidikan nasional terkesan sangat lambat merespons berbagai konsekuensi perubahan di era digital sekarang. Muatan kurikulum yang juga selalu berubah itu menyebabkan anak dan remaja menghadapi ketikdakpastian untuk menetapkan minat dan membangun kompetensi mereka.  

Digitalisasi pada berbagai aspek kehidupan sudah barang tentu menghadirkan tantangan baru yang cukup rumit bagi kegiatan belajar-mengajar dalam dunia pendidikan. Para ahli sudah berkali-kali mengingatkan bahwa karakter dan  kebutuhan siswa era terkini pasti berbeda dengan siswa generasi terdahulu. Melek teknologi menjadi ciri utama pada Gen-Z dan Generasi Alpha. Konsekuensinya, komunitas pendidik atau guru pun harus lebih melek teknologi agar dapat menjawab kebutuhan siswa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sayangnya, upaya meningkatkan kompentensi digital  komunitas pendidik pun sangat lamban dengan jumlah yang minim untuk memberi pemahaman digital pada puluhan juta anak dan remaja. Pada periode 2023-2024, jumlah pelajar di Indonesia mencapai 53,14 juta siswa, dan 24,04 juta di antaranya adalah siswa sekolah dasar (SD).  Dalam sebuah kesempatan di bulan Mei 2023, seorang pejabat Kemendikbud menyajikan data bahwa dari total jumlah guru di Indonesia, baru 40 persen yang melek Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Dan,  60 persen sisanya digambarkan masih gagap dengan perubahan di era digital sekarang. Boleh jadi, faktor ini menyebabkan derajat literasi digital pada masyarakat, utamanya komunitas anak dan remaja di Indonesia, tergolong rendah. Per 2023, jumlah guru berserfikat pendidik mencapai 1.274.486 guru, turun dari 2019 yang jumlahnya 1.392.155 guru.

Seturut tuntutan zaman, Indonesia sudah pasti akan terus bertransformasi di era digitalisasi yang sudah menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat. Konsekuensinya, permintaan akan tenaga kerja dengan keterampilan digital pasti akan sangat besar untuk memenuhi kebutuhan ekonomi digital Indonesia yang terus bertumbuh. Misalnya, pekerja yang kompeten pada teknologi informasi, data analytics,  hingga AI. Pemerintah, khususnya Kemendikbud, pun idealnya segera bertransformasi dengan menjadi motor perubahan paradigma dalam dunia pendidikan nasional.

Patut diingat dan digarisbawahi fakta tentang hampir 10 juta Gen-Z yang sudah tersesat di tengah perubahan sekarang. Mereka tersesat, karena ilmu pengetahuan yang mereka pelajari dari kurikulum saat ini tidak sesuai kebutuhan era digitalisasi sekarang. Menyedihkan, karena mereka harus menyandang status penganggur dan tidak bisa melanjutkan pendidikannya. Agar tidak menjadi beban negara di kemudian hari, pemerintah hendaknya pro aktif memberi solusi bagi 10 juta Gen-Z yang tidak bekerja dan tidak bersekolah itu.

Kemendikbud pun diharapkan lebih agresif dalam menanggapi kebutuhan negara akan talenta digital (digital talent). Dari berbagai studi dan laporan, sudah dimunculkan beberapa perkiraan tentang kebutuhan Indonesia akan digital talent. Bank Dunia pada tahun 2019 memperkirakan Indonesia butuh sekitar sembilan (9) juta tenaga kerja dengan keterampilan digital hingga tahun 2030. Sedangkan McKinsey & Company pada 2019 juga mengingatkan, hingga 2025, Indonesia akan butuh tambahan per tahunnya sekitar 600.000 pekerja dengan ketrampilan digital untuk melayani pertumbuhan ekonomi digital.

Pada tahun 2020, Indonesia ICT Institute memperkirakan, kebutuhan Indonesia akan pekerja dengan ketrampilan digital mencapai satu (1) juta orang pada tahun 2024. Sedangkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyebutkan bahwa Indonesia butuh tak kurang dari Sembilan (9) juta digital talent dalam 15 tahun ke depan. Idealnya, Kemendikbud bisa menyediakan dan memberi akses seluas-luas kepada anak dan remaja untuk bisa mendalami ketrampilan digital sejak dini. Sebab, masa depan digitalisasi Indonesia ada di pundak anak dan remaja saat ini. 

Sejak 2019, negara sudah melaksanakan kewajibannya mendukung sektor pendidikan nasional dengan alokasi anggaran 20 persen dari total nilai APBN. Artinya, sudah ribuan triliun dana APBN dialokasikan untuk memperkuat sektor pendidikan. Penguatan itu akan terus berlanjut dengan dana ratusan triliun per tahunnya di waktu-waktu mendatang. Selain Kemendikbud dan Kementerian Agama, anggaran pendidikan yang besar itu pun dialokasikan ke 22 kementerian/lembaga lainnya. 

Dengan besarnya kekuatan itu, dunia pendidikan nasional mestinya mampu bertransformasi demi masa depan anak dan remaja. Sebab, menjadi kewajiban moral Pemerintah untuk menuntun dan menghantarkan anak serta remaja Indonesia beradaptasi dengan perubahan. Jangan lagi membiarkan orang muda Indonesia tersesat di tengah keberlanjutan perputaran roda perubahan zaman.

Bambang Soesatyo
Ketua MPR RI/Dosen Pascasarjana Universitas Borobudur, Universitas
Trisakti dan Universitas
Pertahanan RI (UNHAN)

(*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Wali Kota Rahmad Mas'ud Cetak Hattrick Penghargaan Green Leadership Nirwasita Tantra

20 menit lalu

(ki-ka) Rahmat Mas'ud, Walikota Balikpapan dan Uli Silalahi, Presiden Direktur Big Bad Wolf Indonesia. (dok. Big Bad Wolf Indonesia)
Wali Kota Rahmad Mas'ud Cetak Hattrick Penghargaan Green Leadership Nirwasita Tantra

Nirwasita Tantra merupakan penghargaan yang diberikan kepada Kepala Daerah atas kepemimpinannya yang berhasil merumuskan dan menerapkan pembangunan berkelanjutan.


Anwar Hafid Sampaikan 4 Cita-cita untuk Morowali

1 jam lalu

Calon Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid saat menghadiri Deklarasi dan Temu Masyarakat yang berlangsung di Lapangan Sangiang, Kelurahan Marsaoleh, Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali, pada Selasa 17 September 2024. Dok. Pribadi
Anwar Hafid Sampaikan 4 Cita-cita untuk Morowali

Anwar Hafid, calon gubernur Sulawesi Tengah, berkomitmen memperjuangkan tenaga honorer, mengatasi kemacetan, memastikan upah layak, dan menurunkan biaya transportasi di Morowali.


Kopi Wanoja, UMKM Binaan Bank BJB Kini Menembus Pasar Eropa

1 jam lalu

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Muhamad Nur, Kepala Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan Sugih Rahmansyah, Kepala Dinas KUK Provinsi Jawa Barat Rachmat Taufik Garsadi, serta beberapa pejabat lainnya melakukan seremoni pelepasan ekspor kopi Wanoja ke Belanda di Taka Hydrocore Gedebage Bandung, Jum`at, 6 September 2024. Dok. Bank bjb
Kopi Wanoja, UMKM Binaan Bank BJB Kini Menembus Pasar Eropa

Kopi Wanoja, mitra UMKM binaan bank bjb, semakin mengukuhkan eksistensinya di pasar global


Portofolio BRI Selaras dengan Standar ESG Internasional

1 jam lalu

Direktur Kepatuhan BRI, A. Solichin Lutfiyanto dalam acara Media Briefing Penguatan BUMN Menuju Indonesia Emas, bertajuk Memaksimalkan Peran Lembaga Jasa Keuangan di Era ESG di Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis, 12 September 2024. Dok. BRI
Portofolio BRI Selaras dengan Standar ESG Internasional

BRI telah mengambil berbagai langkah strategis untuk memastikan bahwa seluruh portofolio investasi dan pinjaman yang disalurkan selaras dengan standar ESG


Bahtiar Baharuddin Dorong Sulawesi Barat Jadi Penghasil Durian Musang King Terbesar di Indonesia

2 jam lalu

Penjabat Gubernur Sulawesi Barat, Bahtiar Baharuddin bersama stackholder durian dan Ketua Kelompok Tani Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Petani Peternak Muda Keren (PPMK) Kabupaten Mamuju, Muhammad Padil saat berdiskusi di halaman rujab gubernur Sulbar, Rabu, 18 September 2024. Dok. Pemprov Sulawesi Barat
Bahtiar Baharuddin Dorong Sulawesi Barat Jadi Penghasil Durian Musang King Terbesar di Indonesia

Durian jadi salah satu satu komoditas unggulan di Sulawesi Barat. Bahtiar akan terus mendorong petani menanam durian musang king sehingga jadi daya tarik provinsi tersebut.


Ekonom: BRI Contoh Nyata Institusi Keuangan Berkontribusi Pada Pembangunan Berkelanjutan

2 jam lalu

Seorang karyawan di Menara BRI, memasukan sampah plastik bekas minuman kedalam mesin Reverse Vending Machine (RVM)  yang disediakan oleh BRI di gedung Kantor Pusat BRI, Jakarta. Dok. BRI
Ekonom: BRI Contoh Nyata Institusi Keuangan Berkontribusi Pada Pembangunan Berkelanjutan

BRI telah mengambil berbagai langkah strategis untuk memastikan bahwa seluruh portofolio investasi dan pinjaman yang disalurkan selaras dengan standar ESG


Megawati Jadi Pembicara Kunci di HUT Universitas St. Petersburg

2 jam lalu

Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri saat menjadi pembicara kunci di acara HUT ke-300 Universitas St. Petersburg, Rusia pada Rabu, 18 September 2024. Dok. PDIP
Megawati Jadi Pembicara Kunci di HUT Universitas St. Petersburg

Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri mendapat kehormatan sebagai pembicara kunci dalam acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-300 Universitas St. Petersburg, Rusia, pada Rabu, 18 September 2024.


Kemensos Salurkan Bantuan Rp1,5 Miliar untuk Korban Gempa Bandung

3 jam lalu

Kementerian Sosial melalui Sentra Abiyoso Cimahi menyalurkan bantuan makanan dan logistik bagi korban terdampak gempa bumi di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis, 19 September 2024. Dok. Kemensos
Kemensos Salurkan Bantuan Rp1,5 Miliar untuk Korban Gempa Bandung

Kemensos menyalurkan bantuan senilai Rp1,5 miliar untuk korban gempa Bandung 2024, termasuk tenda, makanan, dan toilet portabel, serta mendirikan dapur umum untuk pengungsi.


Kemenkumham Dukung Olahraga Tanah Air, Utamanya Terkait Naturalisasi

5 jam lalu

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Supratman Andi Agtas (kanan) saat bertemu Ketua Umum PSSI Erick Thohir di Jakarta, Kamis 19 September 2024. Dok. Kemenkumham
Kemenkumham Dukung Olahraga Tanah Air, Utamanya Terkait Naturalisasi

Kemenkumham Dukung PSSI dan Perbasi


Bamsoet Ingatkan Pentingnya Ketahanan Budaya Nusantara

5 jam lalu

Ketua MPR Bambang Soesatyo menjadi keynote speech dalam Mimbar Wawasan Kebangsaan yang diselenggarakan MPR RI dengan Universitas Borobudur di Gedung Parlemen Jakarta, Kamis 19 September 2024. Dok. MPR
Bamsoet Ingatkan Pentingnya Ketahanan Budaya Nusantara

Bamsoet mengatakan, budaya nusantara yang merepresentasikan keberagaman dan kekayaan khasanah nusantara adalah cerminan jati diri dan kepribadian bangsa.