Ali mengatakan pihaknya sudah menyosialisasikan PSU DPD RI kepada masyarakat, baik melalui panitia pemilihan kecamatan (PPK), panitia pemungutan suara (PPS), kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS), maupun bekerja sama dengan berbagai pihak.
Pengurus masjid dan musala di Pariaman juga mengumumkan PSU dan mengajak pemilih memberikan hak suaranya ke TPS hingga beberapa jam sebelum berakhirnya waktu pemilihan.
Bahkan, kata dia, mereka membangun sejumlah TPS semenarik mungkin serta KPPS menyediakan hadiah agar pemilih datang untuk memberikan hak suaranya. Dia menyebutkan partisipasi pemilih di TPS yang menyediakan hadiah lebih tinggi dari TPS lain. "Namun, tentu kami tidak bisa menyediakan hadiah untuk seluruh TPS," ujarnya.
Hasil Pantauan Bawaslu di Pariaman
Sebelumnya, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Pariaman menyebutkan sejumlah faktor penyebab partisipasi pemilih pada PSU di daerah itu rendah.
"Dari pantauan kami hingga pukul 12.00 WIB ke sejumlah TPS, partisipasi pemilih PSU Pemilu Anggota DPD RI di Pariaman jika dibandingkan dengan pemilu pada tanggal 14 Februari 2024 rendah. Yang hadir kurang dari 50 persen dari daftar pemilih tetap," kata Ketua Bawaslu Kota Pariaman Riswan.
Dia menuturkan rendahnya partisipasi pemilih tersebut, selain karena tidak sampainya Formulir C Pemberitahuan Pemilihan kepada pemilih lantaran ada pemilih yang tidak berada di tempat, juga karena pelaksanaan pemungutan hari itu bersifat ulang.
Faktor lainnya, lanjut dia, pelaksanaan PSU di akhir pekan sehingga memengaruhi tingkat partisipasi pemilih.
"Jadi, mungkin saja karena ini bersifat ulang atau mungkin juga hari ini akhir pekan," kata Riswan.
Pilihan editor: Sekjen Gerindra Ungkap Alasan Prabowo Dukung Mantan Dubes Turki di Pilgub NTB