Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gembar-gembor Prabowo-Gibran Buat Kabinet Zaken, Bukan Hal Baru dalam Sejarah Indonesia

image-gnews
Jajaran Menteri Kabinet Djuanda berfoto bersama Presiden Sukarno. Wikipedia
Jajaran Menteri Kabinet Djuanda berfoto bersama Presiden Sukarno. Wikipedia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, mengungkapkan bahwa Prabowo Subianto saat ini sedang mempertimbangkan sejumlah nama untuk masuk dalam kabinetnya. Pengumuman mengenai susunan kabinet tersebut direncanakan setelah Prabowo dilantik sebagai Presiden pada Oktober mendatang. Muzani menjelaskan bahwa Prabowo berencana membentuk kabinet zaken.

Kabinet Zaken ini, menurutnya terdiri dari para ahli di setiap bidang. Meski begitu, ia menegaskan bahwa para ahli ini juga bisa berasal dari partai politik agar tetap relevan dengan jabatan yang akan mereka pegang.

Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Viva Yoga Mauladi, mendukung pernyataan tersebut. Menurutnya, para ahli yang masuk dalam kabinet bisa berasal dari kalangan partai politik, asalkan memiliki kemampuan dan pengalaman yang mumpuni di bidang masing-masing.

Apa itu Zaken Kabinet?

Zaken kabinet adalah jenis kabinet yang susunan menterinya berasal dari kalangan ahli di bidangnya, bukan semata-mata representasi partai politik tertentu. Meski begitu, para ahli tersebut tetap bisa berasal dari partai politik, selama mereka memiliki kompetensi yang memadai. Fungsi utama kabinet zaken adalah menghindari terjadinya tumpang tindih fungsi kabinet, memaksimalkan kinerja para menteri, serta meminimalkan risiko korupsi.

Dalam sejarah Indonesia, zaken kabinet pertama kali muncul pada periode 1957 hingga 1959, saat negara mengalami ketidakstabilan. Menurut situs resmi Kemdikbud, zaken kabinet tersebut adalah Kabinet Djuanda, yang dilantik pada 9 April 1957 dan berakhir pada 5 Juli 1959. Kabinet ini juga dikenal sebagai kabinet extra-parlementer, yang dibentuk tanpa mempertimbangkan jumlah kursi di parlemen.

Kabinet Djuanda ini diberi nama Kabinet Karya (zaken kabinet) sebab tidak berasal dari partai politik serta memiliki dua anggota militer di dalamnya. Kabinet Djuanda berlangsung antara April 1957 hingga Juli 1959. Program kerja kabinet ini antara lain membentuk  suatu Dewan Nasional, normalisasi keadaan negara Republik Indonesia, melanjutkan  pembatalan perjanjian  Konferensi Meja Bundar, memperjuangkan Irian Barat dan mempercepat pembangunan (Kartasasmita 1995: 42).

Kemunculan zaken kabinet pada masa itu tidak terlepas dari pengaruh Manipol USDEK dan menandai peralihan menuju era Demokrasi Terpimpin di bawah kepemimpinan Presiden Sukarno. Pada 21 Februari 1957, Soekarno mengemukakan Konsepsi Presiden, di mana ia menyatakan bahwa Demokrasi Liberal tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia. Sebagai gantinya, ia mengusulkan sistem Demokrasi Terpimpin, yang berlandaskan pada sila keempat Pancasila.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagian dari Konsepsi Presiden ini mencakup pembentukan Kabinet Djuanda, yang dirancang oleh Soekarno sendiri. Kabinet ini terbukti cukup efektif dalam menjalankan tugasnya, salah satunya melalui Deklarasi Djuanda yang mempertegas wilayah perairan Indonesia. 

Meskipun Kabinet Djuanda terkenal sebagai zaken kabinet, sebenarnya konsep ini sudah diterapkan sebelumnya dalam Kabinet Natsir, yang menjabat dari 6 September 1950 hingga 21 Maret 1951, ketika para menteri yang duduk di kabinet tersebut juga terdiri dari para ahli non-politisi.

Pembentukan zaken kabinet tidak berarti menyingkirkan peran partai politik dari pemerintahan. Partai politik tetap memegang peran penting dalam sistem demokrasi modern, dan diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif dalam pengelolaan negara. 

Namun, zaken kabinet diyakini lebih fokus pada kepentingan rakyat ketimbang kepentingan partai. Kabinet berbasis politik sering kali menghadapi risiko konflik kepentingan, di mana menteri tidak hanya bertugas sebagai pelayan publik tetapi juga harus memenuhi kepentingan partainya.

MICHELLE GABRIELA I ANANDA RIDHO SULISTYA | HENDRIK YAPUTRA | ANDI ADAM FATURAHMAN | ANTARA

Pilihan Editor: PDIP Beri Sinyal Dukung Pemerintahan Prabowo dan Apresiasi Kabinet Zaken

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kesiapan BKKBN Ketika Pemerintahan Prabowo Bentuk Kementerian Kependudukan

1 jam lalu

Wakil Presiden Ma'ruf Amin berjalan usai memberikan pengarahan dalam Rakernas Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2024 di Auditorium BKKBN, Kompleks Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis 25 April 2024. Wapres mengingatkan kepada seluruh kementerian dan lembaga terkait bahwa target prevalensi stunting sebesar 14 persen yang ada pada RPJMN 2020-2024 akan segera dievaluasi dan memberikan instruksi agar sejumlah program yang berjalan selama ini turut dievaluasi karena capaian penurunan stunting semakin melambat dalam dua tahun terakhir. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Kesiapan BKKBN Ketika Pemerintahan Prabowo Bentuk Kementerian Kependudukan

BKKBN bersiap ketika pemerintahan Prabowo membentuk Kementerian Kependudukan. Kementerian ini merupakan pecahan dari Kementerian Dalam Negeri.


Menpan RB Tak Bisa Jamin ASN Pindah ke IKN sebelum Pelantikan Prabowo

8 jam lalu

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPANRB) Abdullah Azwar Anas saat ditemui usai Rapat Koordinasi Tim Nasional OECD dan peluncuran Portal Aksesi OECD di gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat pada Kamis, 3 Oktober 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Menpan RB Tak Bisa Jamin ASN Pindah ke IKN sebelum Pelantikan Prabowo

Sampai September 2024, belum ada kepastian dari pemerintah mengenai pemindahan ASN ke IKN.


Puan Maharani Sebut Pertemuan Megawati-Prabowo Akan Terealisasi Secepatnya

10 jam lalu

Ketua DPR RI 2024-2029 Puan Maharani menerima palu sidang usai diambil sumpah jabatannya di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 1 Oktober 2024. Rapat Paripurna tersebut menetapkan Puan Maharani sebagai Ketua DPR RI periode 2024-2029 dan Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir, Sufmi Dasco Ahmad, Saan Mustopa, dan Cucun Ahmad Syamsurizal. TEMPO/M Taufan Rengganis
Puan Maharani Sebut Pertemuan Megawati-Prabowo Akan Terealisasi Secepatnya

Puan Maharani memberi sinyal pertemuan Megawati Soekarnputri dan Prabowo Subianto pada pertengahan Oktober ini.


Hashim Djojohadikusumo Sebut Prabowo Tidak Akan Mendadak Naikkan Utang Negara

10 jam lalu

Hashim Djojohadikusumo. Dok. Arsari Group
Hashim Djojohadikusumo Sebut Prabowo Tidak Akan Mendadak Naikkan Utang Negara

Hashim Djojohadikusumo menyatakan pemerintah akan menaikkan rasio utang secara perlahan 1 sampai 2 persen per-tahun.


Catatan Pengamat Pendidikan untuk Pemerintahan Prabowo: Pemerataan Akses Harus Jadi Prioritas

10 jam lalu

Ilustrasi pendidikan di sekolah.
Catatan Pengamat Pendidikan untuk Pemerintahan Prabowo: Pemerataan Akses Harus Jadi Prioritas

Besarnya peran swasta membuat biaya pendidikan melambung tinggi.


Jokowi Ditengarai Mengusulkan Sejumlah Nama Jadi Calon Menteri Prabowo

11 jam lalu

Presiden Joko Widodo bersama Menhan yang juga Presiden Terpilih Prabowo Subianto tiba dilokasi acara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta, Selasa 1 Oktober 2024. TEMPO/Subekti.
Jokowi Ditengarai Mengusulkan Sejumlah Nama Jadi Calon Menteri Prabowo

Presiden Jokowi disebut-sebut menyorongkan sejumlah nama sebagai menteri untuk mengisi kabinet Prabowo. Mulai Bahlil hingga Pratikno.


Dosen Fisipol UGM Soal Komposisi Parpol di DPR Nyaris Tanpa Oposisi: Potensi Mematikan Demokrasi

11 jam lalu

Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM, Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia. Foto: TEMPO/Rachel Farahdiba Regar
Dosen Fisipol UGM Soal Komposisi Parpol di DPR Nyaris Tanpa Oposisi: Potensi Mematikan Demokrasi

Dosen Fisipol UGM Alfath Indonesia menyoroti komposisi DPR saat ini. "Pemimpin dan penguasa yang tidak diawasi, mereka bisa abuse of power," katanya.


Pasukan Bawah Tanah Jokowi Disebut Salah Kaprah karena Sebut Gibran Lambang Negara

12 jam lalu

Sekretaris Jenderal relawan Pasukan Bawah Tanah (Pasbata) Jokowi, Sri Kuntoro Budiyanto, melaporkan Roy Suryo ke Bareskrim Mabes Polri pada Jumat, 27 September 2024. TEMPO/Dian Rahma Fika Alnina
Pasukan Bawah Tanah Jokowi Disebut Salah Kaprah karena Sebut Gibran Lambang Negara

Ternyata masih banyak pihak yang salah kaprah anggap Presiden dan Wakil Presiden sebagai lambang negara. Terakhir disebut Pasukan Bawah Tanah Jokowi.


Masuk Bursa Kabinet Prabowo, Azwar Anas: Saya Belum Tahu

12 jam lalu

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPANRB) Abdullah Azwar Anas saat ditemui usai Rapat Koordinasi Tim Nasional OECD dan peluncuran Portal Aksesi OECD di gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat pada Kamis, 3 Oktober 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Masuk Bursa Kabinet Prabowo, Azwar Anas: Saya Belum Tahu

Menpan RB Azwar Anas merespons kabar ia masuk bursa Kabinet Prabowo dari PDIP.


Program Prabowo Bangun 3 Juta Rumah, Hashim: Termasuk Renovasi Rumah Tidak Layak Huni

13 jam lalu

Komisaris Utama Arsari Tambang, Hashim Djojohadikusumo saat groundbreaking PT Stania di Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Jumat, 10 Mei 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Program Prabowo Bangun 3 Juta Rumah, Hashim: Termasuk Renovasi Rumah Tidak Layak Huni

Hashim Djojohadikusumo mengatakan program Prabowo membangun 3 juta hunian tidak hanya membangun rumah baru tapi juga renovasi rumah tak layak huni