"Dengan demikian kebijakan yang dikeluarkan akan jadi yang terbaik karena memperoleh feedback dari oposisi," kata Bawono.
Di sisi lain, kata dia, PKS seharusnya memiliki sikap malu karena selama kampanye Pilpres 2024 kerap mengkritik Prabowo-Gibran. "Kalau PKS bergabung dengan pemerintahan ini, apakah PKS tidak punya rasa malu pada publik dan konstituen mereka?" ujarnya.
5. Dosen Fakultas Filsafat UGM Agus Wahyudi: Demokrasi Membutuhkan Partai Oposisi
Dosen Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) Agus Wahyudi menyebutkan pentingnya keberadaan partai-partai politik yang seimbang antara partai penguasa dan partai oposisi.
“Demokrasi bukan semata-mata mayoritarianisme, bahwa suara mayoritas yang harus kuat dan selalu menang, tetapi justru sebaliknya, demokrasi membutuhkan partai oposisi untuk dapat mengawal dan mengarahkan pada pencapaian prinsip dan kebijakan dalam hidup bersama,” ujar Agus saat dihubungi Tempo, Ahad, 28 April 2024.
Dia menuturkan partai oposisi harus ada supaya pemerintah tidak lengah dan bisa terus dikontrol, terhindar dari kesewenang-wenangan dan penyalahgunaan kekuasaan. Bahkan, kata dia, demokrasi harus menjunjung tinggi dan menghormati kelompok minoritas. Dalam Hal ini, minoritas bukan saja harus diakui tetapi juga mendapatkan tempat penting dalam proses pengambilan keputusan demokratik.
“Jika partai-partai yang ada sekarang semuanya merapat ke pemerintah dan tidak ada yang menjalankan fungsi oposisi dan pengawasan, demokrasi kita mengalami kemerosotan lebih jauh,” kata dia.
Agus mengatakan sudah saatnya partai oposisi mendapatkan pengakuan resmi dan mungkin dukungan anggaran. Atau, jika tidak, mendapatkan keleluasaan menjalankan peran dan fungsinya sebagai partai oposisi.
YOHANES MAHARSO JOHARSOYO | DEFARA DHANYA PARAMITHA | SUKMA KANTHI NURANI | ANTARA
Pilihan editor: Arab Saudi Terbitkan Smart Card untuk Jemaah Haji Mulai Tahun Ini, Apa Itu?