TEMPO.CO, Jakarta - Istilah politik drakor kembali mencuat setelah calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP, Ganjar Pranowo, menyinggungnya dalam pidato selepas penetapan nomor urut capres-cawapres di Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Selasa malam, 14 November 2023.
Istilah politik drama dimunculkan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat memberikan sambutan saat HUT ke-59 Partai Golkar, pada Senin, 6 November 2023. Jokowi mengatakan dirinya telah melihat banyak drama ibarat sinetron, alih-alih pertarungan ide dan gagasan yang diutarakan oleh para masing-masing peserta menjelang pelaksanaan Pilpres 2024.
“Yang saya lihat akhir-akhir ini adalah terlalu banyak dramanya, terlalu banyak sinetronnya, sinetron yang kita lihat,” kata Jokowi. “Mestinya kan pertarungan gagasan, pertarungan ide, bukan pertarungan perasaan. Kalau yang terjadi pertarungan perasaan repot semua kita.”
Namun begitu, Jokowi tak secara gamblang menjelaskan konteks dirinya melihat drama dan sinetron jelang Pilpres 2024 itu serta pihak mana yang dimaksud. “Tidak usah saya teruskan karena nanti ke mana-mana,” kata Jokowi yang disambut tepuk tangan para tamu undangan.
Di sisi lain, Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, mengatakan sindiran Jokowi terhadap praktik politikus yang banyak drama itu ditujukan kepada PDIP. Menurut Ujang, sindiran tersebut tepatnya ditujukan kepada Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto atas pernyataannya soal sakit hati karena ditinggal presiden Jokowi dan politikus PDIP Masinton Pasaribu yang berupaya mengajukan Hak Angket.
“Soal baperan itu ditujukan kepada PDIP karena ditinggal Jokowi,” kata Ujang saat dihubungi, Selasa, 7 November 2023. “Ini sangat jelas dan clear, arahnya ke sana.” Menurut dia, politik saling sindir seperti ini adalah fenomena lumrah terjadi saat kawan lama berseberangan pilihan.
Ketika Presiden Jokowi menjadi kader PDIP, kata Ujang, mereka saling akrab hingga menang dua kali dalam pemilihan presiden 2014 dan 2019. Namun, saat Presiden Jokowi ditengarai mendukung calon presiden bukan dari PDIP, menurut Ujang, sekarang Jokowi menjadi lawan politik PDIP. “Kita juga harus melihat kebatinan dari PDIP karena terluka karena Jokowi mendukung calon presiden lain,” kata dia.
IHSAN RELIUBUN | ADIL AL HASAN | TIKA AYU
Pilihan Editor: Ganjar Singgung Politik Drakor, Ini Ragam Tanggapan Kubu Prabowo-Gibran