TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan perubahan posisi tiga besar nama calon presiden 2024, yakni Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto. Dalam survei yang digelar Februari 2023 itu, elektabilitas Anies mengalami penurunan ke peringkat ketiga dan disalib Prabowo yang naik ke peringkat kedua, serta Ganjar yang tetap di posisi pertama.
Penurunan elektabilitas dialami Anies meski mendapat momentum dukungan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat yang menandatangani Piagam Kerja Sama Koalisi Perubahan. Sementara Prabowo Subianto yang sempat diprediksi bakal tersepak dari tiga besar capres, justru merangsek naik ke posisi kedua.
"Suasana ketidakpastian ini yang akan terus kita dapatkan sampai bulan September 2023 pas pendaftaran (capres ke KPU)," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam paparannya, Ahad, 26 Maret 2023.
Ganjar tetap unggul dalam berbagai simulasi
Dalam berbagai simulasi nama capres, nama Ganjar Pranowo selalu berada di posisi pertama. Misalnya pada simulasi 34 nama calon, nama Ganjar mendapatkan 30,8 persen suara, lalu dalam simulasi 19 nama calon, Ganjar masih posisi teratas dengan 30,8 persen suara, dan dalam simulasi 10 capres, Ganjar juga masih di posisi satu dengan 30,7 persen suara.
Begitu pun dalam skenario 3 calon presiden, lagi-lagi Ganjar unggul dengan 36,8 persen suara. “Pak Prabowo di posisi kedua, disusul Anies Baswedan,” kata Burhanuddin.
Di saat posisi Ganjar tidak tergoyahkan, persaingan sengit elektabilitas terjadi di posisi kedua dan ketiga antara Anies Baswedan dengan Prabowo Subianto. Meski begitu, Burhanuddin memastikan posisi tiga besar capres ini tidak akan tergantikan hingga Pilpres 2024 digelar.
"Top 3 sulit digeser karena mereka punya kedikenalan besar dan punya basis geografis besar," kata Burhanuddin.
Selanjutnya, elektabilitas Prabowo naik akibat endorsement Jokowi