Desakan itu direspon sebaliknya oleh salah satu anggota rombongan, Kombes Susanto. "Tidak bu, ibu jangan memojokkan kami katanya," ucap Rosti menirukan ucapan Kombes Susanto yang ikut bersama Hendra Kurniawan.
"Kenapa saya memojokkan bapak? Saya bilang begitu kepada Kombes Susanto, kenapa? Kalau memang bapak tak mau mendengar kami bicara, harus bapak yang kami dengar bapak bicara, silahkan keluar, saya bilang begitu. Tidak perlu banyak bicara di sini, saya sudah kehilangan anak, saya sudah berduka. Ngomong, bicara sesuai bukti, itu yang saya katakan saat itu," kata Rosti saat pertemuan itu.
Mendapatkan pengusiran, Rosti Simanjuntak menyatakan bahwa rombongan Hendra langsung balik kanan. Namun, pada saat malam harinya Rosti menduga handphone miliknya beserta keluarga yang lain mengalami peretasan.
"Mereka keringat jagung langsung keluar, karena saya bilang juga. Komunikasi saya dengan anaku ada di hp. Sekarang hp anaku tunjukan, langsung malamnya diretas semua hp kami. Nah itu, yang kami tambahkan dengan kehadiran rombongan Hendra Kurniawan," ujarnya.
Kunjungan Hendra Kurniawan dipermasalahkan
Kunjungan Hendra Kurniawan ke Jambi ini pun menjadi salah satu cerita sendiri dalam rangkaian kasus kematian Brigadir J. Indonesia Police Watch (IPW) mencurigai Hendra menerima gratifikasi atas penggunaan jet pribadi yang ditumpanginya.
Berdasarkan penelusuran IPW, jet pribadi itu milik pengusaha Robert Priantono Bonosusatya yang disebut termasuk ke dalam jaringan Konsorsium 303. Konsorsium judi online itu disebut dibekingi oleh Ferdy Sambo cs. Robert membantah memiliki atau pun meminjamkan jet pribadi itu kepada Hendra. Meskipun demikian, dia mengaku mengenal mantan Kepala Biro Paminal Polri itu sejak lama. Sementara untuk kasus jet pribadi ini, polisi tengah menelusurinya. Namun hingga saat ini tak ada kabar sejauh mana penyelidikannya.