Letkol Untung merupakan perwira menengah yang cemerlang. Ia diterjunkan di berbagai medan operasi. Mulai operasi penumpasan pemberontakan PRRI di Sumatera Barat pada 1958. Lalu diterjunkan dalam opereasi Trikora yang membawanya meraih penghargaan Bintang Sakti dari Presiden Sukarno.
Selain Untung, satu perwira lain yang juga mendapat Bintang Sakti adalah BennyMoerdani yang kemudian menjadi jenderal penting dalam sejarah TNI di era Orde Baru, dan menjadi Panglima ABRI.
Pada pertengahan 1964, Untung kemudian menjadi anggota Tjakrabirawa yang ditempatkan oleh Soeharto bersama dua kompi Banteng Raiders, yakni sebuah batalyon infanteri raider TNI yang dikenal sebagai satuan elit setingkat pasukan komando (pasukan khusus) di jajaran Kodam IV Diponegoro.
Di sinilah karier Untung semakin dekat dengan pusaran politik nasional. Soeharto sebagai pemimpin Kostrad saat itu, merekomendasikan batalion mana saja yang diambil menjadi Tjakrabirawa.
Menurut mantan menteri Luar Negeri Soebandrio, Soeharto terlibat dalam peristiwa G30S dengan mengirim bantuan pasukan untuk memberikan dukungan kepada Untung menangkap Dewan Jenderal.
Perintah Soeharto tersebut terekam dalam telegram Nomor T.220/9 pada 15 September 1965 dan mengulanginya dengan radiogram Nomor T.239/9 pada 21 September 1965 kepada Yon 530 Brawijaya, Jawa Timur, dan Yon 454 Banteng Raiders Diponegoro, Jawa Tengah.
Kesatuan itu diperintahkan datang ke Jakarta untuk defile Hari Angkatan Bersenjata pada 5 Oktober. Namun, anehnya pasukan tersebut membawa peralatan siap tempur dengan peluru tajam.
Bekas Kepala Staf Angkatan Udara di era Presiden Sukarno Laksamana Punawirawan Omar Dhani, mengatakan pasukan tersebut menyalahi aturan militer, “Aneh, masak untuk defile prajurit mesti membawa peluru tajam. Semestinya tidak begitu, ada mekanismenya kalau di militer,” katanya.
Setelah G30S meletus dan gagal dalam operasinya, Untung melarikan diri dan menghilang beberapa bulan lamanya. Namun kemudian Untung berhasil ditangkap secara tidak sengaja oleh dua orang anggota Armed Brebes, Jawa Tengah. Ketika tertangkap, ia tidak mengaku bernama Untung.
Anggota Armed yang menangkapnya pun tidak menyangka bahwa telah menangkap pimpinan operasi G30S. Setelah menjalani pemeriksaan di markas CPM Tegal, barulah diketahui bahwa yang bersangkutan bernama Untung, Letkol Untung pemimpin operasi G30S. Setelah melalui sidang Mahmilub yang kilat, Untung kemudian dieksekusi di Cimahi, Jawa Barat pada tahun 1966,
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca juga: Membaca Tragedi G30S dari Berbagai Versi Buku-buku