TEMPO.CO, Jakarta - UPN Veteran Jawa Timur melakukan pengawasan ketat kepada para peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dalam Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) 2024. Hal itu dilakukan sebagai upaya mencegah sindikat joki maupun kecurangan lain dalam ujian tersebut.
“UTBK sangat rentan terjadi kecurangan, bahkan sebelumnya pernah ditemukan dan kita ungkap sindikat joki disini. untuk itu kita buat SOP ketat agar kejadian itu tidak sampai terjadi,” ungkap Wakil Rektor bidang 1 UPN Veteran Jawa Timur Euis Nurul Hidayah dilansir dari situs UPN Jawa Timur pada Senin, 6 Mei 2024.
Euis menjelaskan untuk mencegah adanya sindikat joki dan mengantisipasi terjadinya kecurangan, pihaknya telah menyusun Standard Operasional Prosedur (SOP) yang dijalankan mulai peserta datang hingga masuk di ruang ujian.
“Ketika mereka datang, langsung dikumpulkan dalam ruang transit untuk dilakukan pencocokan identitas seperti KTP dan surat keterangan dari sekolah dengan kartu kepesertaan pendaftaran UTBK," kata Euis.
Euis menambahkan langkah pencocokan dan verifikasi data dilakukan untuk mencegah sindikat perjokian. Setelah memastikan identitas peserta sama dengan data kepesertaan, pengawas akan mengecek semua barang bawaan peserta seperti tas, dompet, segala asessoris dan sebagainya, termasuk device hanphone untuk untuk disimpan dalam tas masing-masing peserta.
“Semua barang bawaan kami persilahkan disimpan di tas masing-masing dan kita kunci menggunakan kabel ties. Selanjutnya peserta akan diarahkan menuju ruang tes,” jelas koordinator pelaksana UTBK UPN Veteran Jawa Timur, Tresna Maulana.
Ketika masuk ruang tes, peserta wajib melepas sepatu dan dilakukan pemeriksaan body check dengan metal detector. Menurut Tresna, pemeriksaan body check dengan metal detector dilakukan sebagai langkah antisipasi adanya perangkat yang disimpan di tempat-tempat tertentu.
“Jika ada yang mencurigakan langsung kami lakukan body check secara manual,” jelasnya.
Sejauh ini pihaknya belum menemukan kasus joki dan kecurangan. Namun, pengawasan ketat tetap dilakukan agar kejadian itu tidak terjadi lagi. “kami belajar dari kasus sebelumnya baik yang ditemukan di UPN Veteran Jatim maupun kasus-kasus yang ditemukan di kampus lain, sehingga segala kemungkinan kami coba antisipasi” pungkas Tresna.
Pilihan Editor: Gerindra Ungkap Ada Pihak Klaim Kerja Relawan Ingin Dapat Jabatan: Toxic yang Sesungguhnya