Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Siapa Dalang di Balik Peristiwa G30S?

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Pangkostrad Mayjen Soeharto, yang kemudian menjadi presiden pada pemerintahan Orde Baru, pasca-peristiwa G30S. ARSIP NASIONAL
Pangkostrad Mayjen Soeharto, yang kemudian menjadi presiden pada pemerintahan Orde Baru, pasca-peristiwa G30S. ARSIP NASIONAL
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Memasuki pengujung September, masyarakat Indonesia akan selalu diingatkan perihal peristiwa Gerakan 30 September atau G30S—berdasarkan literatur Orde Baru, nama tersebut ditambah menjadi G30S/PKI. Peristiwa tersebut menyisakan luka bagi sejarah bangsa Indonesia sendiri.

Selain pembunuhan jenderal, peristiwa tersebut juga membunuh jiwa-jiwa masyarakat Indonesia yang diduga berafiliasi dengan PKI (Partai Komunis Indonesia). New York Times pada Mei 1966 menuliskan jumlah korban tewas mencapai 300 ribu orang. New York Times beberapa bulan kemudian, seperti dipaparkan buku Dalih Pembunuhan Massal, kembali menyelidiki dan menyimpulkan jumlah korban mati seluruhnya lebih dari setengah juta orang.

Selain jumlah korban yang sudah dipaparkan sebelumnya, hal yang masih menjadi tanda tanya hingga saat ini adalah siapa dalang terjadinya peristiwa tersebut. Dari berbagai penelitian setidaknya terdapat lima versi dalang terjadinya peristiwa tersebut. Mulai dari PKI, konflik internal angkatan darat, Soekarno, Soeharto, hingga unsur asing seperti CIA (Badan Intelijen Amerika Serikat).

1. PKI

Versi ini hadir setelah rezim Orde Baru berkuasa pasca peristiwa tersebut. Hal ini termaktub di dalam buku Tragedi Nasional Percobaan Kup G30S/PKI di Indonesia (1968) karya Nugroho Notosusanto dan Ismael Saleh. Dalam buku tersebut menjelaskan bahwa ketika itu PKI ingin membuat negara Indonesia berideologi komunisme.

Nugroho juga ikut menyunting buku Sejarah Nasional Indonesia yang dikeluarkan oleh Sekretariat Negara. Buku tersebut akhirnya menjadi rujukan untuk pembelajaran di sekolah. Dalam buku ini pula kata PKI ditambahkan setelah kata G30S. Hal itu yang menjadi propaganda rezim Orde Baru untuk menyatakan bahwa PKI-lah satu-satunya dalang di balik peristiwa tersebut.

2. Konflik Internal Angkatan Darat

Berdasarkan lipi.go.id, beberapa teori menyebutkan bahwa perwira Angkatan Darat ditambah satu-dua orang dari angkatan lain juga terlibat dalam aksi tersebut. Mereka bersekongkol dengan segelintir anggota Biro Khusus PKI untuk menculik beberapa perwira tinggi yang ditengarai anggota Dewan Jenderal yang akan melakukan kudeta 5 Oktober 1965.

Sejarawan Harold Crouch dalam Army and Politics in Indonesia (1978) mengatakan, menjelang tahun 1965, kubu Angkatan Darat terbagi menjadi dua fraksi. Walaupun kedua fraksi ini memiliki kesamaan sikap anti-PKI, namun keduanya bersebrangan dalam menghadapi Sukarno.

3. Sukarno

Terdapat beberapa buku yang menyebutkan bahwa salah satu The Foundung Father ini terlibat dalam peristiwa tersebut. Adapun buku-buku tersebut yaitu Anatomy of Jakarta Coup, October 1, 1965 (2004) karya Victor M. Vic, Antonie C.A. Dake dalam The Sukarno File, 1965-1967: Chronology of Defeat (2006), dan Pembeantaian yang Ditutup-tutupi, Peristiwa Fatal di Sekitar Kejatuhan Bung Karno karya Lambert Giebels.

Buku-buku tersebut mengarah pada de-Soekarnoisasi yaitu menjadikan Presiden RI pertama sebagai dalang pembunuhan G30S dan bertanggung jawab atas dampak kejadian tersebut. Soekarno tidak mau mengutuk PKI dan karena itu diartikan mendukung pelaku kudeta.

4. Soeharto

Soebandrio dalam jurnalnya Kesaksianku tentang G30S (2000) menuliskan, bahwa sejumlah pihak menduga Soeharto sempat bertemu dengan Latief dan Letkol Untung, pemimpin aksi penculikan perwira militer.

Ketika itu Latief mengungkapkan rencana kudeta Presiden Sukarno, namun Soeharto tidak menggagalkannya dan justru membiarkan hal tersebut. Selain itu Soeharto juga tidak memberitahu kejadian tersebut kepada Jenderal AH. Nasution.

5. CIA

Memasuki era 1960-an, perang tidak lagi dilakukan secara terang-terangan dengan menenteng senjata. Di era tersebut perang dilakukan dengan pemikiran yang menghasilkan buah-buah ideologi. Hal inilah yang menjadi pemicu Amerika Serikat melalui CIA diduga terlibat dalam peristiwa ini.

Ketika itu Inggris, Jepang, dan Australia tidak ingin Indonesia jatuh ke tangan negara-negara yang berporos dengan ideologi tersebut. Selain itu, Uni Soviet yang trurut membantu Indonesia dalam pembebasan Irian Barat juga membuat Amerika Serikat cemburu dengan hal tersebut.

GERIN RIO PRANATA

Baca juga: Tiga Versi Cerita G30S Ini Memiliki Dalang yang Berbeda-Beda

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kaesang Mengaku Tak Paham Orde Baru, Ini Pasang Surut Kondisi Ekonomi pada Zaman Soeharto

11 jam lalu

Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep saat menggelar Kick of Pemenangan Pemilu 2024 di DPP PSI Pusat, Jakarta, Jumat, 24 November 2023. Jelang masa kampanye Kaesang memberi arahan kepada caleg PSI menggunakan cara dor to dor hingga pemasangan baliho, dia juga menargetkan partainya lolos parliamentary threshold sebesar 4 persen suara nasional untuk bisa masuk DPR RI. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Kaesang Mengaku Tak Paham Orde Baru, Ini Pasang Surut Kondisi Ekonomi pada Zaman Soeharto

Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep tengah viral dibicarakan di media sosial X karena mengaku tak tahu-menahu soal Orde Baru.


Setelah Kampanye di Marauke, Ganjar Pranowo Berkunjung ke Rumah Soekarno di NTT

5 hari lalu

Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyampaikan pesan saat mendatangi kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat dalam acara dialog pers, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis, 30 November 2023. Pada dialognya Ganjar ingin mengedukasi masyarakat untuk memilah berita dari media yang sumbernya dapat dipercaya serta tidak mudah percaya pada berita dari media sosial karena tidak memiliki aturan yang jelas. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Setelah Kampanye di Marauke, Ganjar Pranowo Berkunjung ke Rumah Soekarno di NTT

Setelah Kampanye di Marauke, Ganjar Pranowo Berkunjung ke Rumah Soekarno di NTT


67 Tahun Lalu Bung Hatta dan Sukarno Pecah Kongsi, Begini Isi Surat Pengunduran Diri sebagai Wapres

6 hari lalu

Presiden pertama RI, Sukarno (kiri) didampingi Wakil Presiden Mohammad Hatta, memberikan hormat saat tiba di Jalan Asia Afrika yang menjadi Historical Walk dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Dok. Museum KAA
67 Tahun Lalu Bung Hatta dan Sukarno Pecah Kongsi, Begini Isi Surat Pengunduran Diri sebagai Wapres

Bung Hatta mengundurkan diri sebagai wapres. Ini bunyi surat pengunduran dirinya, 67 tahun lalu, sebagai bukti pecah kongsi dengan Sukarno.


Berperan Sebagai Soekarno di Hamka & Siti Raham Vol. 2, Ini Kata Anjasmara

6 hari lalu

Poster resmi film Hamka & Siti Raham Vol. 2. Dok. Falcon Pictures.
Berperan Sebagai Soekarno di Hamka & Siti Raham Vol. 2, Ini Kata Anjasmara

Sudah empat kali berperan sebagai Soekarno, Anjasmara mengaku tak kesulitan kembali memerankan tokoh tersebut di film Hamka & Siti Raham Vol. 2.


52 Tahun Korpri, Terbentuknya Korps Pegawai Republik Indonesia dan 5 Janji yang Harus Ditaati

6 hari lalu

Presiden Joko Widodo menghadiri pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) 2023 di Jakarta, Selasa 3 Oktober 2023. Rakernas Korpri ini bertepatan dengan pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) ASN menjadi undang-undang (UU) di rapat paripurna DPR yang digelar hari ini. Adapun Rakernas Korpri ini mengambil tema
52 Tahun Korpri, Terbentuknya Korps Pegawai Republik Indonesia dan 5 Janji yang Harus Ditaati

Korpri atau Korps Pegawai Republik Indonesia berusia 52 tahun. Berikut isi 5 janji yang harus dipatuhi anggota Korpri di seluruh Indonesia.


Hamas Bersedia Perpanjang Gencatan Senjata Selama Empat Hari Lagi

8 hari lalu

Reaksi orang-orang setelah pembebasan tahanan Palestina di tengah kesepakatan pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel, di Ramallah di Tepi Barat yang diduduki Israel, 28 November 2023. REUTERS/Ammar Awad
Hamas Bersedia Perpanjang Gencatan Senjata Selama Empat Hari Lagi

Sebuah sumber yang dekat dengan Hamas mengatakan bahwa gerakan tersebut bersedia memperpanjang gencatan senjata Gaza selama empat hari ke depan


Bos CIA dan Mossad Bertemu PM Qatar untuk Perpanjangan Gencatan Senjata

8 hari lalu

Tentara Israel berjaga-jaga, ketika seorang wanita Palestina mendorong seorang anak di kursi roda, sementara orang-orang yang melarikan diri dari Gaza utara bergerak ke selatan selama gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas, dekat Kota Gaza, 27 November 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Bos CIA dan Mossad Bertemu PM Qatar untuk Perpanjangan Gencatan Senjata

Bos CIA dan Mossad Israel bertemu dengan perdana menteri Qatar di Doha untuk membahas perpanjangan dua hari gencatan senjata antara Israel dan Hamas.


Deklarasikan Dukung Anies-Cak Imin di Pilpres 2024, Ini Profil Organisasi Pemuda Pancasila

9 hari lalu

Gubernur DKI Anies Baswedan bersama Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila (PP) Japto Soelistyo Soerjosoemarno memberikan keterangan pers usai peresmian gedung baru Pemuda Pancasila di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 1 Oktober 2022. Tempo/Mutia Yuantisya
Deklarasikan Dukung Anies-Cak Imin di Pilpres 2024, Ini Profil Organisasi Pemuda Pancasila

Pemuda Pancasila deklarasikan dukungan ke pasangan nomor 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di Pilpres 2024. Ini profil ormas itu.


Prabowo Bicara Mobil dan Motor Buatan Indonesia, Begini Jejak Mobil Nasional Era Sukarno, Soeharto, hingga Jokowi

17 hari lalu

Foto arsip Joko Widodo saat menguji mobil
Prabowo Bicara Mobil dan Motor Buatan Indonesia, Begini Jejak Mobil Nasional Era Sukarno, Soeharto, hingga Jokowi

Prabowo Subianto berjanji akan membuat mobil nasional jika terpilih. Mobnas sejak era Sukarno, Soeharto, hingga Jokowi sebut mobil Esemka.


Jusuf Kalla Wanti-wanti soal Stabilitas Politik dan Ekonomi: Demokrasi Hilang kalau Dua Krisis Terjadi Bersamaan

21 hari lalu

Mantan Wapres Jusuf Kalla saat melakukan wawancara khusus dengan Tempo di kediamannya yang berada di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, 2 Februari 2023. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Jusuf Kalla Wanti-wanti soal Stabilitas Politik dan Ekonomi: Demokrasi Hilang kalau Dua Krisis Terjadi Bersamaan

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menggarisbawahi pentingnya upaya pemerintah menjaga stabilitas politik dan ekonomi.