Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Membaca Tragedi G30S dari Berbagai Versi Buku-buku

Reporter

image-gnews
Salim Said. TEMPO/Zulkarnain
Salim Said. TEMPO/Zulkarnain
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ingat dengan Gerakan 30 September atau G30S? Banyak buku dalam beragam versi diterbitkan terkait peristiwa G30S itu. Buku tersebut di antaranya Gestapu 65 PKI, Bung Karno Nawaksara dan G30S, Kudeta 1 Oktober 1965, Menangkal Kebangkitan PKI, Kabut G30S, Pleidoi Kolonel A Latif dan masih ada yang lainnya. Berikut 2 diantara sekian banyak buku yang bisa dibaca untuk mengingat kembali peristiwa tersebut.

1. Gestapu 65 PKI, Aidit, Sukarno, dan Soeharto

Buku karya Salim Said ini merupakan kumpulan dari 26 artikel. Tiap artikel memuat apa saja peran yang dilakukan para tokoh dalam peristiwa Gestapu, baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung. Buku ini terdiri dari 212 halaman dan telah diterbitkan pada 2018. 

Melansir dari sejarah-tni.mil.id menariknya, peristiwa Gestapu ini dipimpin oleh orang yang tidak memiliki pengalaman dalam operasi militer, ialah Syam Kamaruzaman seorang warga sipil. Padahal PKI punya Perwira Berpikiran Maju yakni Brigjen TNI Suparjo, Kolonel Inf Abdul Latip dan Letkol untung yang merupakan tokoh militer. Sebab hal ini muncul perspektif bahwa Gestapu memang dirancang untuk gagal.

Dibalik peristiwa Gestapu, Presiden Sukarna adalah tokoh yang berperan penting. Diketahui bahwa Jenderal Ahmad Yani adalah pengikut setia Sukarno. Namun karena Jendral Ahmad Yani menolak Nasakom yang merupakan ajaran Sukarno, maka Bung Karno tidak lagi menyukai Jenderal Yani.

Buktinya Presiden Sukarno ingin menyingkirkan Jendral Yani dengan cara didaulat, lalu Mayjen Reksosamudro menggantikan posisinya. Namun yang terjadi justru Jenderal Yani dan beberapa perwira TNI diculik dan dibantai.

Padahal rencana penculikan tersebut diketahui Mayjen Soeharto selaku Panglima Kostrad. Ini diketahuinya berdasarkan atas laporan dari Kolonel Latif pada 30 September 1965 yang mengatakan akan ada rencana penculikan. Namun Soeharto memahami kata penculikan sebagai arti dari didaulat. Karena bukan ranah kekuasaanya, ia pun bersikap acuh. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

2. Bung Karno, Nawaksara, dan G30S

Buku ini terdiri dari 135 halaman dan telah dicetak pada tahun 2017. Dilansir dari opac.perpusnas.go.id buku ini menceritakan bagaimana peristiwa yang terjadi pada 1965 yang sampai saat ini masih menyimpan teka-teki.

Meskipun fakta bahwa di culiknya para jenderal kemudian dibalas dengan pembantaian terhadap keluarga dan simpatisan PKI sudah jelas, namun masih ada misteri yang mengganjal pemikiran. Salah satunya ialah siapa yang kiranya menjadi dalang dibalik kelompok perwira progresif revolusioner yang mebunuh jenderal-jenderal AD.

Lebih lanjut dalam buku ini dijelaskan muncul banyak versi siapa otak dibalik gerakan 30 September 1965 atau G30S. Dimuat juga kumpulan pernyataan resmi dari Sukarno terkait G30S serta pernyataan yang disampaikan secara informal.

PUSPITA AMANDA SARI

Baca: Peringati G30S, FPI dan PA 212 Instruksikan Anggotanya Nonton Film PKI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

2 hari lalu

Letjen Soeharto (kiri), Soekarno, Sultang Hamengku Buwono IX, dan Adam Malik pada rapat Kabinet Ampera1, 25 Juli 1966. Dok. Rusdi Husein
Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

Naiknya Soeharto sebagai presiden menggantikan Sukarno berawal dari kemelut politik yang rumit pasca peristiwa G30S


Hari Ini 56 Tahun Lalu, Pelantikan Soeharto sebagai Presiden Gantikan Sukarno, Sukmawati Sebut Kudeta Merangkak

2 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
Hari Ini 56 Tahun Lalu, Pelantikan Soeharto sebagai Presiden Gantikan Sukarno, Sukmawati Sebut Kudeta Merangkak

Kudera merangkak disebut sebagai kudeta yang dilakukan Soeharto kepada Sukarno, apa itu?


Mantan Menteri Penerangan Era Soeharto, Alwi Dahlan Meninggal

9 hari lalu

Menteri penerangan/ menpen Alwi Dahlan [Moedijanto; 2000/05/15]
Mantan Menteri Penerangan Era Soeharto, Alwi Dahlan Meninggal

Mantan Menteri Penerangan Alwi Dahlan meninggal pada hari ini pukul 08.15 WIB. Jenazah rencananya akan dimakamkan di San Diego, Karawang.


Ingat THR Harusnya Ingat Soekiman Wirjosandjojo, Penggagas Tunjangan Hari Raya Pertama

11 hari lalu

Soekiman Wirjosandjojo, Perdana Menteri Indonesia ke-6. Wikipedia
Ingat THR Harusnya Ingat Soekiman Wirjosandjojo, Penggagas Tunjangan Hari Raya Pertama

Pencetus THR adalah Soekiman Wirjosandjojo, Perdana Menteri Indonesia dari Partai Masyumi. Siapa dia? Bagaimana kiprahnya?


Pintu Masuk Prajurit TNI - Polri Duduki Jabatan Sipil, Ingat Kembali Strategi Dwifungsi ABRI Orde Baru

12 hari lalu

Apel Gelar Pasukan Skala Besar Pengamanan Pemilu di Lapangan Benteng Medan, Kamis 11 April 2019. Tempo/Sahat Simatupang
Pintu Masuk Prajurit TNI - Polri Duduki Jabatan Sipil, Ingat Kembali Strategi Dwifungsi ABRI Orde Baru

Dwifungsi ABRI merupakan jabatan ganda prajurit TNI dan Polri sehingga mendapatkan jabatan sipil, hal itu muncul pada zaman Orde Baru. Muncul lagi?


58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

16 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

Pada 12 Maret 1966, MPRS menunjuk Soeharto sebagai Pejabat Presiden pada 12 Maret 1967. Ini menandai berakhirnya kekuasaan Sukarno, berganti Orde Baru


Apakah itu Yayasan Supersemar, Kasus Apa yang Membelitnya? Berikut Kronologinya

17 hari lalu

Kantor Yayasan Supersemar di Gedung Granadi lantai 4, Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Rabu, 8 April 2009. dok/ Yosep Arkian
Apakah itu Yayasan Supersemar, Kasus Apa yang Membelitnya? Berikut Kronologinya

Indonesia pernah diguncangkan dengan kasus penyelewangan dana yang dilakukan kroni Soeharto. Yayasan Supersemar kemudian jadi masalah.


Siapa 3 Jenderal yang Bertemu Sukarno di Istana Bogor Menjelang Supersemar?

17 hari lalu

Soekarno Presiden pertama Indonesia di Jakarta, saat para fotografer meminta waktu untuk memfotonya Presiden Sukarno tersenyum, dengan mengenakan seragam dan topi, sepatu juga kacamata hitam yang menjadi ciri khasnya. Sejarah mencatat sedikitnya Tujuh Kali Soekarno luput, Lolos, Dan terhindar dari kematian akibat ancaman fisik secara langsung, hal yang paling menggemparkan adalah ketika Soekarno melakukan sholat Idhul Adha bersama, tiba tiba seseorang mengeluarkan pistol untuk menembaknya dari jarak dekat, beruntung hal ini gagal. (Getty Images/Jack Garofalo)
Siapa 3 Jenderal yang Bertemu Sukarno di Istana Bogor Menjelang Supersemar?

Kilas balik Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar, ada 3 jenderal yang bertemu Sukarno sebelumnya di Istana Bogor. Siapa mereka?


Kelahiran Putri Sukarno-Ratna Sari Dewi Tepat Setahun Setelah Supersemar, Ini Profil Karina Kartika Soekarno

17 hari lalu

Karina Kartika Sari Dewi Soekarno. ANTARA/Widodo S. Jusuf
Kelahiran Putri Sukarno-Ratna Sari Dewi Tepat Setahun Setelah Supersemar, Ini Profil Karina Kartika Soekarno

Tepat setahun peristiwa Supersemar, anak Sukarno-Ratna Sari Dewi di Prancis. Ia diberi nama Karina Kartika Soekarno, ini profilnya.


Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

18 hari lalu

Film Djakarta 1966. imdb.com
Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

Peristiwa Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar disertai gelombang demo mahasiswa terekam dalam film Djakarta 66 karya Arifin C. Noer