Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Letkol Untung Pemimpin Operasi G30S, Peraih Bintang Sakti dari Presiden Sukarno

Reporter

image-gnews
Diorama adegan saat anggota PKI menyiksa dan menawan Mayjen S Parman, Mayjen Suprapto, Brigjen Sutoyo dan Lettu Pierre Tendean di dalam Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur. Menjelang peringatan G30S, monumen ini akan ramai dikunjungi warga. TEMPO/Subekti.
Diorama adegan saat anggota PKI menyiksa dan menawan Mayjen S Parman, Mayjen Suprapto, Brigjen Sutoyo dan Lettu Pierre Tendean di dalam Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur. Menjelang peringatan G30S, monumen ini akan ramai dikunjungi warga. TEMPO/Subekti.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Letnan Kolonel Untung tercatat oleh sejarah sebagai tokoh penting dalam peristiwa G30S. Sebelum peristiwa berdarah 1965, Untung diangkat sebagai anggota Tjakrabirawa, pasukan pengamanan Presiden di Istana.

Peristiwa G30S sendiri dipantik dari kabar angin yang tersiar adanya sekelompok jenderal yang akan melakukan kudeta terhadap Presiden Sukarno. Lalu siapa sebenarnya Letkol Untung ini, sebelum jatuhnya peristiwa G30S?

Kolonel Abdul Latief yang saat itu menjabat Komandan Garnisun Kodam Jaya, sebelum dihukum mati, dalam kesaksiannya mengatakan penculikan para jenderal merupakan inisiatifnya bersama rekan-rekannya sesama perwira militer, yakni Komandan Batalion Pasukan Pengawal Presiden Cakrabirawa Letkol Untung, dan Komandan Resimen Pasukan Pertahanan Pangkalan di Halim Mayor Sujono.

Resimen Cakrabirawa di bawah komando Letkol Untung kemudian dipercaya untuk melakukan aksi penculikan terhadap Dewan Jenderal yang diduga akan mengkudeta Presiden Soekarno.

Untung lahir di Desa Sruni, Kedungbajul, Kebumen, Jawa Tengah pada 3 Juli 1926 dengan nama lahir Kusmindar alias Kusman. Ayahnya bernama Abdullah, namun karena sang ayah sibuk bekerja, sedari kecil Kusman diangkat sebagai anak oleh Syamsuri, pamannya.

Itulah mengapa Kusman di kemudian hari lebih dikenal dengan nama Untung Syamsuri. Syamsuri menyekolahkan Kusman di salah satu sekolah dasar di Ketelan.

Untung kecil adalah anak yang gemar bermain bola, bahkan ia sempat menjadi anggota Kaparen Voetball Club atau KVC di desanya. Setelah lulus dari jenjang sekolah dasar, ia kemudian melanjutkan ke sekolah dagang, namun tidak sampai tamat karena kedatangan Jepang di tanah air.

Kusman yang saat itu berusia 18 tahun, lantas bergabung dengan pasukan yang terdiri dari bangsa Indonesia bentukan tentara pendudukan Jepang di Indonesia pada masa Perang Dunia II, yang disebut Heiho.

Setelah Jepang kalah dan Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, Untung kemudian masuk ke Batalion Sudigdo, yang bermarkas di Wonogiri. Di kemudian hari, Batalion ini juga disebut-sebut terlibat dalam aksi pemberontakan Partai Komunis Indonesia 1948, yang dipimpin oleh Musso.

Letkol CPM (Purnawirawan) Suhardi, teman dekat Untung yang ditemui Tempo pada 2009 menuturkan, setelah 1948, Untung ditugaskan di Solo, Jawa Tengah yang saat itu Komandan Komando Resor Militer-nya adalah Soeharto. Saat jabatan Soeharto usai dan naik jabatan menggantikan Panglima Divisi Diponegoro, Semarang, yang sebelumnya dijabat Gatot Subroto, Untung pun ikut pindah ke Divisi Diponegoro.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


67 Tahun Lalu Bung Hatta dan Sukarno Pecah Kongsi, Begini Isi Surat Pengunduran Diri sebagai Wapres

4 hari lalu

Presiden pertama RI, Sukarno (kiri) didampingi Wakil Presiden Mohammad Hatta, memberikan hormat saat tiba di Jalan Asia Afrika yang menjadi Historical Walk dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Dok. Museum KAA
67 Tahun Lalu Bung Hatta dan Sukarno Pecah Kongsi, Begini Isi Surat Pengunduran Diri sebagai Wapres

Bung Hatta mengundurkan diri sebagai wapres. Ini bunyi surat pengunduran dirinya, 67 tahun lalu, sebagai bukti pecah kongsi dengan Sukarno.


52 Tahun Korpri, Terbentuknya Korps Pegawai Republik Indonesia dan 5 Janji yang Harus Ditaati

4 hari lalu

Presiden Joko Widodo menghadiri pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) 2023 di Jakarta, Selasa 3 Oktober 2023. Rakernas Korpri ini bertepatan dengan pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) ASN menjadi undang-undang (UU) di rapat paripurna DPR yang digelar hari ini. Adapun Rakernas Korpri ini mengambil tema
52 Tahun Korpri, Terbentuknya Korps Pegawai Republik Indonesia dan 5 Janji yang Harus Ditaati

Korpri atau Korps Pegawai Republik Indonesia berusia 52 tahun. Berikut isi 5 janji yang harus dipatuhi anggota Korpri di seluruh Indonesia.


Deklarasikan Dukung Anies-Cak Imin di Pilpres 2024, Ini Profil Organisasi Pemuda Pancasila

7 hari lalu

Gubernur DKI Anies Baswedan bersama Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila (PP) Japto Soelistyo Soerjosoemarno memberikan keterangan pers usai peresmian gedung baru Pemuda Pancasila di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 1 Oktober 2022. Tempo/Mutia Yuantisya
Deklarasikan Dukung Anies-Cak Imin di Pilpres 2024, Ini Profil Organisasi Pemuda Pancasila

Pemuda Pancasila deklarasikan dukungan ke pasangan nomor 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di Pilpres 2024. Ini profil ormas itu.


Kematian Tragis Gubernur Suryo, Gubernur Jawa Timur Pertama Dicegat dan Dibunuh Gerombolan PKI di Hutan Sonde Ngawi

23 hari lalu

Gubernur Jawa Timur pertama, RM Suryo. Wikipedia
Kematian Tragis Gubernur Suryo, Gubernur Jawa Timur Pertama Dicegat dan Dibunuh Gerombolan PKI di Hutan Sonde Ngawi

Gubernur Suryo, Gubernur Jawa Timur pertama yang kisah kematiannya tragis. Dicegat dan dibunuh gerombolan PKI di Hutan Sonde, Ngawi.


Kisah KS Tubun di Malam G30S, Satu-satunya Polisi Pahlawan Revolusi

51 hari lalu

Pahlawan Revolusi, KS Tubun. Istimewa
Kisah KS Tubun di Malam G30S, Satu-satunya Polisi Pahlawan Revolusi

Kisah KS TUbun asal Tual, Maluku Tenggara korban G30S. Ia satu-satunya polisi menjadi Pahlawan Revolusi. Jangan hanya kenali namanya dari nama jalan.


Setelah Rencana G30S Ambyar, Letkol Untung Melarikan Diri ke Tegal Sempat Digebuk Massa Dikira Copet

54 hari lalu

Penangkapan Letkol Untung. youtube.com
Setelah Rencana G30S Ambyar, Letkol Untung Melarikan Diri ke Tegal Sempat Digebuk Massa Dikira Copet

Hari ini, 58 tahun lalu usai G30S Letkol Untung, pemimpin pasukan Tjakrabirawa melarikan diri ke Tegal. Sempat diamuk massa dikira copet.


Mahmilub, Pengadilan Militer yang Vonis Hukuman Mati Letkol Untung Pasca G30S

55 hari lalu

Penangkapan Letkol Untung. youtube.com
Mahmilub, Pengadilan Militer yang Vonis Hukuman Mati Letkol Untung Pasca G30S

Apakah itu Mahkamah Militer Luar Biasa atau Mahmilub, yang berikan vonis hukuman mati Letkol Untung berkaitan peristiwa G30S?


Pasca G30S, Ini Operasi Kalong Penangkapan Tokoh PKI DN Aidit, Brigjen Soepardjo hingga Letkol Untung

55 hari lalu

Penangkapan DN Aidit. wikipedia.org
Pasca G30S, Ini Operasi Kalong Penangkapan Tokoh PKI DN Aidit, Brigjen Soepardjo hingga Letkol Untung

Usai G30S yang gagal total, kemudian peristiwa tokoh PKI DN Aidit, Brigjen Soepardjo hingga Letkol Untung.


Pemulihan Pelanggaran HAM Berat Berdasarkan Keppres Nomor 17 Tahun 2022, Siapa Berhak Terima Bantuan?

56 hari lalu

Patung 7 pahlawan di Monumen Lubang Buaya. Shutterstock
Pemulihan Pelanggaran HAM Berat Berdasarkan Keppres Nomor 17 Tahun 2022, Siapa Berhak Terima Bantuan?

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2022. Siapa saja yang berhak dapat bantuan dari pemerintah?


Djakarta 1966 Menjadi Film yang Harus Ditonton Usai Menyaksikan Film Pengkhianatan G30S/PKI

59 hari lalu

Film Djakarta 1966. imdb.com
Djakarta 1966 Menjadi Film yang Harus Ditonton Usai Menyaksikan Film Pengkhianatan G30S/PKI

"Trilogi Serangan Fajar, film Pengkhianatan G30S/PKI, dan Djakarta 1966 harus ditonton semuanya agar dapat dinikmati secara utuh," kata Embie C. Noer.