TEMPO Interaktif, Jakarta: Almarhun mantan Menteri Luar Negeri Ali Alatas dikenal sebagai seorang yang disiplin, jujur dalam mengemban tugas serta terbuka kepada bawahannya. "Beliau figur yang baik," kata pejabat di sekretariat Dewan Pertimbangan Presiden, Purwito, pada Tempo di rumah duka Jalan Benda Raya, Cilandak, Jakarta Selatan.
Menurut Purwito, almarhum juga dikenal sebagai diplomat ulung yang dimiliki bangsa Indonesia. Ali Alatas terkenal gigih dalam memperjuangkan kepentingan bangsa melalui jalan diplomasi. "Makanya tak heran kalau beliau mendapat julukan Singa Tua di kalangan diplomat internasional," kata Purwito.
Kini, setelah Ali Alatas meninggal, jumlah Anggota Dewan Perimbangan Presiden tersisa tujuh orang. Pada awalnya berjumlah sembilan orang. Sebelumnya anggota Dewan Pertimbangan Presiden yang meninggal adalah Dr Sjahrir.
Di lembaga ini, posisi Ali Alatas adalah menjadi ketua yang juga menjadi penasihat bidang hubungan luar negeri. Adapun Sjahrir menjadi penasihat bidang ekonomi. Pengganti Ali Alatas sebagai ketua lembaga tersebut belum ditunjuk. Calonnya juga belum ada.
Yang tersisa di Dewan Pertimbangan Presiden adalah Emil Salim penasihat bidang lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, Rachmawati Soekarnoputri penasihat bidang politik, KH Ma'ruf Amin penasihat bidang kehidupan beragama, TB Silalahi penasihat bidang Pertahanan dan Keamanan, Adnan Buyung Nasution penasihat bidang hukum, S. Budisantoso penasihat bidang sosia budaya, dan Radi A. Gany penasihat bidang Pertanian.
Baca Juga:
AMIRULLAH