Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hardiknas 2024, JPPI Beberkan 8 Tantangan Program Merdeka Belajar

Reporter

Editor

Imam Hamdi

image-gnews
Sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) mengikuti upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Lapangan Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa 2 Mei 2023. Peringatan Hardiknas 2023 tersebut bertema
Sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) mengikuti upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Lapangan Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa 2 Mei 2023. Peringatan Hardiknas 2023 tersebut bertema" Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar". ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menyorot keberlanjutan program Merdeka Belajar dalam Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas 2024. Mereka mengingatkan program tersebut mesti segera dievaluasi agar lebih berkualitas dan berkeadilan. 

"Kebijakan ini ada sisi baiknya, dan tidak sedikit pula yang
berdampak buruk. Jadi, sebelum dilanjutkan perlu dievaluasi," kata Koordinator Nasional JPPI Ubaid Matraji dalam Diskusi dan Refleksi Hardiknas 2024: Lanjutkan Merdeka Belajar? di Jakarta, Kamis, 2 Mei 2024.

Ubaid pun menjelaskan seabrek persoalan selama era Merdeka Belajar, mulai dari anak tidak sekolah yang masih merajalela, 12 tahun wajib belajar yang masih retorika, faktor ekonomi masih mendominasi alasan tidak sekolah, dan pelanggaran konstitusi soal sekolah bebas biaya.

Selain itu, gagalnya pendidikan karakter di sektor pendidikan, tingginya angka kekerasan di sekolah dengan guru sebagai aktor utama, janji 1 juta guru honorer yang belum terlaksana, hingga anggaran pendidikan yang tak punya prioritas masih ada selama kebijakan ini.

Berdasarkan fakta-fakta tersebut, JPPI memberikan catatan refleksi bagi Merdeka Belajar. Berikut hal-hal yang harus diperbaiki.

1. Memperjelas Konsep Ki Hajar Dewantara dalam Merdeka Belajar

Menurut JPPI, konsep ini masih multi-tafsir di lapangan. Ini terjadi karena Kemendikbudristek mengutip konsep pendidikan ala Ki Hajar Dewantara, tapi dalam beberapa hal justru bertentangan dengan prinsip yang diajarkan. "Misalnya, soal pemaknaan merdeka, bagi Ki Hajar, pendidikan adalah proses memerdekakan manusia, dan sekolah harus melahirkan manusia yang merdeka. Sementara program Merdeka Belajar dalam Kurikulum Merdeka, mereduksi konsep kemerdekaan dalam teknis pembelajaran di kelas," ujar Ubaid.

2. Memperkuat Tanggung Jawab Negara dalam Pembiayaan Pendidikan

Dalam gagasan Ki Hajar untuk menciptakan manusia yang merdeka, negara harus bertanggung jawab penuh untuk menjamin hak anak Indonesia di manapun mereka belajar. Baik di sekolah negeri maupun sekolah swasta. Sayangnya, lanjut JPPI, sisi pemikiran Ki Hajar yang ini tidak masuk dalam Episode Merdeka Belajar, "Episode Merdeka belajar justru mendorong agenda privatisasi pendidikan, sebagaimana tercermin dalam RUU Sisdiknas dan kebijakan PTN-BH yang membuat biaya UKT di PTN menjadi mahal dan tidak terjangkau."

3. Penguatan dan Optimalisasi Satgas PPK dan TPPK dalam Kasus Kekerasan dan Perundungan

Upaya ini seharusnya dilakukan dengan pelibatan aktif masyarakat sipil. Khususnya dalam pencegahan dan penanggulangan kasus kekerasan seksual dan prundungan di sektor pendidikan. Yang perlu diperbaiki, menurut JPPI adalah soal optimalisasi satgas PPK dan TPPK, serta pelibatan masyarakat sipil di dalamnya. Kekerasan di sekolah sudah sangat menjalar kemana-mana. Karena itu, lanjut Ubaid, perubahannya harus di semua level, mulai dari pattern of behaviour, system structure, dan mental model.

4. Merdeka Belajar Harus Mampu Melepaskan Guru yang Terlilit Administrasi

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Aplikasi Platform Merdeka Mengajar (PMM), alih-alih mengurangi beban administratif guru, tapi justru di lapangan terjadi kontraproduktif dengan tujuan yang ingin dicapai. Ubaid menjelaskan bahwa bukan mutu guru yang naik, tapi justru menjadi beban baru dan praktif koruptif-manipulatif yang diorkestrasi oleh sekolah dan dinas pendidikan malah makin marak.

5. Pendekatan Online dalam Peningkatan Mutu Guru Harus Dipikirkan Ulang

Sebab, pendekatan teknologi yang sudah berjalan 4 tahun belakangan ini, belum mampu menjadi solusi, tapi justru menjadi tragedi di sekolah. Ini terjadi karena ketidaksiapan guru dan lingkungan sekolah yang mendukung.

6. Merdeka Belajar Harus Mampu Menjawab Ketertinggalan

Upaya ini dilakukan dengan cara memperbaiki sistem PPDB yang berkeadilan bagi semua. "Jangan ada lagi sistem 'seleksi gugur' dalam pendidikan dasar (SD-SMP) bagi daerah yang masih menerapkan Wajib Belajar 9 tahun," kata Ubaid. Sementara bagi daerah yang sudah menerapkan kebijakan Wajib Belajar 12 tahun, pemerintah daerah harus menghapus sistem tersebut dari jenjang SD sampai SMA/SMK.

7. Fokus Anggaran dalam Merdeka Belajar

Anggaran harus difokuskan pada pembenahan pendidikan atau akses dan mutu di level dasar serta menengah. Maka dari itu, anggaran 20 persen harus fokus dikelola oleh Kemendikbudristek dan Kemenag. Selama agenda pendidikan dasar dan menengah ini belum tuntas, JPPI menilai maka kementerian atau lembaga lain idealnya tidak diberikan kue anggaran dari jatah 20 persen tersebut.

8. Merdeka Belajar Harus Mampu Mensejahterakan dan Meningkatakan Mutu Guru

"Harus ada skema dan tahapan yang jelas dan terukur untuk menjawab nasib jutaan guru honorer yang masih terkatung-katung nasibnya, bahkan statusnya saja tidak diakui dan belum terdata di dapodik," tutur Ubaid.

Pilihan editor: Penjelasan PDIP Minta MPR Tidak Lantik Prabowo-Gibran dalam Gugatannya ke PTUN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kilas Balik Penghapusan Ujian Nasional, Kini UN Dikabarkan Siap Berlaku Kembali

4 hari lalu

Sejumlah siswa SMA Negeri 4 Medan berada diantara sejumlah bangku yang kosong saat saat mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) hari pertama, di Medan, Sumatera Utara, Senin, 1 April 2019. ANTARA
Kilas Balik Penghapusan Ujian Nasional, Kini UN Dikabarkan Siap Berlaku Kembali

Pendidikan sekolah dasar dan menengah diwacanakan akan kembali menerapkan Ujian Nasional (UN). Ini alasannya dulu dihapuskan.


Hari-hari Kegiatan Nadiem Makarim Usai Purnatugas

10 hari lalu

Nadiem Makarim dan Franka Franklin membaca dan bermain dengan anak-anak mereka. Foto: Instagram/@frankamakarim.
Hari-hari Kegiatan Nadiem Makarim Usai Purnatugas

Nadiem Makarim mengatakan ingin beristirahat setelah tidak lagi menjabat sebagai menteri.


Apakah Kurikulum Merdeka Belajar Akan Diganti? Ini Kata Menteri Abdul Mu'ti

14 hari lalu

Sekretaris Umum (Sekum) PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti. Muhammadiyah.or.id
Apakah Kurikulum Merdeka Belajar Akan Diganti? Ini Kata Menteri Abdul Mu'ti

Ini penjelasan Mendikdasmen Abdul Mu'ti terkait keberlanjutan Kurikulum Merdeka Belajar di era pemerintahan Prabowo-Gibran.


Nadiem Makarim Ingin Jadi Bapak Rumah Tangga Usai Purnatugas

14 hari lalu

(Dari kiri) Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Satryo Soemantro Brodjonegoro, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti, dan Eks Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim dalam acara serah terima jabatan di Kantor Kemendikbudristek, Jakarta Selatan, Senin, 21 Oktober 2024. Tempo/Martin Yogi Pardamean
Nadiem Makarim Ingin Jadi Bapak Rumah Tangga Usai Purnatugas

Nadiem Makarim mengungkapkan rencananya setelah tidak lagi menjadi menteri.


Menteri Satryo Soemantri Jamin Tidak Ada Mahasiswa yang Tidak Bisa Kuliah

14 hari lalu

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro memberikan sambutan dalam acara serah terima jabatan (sertijab) Kantor Kemendikbudristek, Senayan, Jakarta, Senin, 21 Oktober 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Menteri Satryo Soemantri Jamin Tidak Ada Mahasiswa yang Tidak Bisa Kuliah

Menteri Satryo Soemantri berkomitmen memastikan tidak ada mahasiswa yang terhambat kuliah hanya karena alasan keuangan.


Usai Serahkan Jabatan ke 3 Menteri, Nadiem Makarim: Saya Mau Urus Bayi

14 hari lalu

(Dari kiri) Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Satryo Soemantro Brodjonegoro, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti, dan Eks Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim dalam acara serah terima jabatan di Kantor Kemendikbudristek, Jakarta Selatan, Senin, 21 Oktober 2024. Tempo/Martin Yogi Pardamean
Usai Serahkan Jabatan ke 3 Menteri, Nadiem Makarim: Saya Mau Urus Bayi

Nadiem, pendiri Gojek, mengatakan pensiun dari menteri ia mengaku ingin lebih intensif bersama keluarga karena mempunyai bayi


Menteri Satryo Soemantri Bakal Lanjutkan Kebijakan Nadiem Makarim: Perbaikan Sambil Jalan

14 hari lalu

Satryo Soemantri Brodjonegoro. TEMPO/Subekti
Menteri Satryo Soemantri Bakal Lanjutkan Kebijakan Nadiem Makarim: Perbaikan Sambil Jalan

Dalam sambutannya, Menteri Satryo Soemantri Brodjonegoro mengatakan akan melanjutkan kebijakan yang telah digariskan pemerintahan sebelumnya.


Abdul Mu'ti Sebut Akan Kaji Kurikulum Merdeka

14 hari lalu

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti saat ditemui usai acara serah terima jabatan di Kantor Kemendikbudristek, Jakarta, Senin, 21 Oktober 2024. Tempo/Martin Yogi Pardamean
Abdul Mu'ti Sebut Akan Kaji Kurikulum Merdeka

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti mengatakan akan mengkaji Kurikulum Merdeka yang digagas Nadiem Makarim.


Abdul Mu'ti, Satryo Soemantri, dan Fadli Zon Ucapkan Terima kasih kepada Nadiem Makarim

15 hari lalu

Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim dalam gelaran Gateways Study Visit Indonesia (GSVI) 2024 di Denpasar, Rabu 2 Oktober 2024. ANTARA/HO-GSVI 2024
Abdul Mu'ti, Satryo Soemantri, dan Fadli Zon Ucapkan Terima kasih kepada Nadiem Makarim

Tiga menteri baru yang telah dilantik oleh Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Nadiem Makarim.


Nadiem Makarim Serah Terima Jabatan ke Tiga Menteri Baru Kabinet Prabowo

15 hari lalu

Eks Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim melaksanakan serah terima jabatan kepada Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Satryo Soemantro Brodjonegoro, dan Menteri Kebudayaan Fadli Zon di Kantor Kemendikbudristek, Jakarta Pusat, Senin, 21 Oktober 2024. Tempo/Anastasya Lavenia
Nadiem Makarim Serah Terima Jabatan ke Tiga Menteri Baru Kabinet Prabowo

Nadiem Makarim melaksanakan serah terima jabatan kepada tiga menteri baru di bidang bidang pendidikan, kebudayaan, serta sains dan teknologi.