Joko masih membelikan ponsel untuk pimpinan yang diserahkan kepada Wisnu di ruangan Adi Wahyono. Pemberian lainnya ialah Joko membayarkan tes swab senilai Rp30 juta, membayar sapi kurban senilai Rp100 juta, pengerahan tenaga pelopor senilai Rp80 juta pada Juni 2020. Lalu membayar makan minum tim bansos relawan dan pemantau pada Mei-Juni senilai Rp150 juta.
Uang tersebut merupakan bagian dari fee operasional bansos putaran pertama. Total fee bansos putaran pertama senilai Rp19,132 miliar. Rinciannya dana itu untuk menteri sebesar Rp14,014 miliar namun baru diberikan Rp11,2 miliar. Biaya operasional senilai Rp5,117 miliar namun baru digunakan sebesar Rp4,825 miliar. Sisa fee menteri dan operasional yang masih ada di Joko adalah sebesar Rp3,107 miliar.
Selanjutnya pada putaran kedua, Joko dan Adi berhasil mengumpulkan total fee sebesar Rp12,5 miliar. Dari jumlah tersebut sudah diberikan Rp3,5 miliar kepada Juliari Batubara dan untuk biaya operasional sebesar Rp2,605 miliar.
"Penggunaan uang untuk putaran dua antara lain kegiatan biro humas tapi saya tidak tahu pasti di mana tapi Pak Adi minta saya bayar biaya hotel bulan Agustus Rp80 juta melalui Herman," ujar Joko.
Selain itu masih ada biaya menjahit baju seragam pelopor untuk pimpinan eselon 1 dan 2 senilai Rp30 juta, pembelian sepeda Brompton 2 unit untuk Hartono Laras dan Pepen Nazaruddin senilai total Rp120 juta. Kemudian operasional Direktur PSKBS Sunarti pada Oktober-November sekitar Rp100 juta.
Ada lagi fee bansos Covid-19 yang digunakan untuk renovasi ruangan, biaya perjalanan dinas ke Mesuji Lampung, makan dan minum tim PSKBS. Lalu pembayaran event organizer penyanyi Cita Citata di Labuan Bajo pada November senilai Rp150 juta, pembayaran pesawat jet Juliari Batubara ke Semarang senilai Rp300 juta dan tim administrasi senilai Rp350 juta pada Juli-November 2020.
Baca juga: Disebut Terima Rp 1 M di Kasus Bansos Covid-19, BPK: Biar Saja, Jangan Direspon