TEMPO.CO, Jakarta - Anak Abu Bakar Baasyir, Rosyid Baasyir mengakui bahwa penolakan penandatanganan setia kepada NKRI memang menjadi ganjalan pembebasan terpidana kasus terorisme itu. "Informasi yang sampai kepada kami memang seperti itu," katanya, Rabu 23 Januari 2019.
Baca juga: Pengacara Bandingkan Hukuman Baasyir dengan Robert Tantular
Awalnya, keluarga memperoleh kabar dari Yusril Ihza Mahendra bahwa Baasyir bisa memperoleh pembebasan tanpa syarat. Hanya saja, belakangan pemerintah menegaskan bahwa pembebasan yang diberikan kepada Baasyir adalah pembebasan bersyarat.
Syarat yang harus dipenuhi adalah Baasyir harus menandatangani surat pernyataan kesetiaan terhadap NKRI. Penolakan Baasyir untuk menandatangi pernyataan tersebut menjadi penghalang pembebasan itu.
Menurut Rosyid, sebenarnya sikap Baasyir terhadap negara sudah jelas. Saat bertemu di Lapas Gunung Sindur pekan kemarin, Baasyir telah menegaskan bahwa dia bukanlah musuh negara. "Kalimat itu diucapkan di depan media massa juga," katanya.
Dia juga meyakini bahwa Baasyir tidak akan membawa keburukan bagi negara. "tidak mungkin warga negara mengingini musibah untuk negaranya," katanya.
Baca juga: Abu Bakar Baasyir Batal Dibebaskan, Begini Penjelasan Moeldoko
Abu Bakar Baasyir menurutnya juga diminta untuk menandatangi pernyataan untuk patuh kepada peraturan. "Beliau sebenarnya bersedia asal ditambahi poin untuk setia mengikuti aturan yang sesuai syariat," katanya.
Menurutnya, prinsip tersebut sudah dipegang oleh Baasyir sejak lama dan diketahui oleh masyarakat banyak. "Prinsip ini harus dihargai," katanya.