TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Penerangan Daerah Militer XIII/Merdeka Kolonel Infanteri Muhammad Thohir mengatakan akan mengoperasikan beberapa fasilitas untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah. Salah satunya, TNI akan membuka SPBU untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar warga.
Baca juga: Tsunami Palu, BNPB Temukan Banyak Korban di Pantai
"Rencana yang akan kami lakukan adalah untuk memberikan stimulus agar perekonomian kembali berputar," ujar Thohir di Palu, Sulawesi Tengah, Senin, 1 Oktober 2018.
Gempa Donggala dan tsunami Palu yang terjadi pada Jumat 28 September 2018 lalu meluluhlantakkan hampir seluruh Kota Palu dan sekitarnya. Sebanyak 832 korban dikabarkan meninggal akibat bencana ini.
Warga yang selamat kini menghadapi masalah kurangnya pasokan BBM dan bahan makanan serta air. Bahkan dikabarkan ada penjarahan di beberapa tempat.
Thohir mengatakan TNI rencananya akan membuka dua unit SPBU. Namun, dia tak merinci dua titik SPBU yang akan dioperasikan demi alasan keamanan. "Kami sedang laksanakan normalisasi yaitu pengiriman BBM ke lokasi dan saat ini sudah dijaga," katanya.
Menurut Thohir, rencana hari ini juga akan dioperasikan beberapa anjungan tunai mandiri (ATM) untuk membantu kebutuhan uang tunai masyarakat. Dia berkata sudah ada tiga bank yaitu BRI, Bank Mandiri, dan BNI yang akan membuka beberapa unit ATM. "Nanti BNI ada 2 unit, Bank Mandiri 3 unit, dan BRI 1 unit," ucapnya.
Enam unit ATM ini akan dibuka pada kantor cabang masing-masing bank. Selain itu, ucap Thohir, bank-bank tersebut juga akan menyediakan ATM mobile untuk tambahan. "ATM mobile akan ditempatkan di instansi militer dan instansi kepolisian," tuturnya.
Baca juga: BNPB: Sebagian Besar Korban Tewas Akibat Tsunami Palu
Thohir menuturkan, rencananya TNI juga akan mengoperasikan pasar di Palu. Pengoperasian pasar ini bertujuan untuk mengembalikan kondisi perekonomian pasca gempa dan tsunami Palu. "Sehingga nanti tak perlu lagi ada antri pengambilan bantuan sembako," katanya.
Thohir mengatakan rencana pembukaan pasar ini mengalami beberapa kendala. Antara lain, dia menyayangkan tidak adanya upaya pemerintah daerah untuk bersama-sama memulihkan kondisi ekonomi ini.
"Kami tak mungkin buka pasar sendirian, kami tak punya barang, tak punya pedagang, yang punya adalah pemerintah yang punya tempat juga pemerintah. Mohon pemerintah daerah setempat kita berperan aktif," ucapnya.