TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB masih belum bisa memastikan jumlah korban akibat tsunami Palu yang terjadi pada Jumat, 28 September 2018.
Baca: Fakta Sesar Palu-Koro, Penyebab Tsunami Palu dan Gempa Donggala
BNPB menyebut belum bisa mendata jumlah korban terjangan tsunami. "Kalau tsunami banyak, ditemukan di pantai-pantai, belum kami terdata," kata Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantornya pada Sabtu, 29 September 2018.
Sejauh ini, kata Sutopo, BNPB mencatat ada 48 orang meninggal dan 356 luka-luka akibat gempa di Donggala dan Palu. Ia menduga jumlah tersebut akan bertambah karena data itu baru dihimpun di Kota Palu. "Belum termasuk data di Donggala yang menjadi pusat gempa," ujarnya.
Baca: Gempa Donggala, Data Sementara BNPB: 48 Korban Meninggal
Sutopo pun memperkirakan ada ribuan rumah dan bangunan rusak akibat gempa dan tsunami tersebut. Daerah yang mengalami dampak besar adalah Kabupaten Donggala dan Kota Palu.
Gempa Donggala berkekuatan 7,7 skala Richter (SR), yang kemudian dimutakhirkan menjadi 7,4 SR, mengguncang Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, pada pukul 17.02 WIB. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, gempa tersebut berada di 0.18 Lintang Selatan dan 119.85 Bujur Timur atau 27 kilometer timur laut Donggala, Sulawesi Tengah. Gempa tersebut juga disertai tsunami setinggi 1,5-2 meter.
Baca: Gempa Donggala dan Tsunami Palu Disebabkan Sesar Palu-Koro