TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban tewas akibat gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah bertambah menjadi 832 orang pada Ahad, 30 September 2018, pukul 13.00. BNPB menduga jumlah itu masih bisa bertambah.
Baca: BNPB Jelaskan Alasan Tsunami Palu Menelan Banyak Korban
"Data sementara, 832 orang meninggal, sementara jumlah yang luka-luka masih sama dengan kemarin," kata Kepala Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho saat jumpa pers di kantornya, Sabtu, 29 September 2018
Sutopo mengatakan sebanyak 821 orang meninggal ada di Palu dan 11 orang lainnya berasal dari Donggala. Sutopo mengatakan kebanyakan korban tewas akibat tertimpa bangunan dan diterjang tsunami.
Menurut Sutopo, data ini belum final dan masih akan terus bertambah. "Data tersebut baru dihimpun di Kota Palu dan Donggala, belum termasuk data di Kota Sigi dan Parigi Moutong," kata dia.
Data korban tewas akibat gempa dan tsunami Palu per hari ini meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan jumlah korban yang telah teridentifikasi kemarin. Pada Sabtu, 29 September 2018, BNPB mencatat jumlah korban jiwa sebanyak 384 orang meninggal dan 540 orang luka-luka.
Simak juga: Tsunami Palu, Warga Keluhkan Kurangnya Air dan Makanan
Gempa Donggala berkekuatan 7,7 SR pada Jumat petang, 28 September 2018 kemudian dimutakhirkan menjadi 7,4 SR mengguncang Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut berada di 0.18 Lintang Selatan dan 119.85 Bujur Timur atau 27 kilometer timur laut Donggala, Sulawesi Tengah. Gempa tersebut juga disertai tsunami setinggi 1,5-2 meter. Gempa ini berimbas pada tsunami Palu.