TEMPO.CO, Jakarta - Suasana kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Berkarya terlihat cukup sepi pada Senin, 19 Februari 2018. Padahal partai besutan putra mantan Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto, ini baru saja lolos sebagai salah satu peserta pemilu 2019.
Warna kuning mendominasi gedung yang berlokasi di Jalan Antasari, Jakarta Selatan, tersebut. Hingga pukul 11.00, hanya terdapat satu kader partai yang menyambangi kantor tersebut. Rizky Prihanto, Ketua Bidang Informasi Teknologi Partai Berkarya, mengatakan para petinggi partai, seperti Ketua Umum Neneng A. Tutty dan Sekretaris Jenderal Badaruddin Andi, belum tiba di kantor DPP tersebut.
Baca juga: Siapa Berlaga di Pilpres 2019? Tommy Soeharto Memprediksi ..
"Soalnya mereka baru pulang tadi pagi pukul 03.00," katanya kepada Tempo. Neneng dan Badaruddin sebelumnya baru saja menghadiri penarikan nomor urut partai di Kantor Komisi Pemilihan Umum, Jakarta Pusat, pada Ahad, 18 Februari 2018. Dalam pengundian itu, Partai Berkarya memperoleh nomor urut 7 untuk pemilu 2019.
Rizky dan dua staf lain belum terlihat sibuk seusai penarikan nomor urut tersebut. Para staf terlihat santai sambil sembari menyantap makan siang di ruang sekretariat partai yang terletak di lantai dua gedung itu.
Sepintas, kantor DPP Partai Berkarya menyerupai kantor DPP Partai Golongan Karya di Slipi, Jakarta Barat, yang juga berwarna kuning. Logo Partai Berkarya dengan pohon beringin juga menyerupai Partai Golkar.
Memasuki kantor DPP Partai Berkarya, pengunjung disuguhi sederetan foto Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya Tommy Soeharto. Sejumlah foto Tommy yang tengah berpidato dan memimpin diskusi partai terpajang di sepanjang lorong kantor. DI beberapa sudut ruangan juga terpajang foto ayah Tommy sekaligus presiden kedua RI, Soeharto. Sebuah foto hitam putih memamerkan Soeharto semasa muda tengah mendampingi pahlawan Indonesia, Jenderal Soedirman.
Di samping lahan parkir kantor, terdapat sebuah kafe yang menyuguhkan bermacam-macam sajian kopi. Kafe bernama Atjeh Coffee Premium itu dimiliki sayap Partai Berkarya, yakni DPP Perisai Berkarya. Ketua DPP Perisai Berkarya Tri Joko Susilo menyebutkan pembangunan kafe ini atas izin Tommy. "Dikasih lahannya, tapi modal dari kami sendiri," ucapnya ketika ditemui hari ini.
Menurut Joko, sejumlah tokoh politik, termasuk petinggi Partai Berkarya, sering menyambangi kafe ini. "Bu Neneng dan Pak Badaruddin setiap hari ngopi di sini," tuturnya sambil menyeruput kopi. Joko juga mengklaim politikus senior Golkar, Zainal Bintang, dan Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Ahmad Helmy Faishal sering mampir ke kafe yang berdiri tiga bulan lalu ini.
Baca juga: Empat Partai Baru di Pemilu 2019 dan Kekuatan Pendirinya
Tak hanya itu, mantan Komandan Jenderal Korps Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat Mayor Jenderal (Purnawirawan) Muchdi Purwoprandjono, yang menjabat Ketua Dewan Kehormatan Partai Berkarya, juga menjadi pelanggan kafe ini.
Kantor DPP Partai Berkarya memang terlihat sepi saat ini. Namun, menurut Joko, para petinggi Partai Berkarya hari ini akan menggelar acara syukuran di Gedung Granadi, Jakarta Selatan, siang nanti. "Selamatan usai mengambil nomor urut dalam pemilu 2019," katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Berkarya Neneng A. Tutty menjelaskan, gedung partai tersebut merupakan milik Tommy Soeharto.
Kepada Tempo, Neneng menyebut kantor DPP Partai Berkarya, yang terletak di Jalan Pangeran Antasari Nomor 20, Cilandak, Jakarta Selatan, merupakan bekas gedung perusahaan Pecatu Graha milik Tommy. Sejak partai ini berdiri pada 15 Juli 2016, gedung itu pun resmi digunakan untuk kantor DPP Partai Berkarya.