TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum telah mengumumkan partai politik yang lolos menjadi peserta Pemilihan Umum atau Pemilu 2019. Dari 16 Partai, 14 dinyatakan lolos dan 4 di antaranya adalah partai baru. Mereka adalah Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Berkarya, dan Partai Gerakan Perubahan Indonesia (Garuda).
Popularitas empat partai tersebut meroket selama beberapa tahun terakhir. Hal tersebut tidak terlepas dari kekuatan pendirinya yang berasal dari berbagai bidang, di antaranya pengusaha, aktivis, dan jurnalis. Partai baru ini memiliki ide dan strategi tersendiri untuk menarik simpati publik dan mendongkrap suara di Pemilu 2019.
Baca juga: PBB Tak Lolos, Fahri Hamzah Pertanyakan Keputusan KPU
Partai Perindo
Partai Perindo didirikan oleh pengusaha media, MNC Group, Hary Tanoeseodibyo. Awalnya, partai ini dinilai bakal memiliki elektabilitas yang rendah. Hary Tanoe pun tak menyangkalnya. Hary Tanoe menduga elektabilitas Perindo yang masih buruk karena faktor popularitas. Menurut dia, Perindo masih kurang populer di daerah sehingga kader-kadernya harus terus membangunnya lewat berbagai kegiatan di tingkat ranting sampai pusat.
Hary Tanoe kerap menunjukkan sikap yang berseberangan dengan pemerintahan Jokowi – JK. Hal itu ditunjukkan dalam pernyatan-pernyataan politiknya soal revolusi mental hingga kebijakan ekonomi yang dianggapnya tak berpihak pada rakyat. Namun, Hary Tanoesoedibjo telah melakukan manuver politik. Ia menyatakan akan mendukung Jokowi untuk maju dalam Pilpres 2019. "Untuk Pilpres, melihat perkembangan sekarang, Kongres Partai Perindo mendatang akan mengusulkan Pak Jokowi sebagai Calon Presiden 2019," ujar Hary Tanoe.
Hary Tanoe mengatakan, partainya lebih berupaya untuk menggenjot popularitas serta elektabilitas partainya lewat media, terutama televisi. Lewat jaringan MNC, media yang dimilikinya, iklan Partai Perindo hampir tiap saat muncul di televisi.
Selain itu berbagai kegiatan juga dilakukan Perindo, di antaranya adalah bedah rumah, pemberian gerobak cuma-cuma, bantuan kepada petani, bantuan pemuda, pemberitaan di media, juga billboard. Senin, 9 Oktober 2019, Perindo resmi mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk Pemilu 2019 dan selama proses verifikasi tidak mengalami kendala tertentu.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI)
PSI didirikan oleh mantan jurnalis televisi, Grace Natalie. Grace Natalie mengaku kesulitan saat pertama kali mendirikan partai politik. "Bukan hal yang mudah mendirikan parpol. Tapi kami bersyukur sebagai satu-satunya parpol baru yang lolos badan hukum," ujar Grace.
Grace mengatakan, modal terbesar dari partainya adalah kreativitas. Ia mengatakan, partainya menawarkan gaya baru dalam berpolitik yang lebih menyasar pada anak muda dan perempuan. Menurut Grace, anak muda dan perempuan lah yang selama ini dianggap kurang terwakili kepentingannya di dunia politik.
Tsamara Amany yang kerap dibicarakan di media sosial juga menjadi pendongkrak popularitas partai ini. Mantan jurnalis Isyana Bagoes Oka, Andy Budiman, serta desainer internasional dari Bali Niluh Djelantik juga aktif dalam menyampaikan visi dan misi dari PSI di media sosial.
Grace mengaku partainya mendapatkan sokongan dana dari berbagai pengusaha kelas menengah. Selain itu, pertainya juga menggalang dana dari publik dengan mengeluarkan satu kartu bernama Kartu Sakti atau Solidaritas Antikorupsi dan Intoleransi.
Baca juga: PBB dan PKPI Tak Lolos Jadi Peserta Pemilu 2019
Partai Berkarya
Partai Berkarya digagas oleh putra mantan presiden RI Soeharto, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto. Berdiri tahun 2016, partai ini mendaftarkan ke KPU sebagai peserta Pemilu pada 13 Oktober 2017. Partai Berkarya didominasi oleh mantan kader Partai Golongan Karya atau Golkar. Namun, Tommy mengatakan, Partai Berkarya bukan pecahan Partai Golkar dan didirikan bukan karena sakit hati dengan Golkar. "Tapi kita ingin semangat Berkarya zaman Orde Baru kembali muncul,"ujarnya.
Partai ini menjadikan figur Presiden Indonesia kedua Soeharto sebagai roh partai. Tommy mengatakan, banyak orang merindukan figur Pak Harto yang tidak membedakan suku,ras,agama dan mengutamakan persatuan dan nasionalisme.
Sebelumnya, KPU menyatakan Partai Berkarya tak lolos ke tahap verifikasi faktual. Sebab, Partai itu tidak bisa memenuhi syarat batas minimal keanggotaan di kabupaten/kota sebanyak seribu orang atau satu per seribu dari jumlah penduduk. Namun, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) menganulir keputusan tersebut dan menyatakan keputusan KPU tidak sah.
Sekretaris Jenderal Badarudin Andy Picunang mengatakan optimistis menghadapi Pemilu 2019 dan mendudukkan wakil di parlemen. "Apalagi ada Mas Tommy Soeharto dan ahli strategi Mayjen Muchdi Pr, kami yakin Partai Berkarya menjadi peserta Pemilu 2019," ujar dia.
Partai Garuda
Partai Garuda (Gerakan Perubahan Indonesia) dideklarasikan pada 16 April 2015. Partai ini mendaftarkan diri sebagai peserta Pemilihan Umum 2019 pada 15 Oktober 2017. Ketua Partai Garuda Ahmad Ridha Sabana mengakui partainya belum banyak diketahui orang. "Partai ini mungkin belum pernah terdengar karena gerakan kami silent, kami enggak pengen gembar-gembor," kata Ridha.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Garuda Abdullah Mansyuri mengatakan partainya bergerak dengan jaringan anggota yang berada di daerah. "Kami mencoba setenang mungkin. Bergerak semampu kami dan menggerakkan jaringan yang kami punya," ujarnya.
Abdullah Mansyuri mengatakan, partainya akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan hati rakyat dalam Pemilu 2019. Ia mengatakan, sebagai partai baru, partainya akan mengajak anak-anak muda untuk bergabung. Anak muda, menurut dia, dianggap lebih mandiri dan memiliki niatan luhur untuk memperbaiki kondisi negeri.