TEMPO.CO, Jakarta - Sepuluh warga Syiah yang menggowes agar bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di sepanjang perjalanan mendapatkan dukungan tanda tangan dari beberapa bupati dan tokoh masyarakat mulai Jawa Timur sampai Jawa Barat.
"Alhamdulillah mereka memberikan dukungan agar kita dipulangkan ke Sampang," kata salah satu warga Syiah yang ikut gowes, Rosyid 42 tahun, kepada Tempo di Rusun Jemundo Sidoarjo, Kamis, 18 Juli 2013.
Warga Syiah berangkat gowes ke Jakarta pada tanggal 1 Juni, sampai di Jakarta pada tanggal 16 Juni yang lalu, mereka baru bisa bertemu dengan presiden tanggal 14 Juli kemarin.
Rasyid mengaku dirinya dan sembilan warga Syiah yang lain di siang hari hanya berhenti istirahat untuk melakukan salat dan makan. "Sebelum kami bertemu dengan SBY kami terus bejalan," ujarnya.
Sepanjang perjalanan Roshid dan temannya bermalam di beberapa tempat. Di Kabupaten Lamongan Rosyid bermalam di salah satu lembaga pendidikan Muhammadiyah, di Tuban bermalam di greja, di Jawa tengan bermalam di Rumah Bupati Rembang, di Semarang bermalam di kantor Gusdurian, di Brebes di Kantor gusdurian, di Jawa Barat di rumah salah satu tokoh NU dan Bupati Cirebon, di Purwakarta bermalam di Rumah Bupati Purwakarta, di Bekasi di kantor Gusdurian, dan di Jakarta langsung singgah di kantor Ahlul Bait Indonesia (Abi).
Bupati dan tokoh masyarakat yang disingahinya, kata Roshid, memberikan dukungan berupa tanda tangan untuk disampaikan kepada Presiden SBY supaya warga Syiah Sampang dipulangkan ke kampung halamannya. Selain itu mereka juga memberikan bekal makanan bagi 10 Warga Syiah yang goes. "Kami sangat berterima kasih sekali pada mereka," ujarnya.
Aktivis Lambaga Bantuan Hukum (LBH) universal yang mendampingi selama gowes mengatakan, tokoh-tokoh di setiap daerah di Indonesia sudah mendukung agar warga Syiah di pulangkan ke kampung halamannya di Dusun Nangkernang Desa Karanggayam, Omben Sampang, Madura. "Jadi kita akan kawal terus pemerintah sampai warga ini dipulangkan," ujarnya.
ARIEF RIZQI HIDAYAT