Golkar Evaluasi Rekrutmen Kepala Daerah

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Senin, 1 Oktober 2012 11:55 WIB

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (kanan) bersama Wakil Ketua Umum Partai Golkar Fadel Muhammad (tengah) dan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah menghadiri pembukaan Rapat Koordinasi Teknis Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Jawa-1 Partai Golkar di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Rabu (15/2). ANTARA/Fanny Octavianus

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Fadel Muhammad mengatakan partainya akan mengevaluasi secara internal terhadap perekrutan calon kepala daaerah. Apalagi setelah Sekretaris Kabinet Dipo Alam mengumumkan mayoritas kepala daerah yang bermasalah berasal dari Partai Golkar.

“Banyak kader mengharapkan perubahan di tubuh Golkar,” kata Fadel melalui pesan singkat, Ahad, 30 September 2012. Menurut Fadel, rencana evaluasi ini salah satu materi yang dibahas dalam rapat pimpinan nasional keempat pada pertengahan Oktober nanti. “Kami tidak akan mentolerir kalau ada kepala daerah yang kami dukung terlibat korupsi."

Soal kepala daerah korup ini juga akan dijadikan satu pokok pikiran yang akan disampaikan dalam pidato Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie, dalam rapimnas. Fadel yakin pengumuman kepala daerah korup tak akan mempengaruhi elektabilitas Golkar.

Alasannya publik akan paham bahwa besarnya persentase kepala daerah Golkar bermasalah dikarenakan jumlah kepala daerah dari Golkar memang lebih besar dari partai lain, seperti Demokrat dan PDI Perjuangan. Sebanyak 56 persen lebih kepala daerah berasal dari Golkar.

Golkar juga tak mempersoalkan fenomena kader Golkar yang hijrah ke partai lain untuk maju sebagai kepala daerah. Misalnya, yang dilakukan mantan Bupati Belitung Timur, Basuki Tjahaja Purnama, yang pernah berkiprah di Golkar. Basuki kemudian mundur dari Golkar dan pindah ke Gerindra untuk maju dan memenangi pemilihan kepala daerah DKI Jakarta.

Menurut Fadel, partai tak bisa memaksa para kader bertahan. Apalagi jika banyak kader yang pindah ke partai lain untuk bisa maju sebagai kepala daerah. Dia menegaskan, hak politik seseorang dalam memilih partai tidak bisa dipaksakan. “Tapi kalau dia kader yang bagus mestinya maju dari Golkar dan sabar.”

Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung, mendukung evaluasi ini. Akbar bahkan mengingatkan partainya lebih selektif memilih kepala daerah. "Partai harus menerapkan sistem yang ketat untuk mencegah meluasnya kasus korupsi oleh kepala daerah,” kata Akbar.

Menurut Akbar, semakin banyak kepala daerah dari Golkar yang terlibat korupsi akan mempengaruhi penilaian publik terhadap partai. Bahkan, hal itu bisa saja mempengaruhi elektabilitas Golkar yang menurut sejumlah survei setahun terakhir ada di posisi teratas. "Dari segi politik, kesukaan publik itu sangat dipengaruhi citra dan persepsi publik."

Akbar yakin kasus korupsi menjadi perhatian utama publik dalam menentukan pilihan. Karena itu, dia tak mau kasus korupsi yang menyeret kepala daerah yang diusung partai akan mempengaruhi suara partai pada pemilu dan pilpres tahun 2014. "Ditambah lagi komitmen partai sudah sangat jelas menyatakan perang terhadap korupsi." Dia pun meminta partai bersikap tegas pada kepala daerah yang dinyatakan terlibat korupsi.

IRA GUSLINA SUFA

Berita terpopuler lainnya:
Tokoh di Balik Penghentian Pemutaran Film G30S
Untuk Tabok PKI, Tentara Pinjam Tangan Rakyat

Tiga Pesan Soeharto Kala G30S/PKI

Djoko Susilo Langgar Perintah, Ini Respons Kapolri

Pengakuan Anwar Congo, Algojo di Masa PKI 1965

Ketika Ibu Nasution Melihat Keke

Berita terkait

Kejati Tetapkan Tersangka Baru Korupsi Dana Sekretariat DPRD Papua Barat

23 Agustus 2023

Kejati Tetapkan Tersangka Baru Korupsi Dana Sekretariat DPRD Papua Barat

Kejati Papua Barat sebelumnya telah menahan FKM mantan Sekretaris DPR pada Kamis malam, 27 Juli 2023.

Baca Selengkapnya

Azis Syamsuddin Bantah Bahas Kasus DAK Lampung Tengah dengan Eks Penyidik KPK

17 Januari 2022

Azis Syamsuddin Bantah Bahas Kasus DAK Lampung Tengah dengan Eks Penyidik KPK

Menjawab pertanyaan hakim, Azis Syamsuddin menyatakan uang yang ditransfer ke eks penyidik KPK sebagai pinjaman.

Baca Selengkapnya

Respons Kemendagri soal Usulan Kenaikan Gaji Kepala Daerah

7 Desember 2018

Respons Kemendagri soal Usulan Kenaikan Gaji Kepala Daerah

Ketua KPK Agus Rahardjo sebelumnya mengusulkan agar pemerintah mengkaji remunerasi bagi kepala daerah.

Baca Selengkapnya

Kasus Nur Mahmudi Ismail, Mantan Sekda Depok Hari Ini Diperiksa

12 September 2018

Kasus Nur Mahmudi Ismail, Mantan Sekda Depok Hari Ini Diperiksa

Dua mantan pejabat Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail dan Harry Prihanto, dituduh merugikan negara Rp 10,7 miliar dalam korupsi proyek Jalan Nangka.

Baca Selengkapnya

Setya Novanto Tersangka, Golkar Mau Tetap Fokus Persiapan Pilkada

12 November 2017

Setya Novanto Tersangka, Golkar Mau Tetap Fokus Persiapan Pilkada

Maman mengatakan ada kepentingan yang jauh lebih besar dibandingkan masuk ke dalam ranah perdebatan konflik dinamika Ketua Umum Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Kejari Yogya SP3 Kasus Dana Purna Tugas 13 Mantan Anggota DPRD

3 November 2017

Kejari Yogya SP3 Kasus Dana Purna Tugas 13 Mantan Anggota DPRD

Dalam kasus dana purna tugas ini sebanyak 17 anggota DPRD Kota Yogyakarta periode 1999-2004 lainnya sudah menjalani hukuman.

Baca Selengkapnya

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Nganjuk Diciduk KPK

25 Oktober 2017

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Nganjuk Diciduk KPK

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Nganjuk Harianto diperiksa penyidik KPK di Polres Nganjuk.

Baca Selengkapnya

Kader Golkar Kena Korupsi, Nusron Wahid: Jangan Hanya Ganti Ketua

6 Oktober 2017

Kader Golkar Kena Korupsi, Nusron Wahid: Jangan Hanya Ganti Ketua

Nurson Wahid berpendapat, Partai Golkar perlu mengubah cara berpikir dan tujuan berpolitiknya setelah banyak kadernya yang terlibat korupsi.

Baca Selengkapnya

Cegah Korupsi di DKI Jakarta, Ini Cara Kerja Dua Tim Khusus KPK

4 Oktober 2017

Cegah Korupsi di DKI Jakarta, Ini Cara Kerja Dua Tim Khusus KPK

Tim koordinasi supervisi bekerja sama dengan perangkat daerah untuk mencegah korupsi di DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Soal Setya Novanto yang Tampak Sakit, Begini Komentar Warganet

28 September 2017

Soal Setya Novanto yang Tampak Sakit, Begini Komentar Warganet

Ada yang mendoakan Setya, ?Semoga segera masuk surga... Kalau perlu, nanti malam sudah di surga...? Ada juga yang menyindir, ?Hebat dan kuat banget.?

Baca Selengkapnya