TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault mengatakan ia urung menjual rumah pribadinya. Semula, ia menyampaikan akan menjual rumahnya untuk mendanai Raimuna Nasional 2017. Sebab, ketika itu muncul isu bahwa pemerintah tak akan mengucurkan dana untuk membantu anggaran kegiatan tersebut.
"Enggak jadi. Alhamdulillah ini kan dibantu Presiden," kata Adhyaksa setelah bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 10 Agustus 2017. "Saya sudah bilang, kalau pun tidak dicairkan, saya siap menjual rumah. Tapi ini kan Presiden bilang tidak mungkin. Kami dibantu beliau."
Baca: Adhyaksa ke Istana, Undang Presiden Jokowi Buka Raimuna Pramuka
Adyaksa sebelumnya berniat menjual rumah pribadinya untuk mendanai Raimuna yang akan digelar pada 14-21 Agustus 2017. Hal itu karena pemerintah sempat menahan dana hibah yang biasanya dicairkan untuk kegiatan perkemahan pramuka tersbesar di Indonesia tersebut. Penyebabnya adalah beredarnya video tentang pernyataan Adhyaksa yang mendukung khilafah di acara Hizbut Tahrir Indonesia pada 2013.
"Saya, kalau perlu menjual rumah saya demi tetap terlaksananya Raimuna," kata Adhyaksa beberapa waktu lalu. Ketika itu, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu juga memastikan tidak akan mundur sebagai Ketua Kwarna Gerakan Pramuka sebelum masa jabatannya berakhir. "Sekali layar terkembang, surut kita berpantang."
Terkait video tersebut, pemerintah telah memanggil Adhyaksa untuk mengklarifikasi pernyataan yang dianggap bertentangan dengan Pancasila itu. Setelah ada klarifikasi dari Adhyaksa, pemerintah pun mengucurkan dana untuk kegiatan Raimuna pada Selasa, 8 Agustus 2017.
Adhyaksa mengatakan anggaran yang cair pada dua hari lalu tersebut adalah anggaran rutin untuk Gerakan Pramuka. Jumlahnya mencapai Rp 10 miliar. Sementara anggaran yang dibutuhkan untuk Raimuna sendiri hingga kini belum cair. Jumlah yang dibutuhkan mencapai Rp 15 miliar. Namun, dalam pertemuan dengan pengurus Kwarnas Gerakan Pramuka pada hari ini, Jokowi menjanjikan anggaran untuk Raimuna akan diberikan.
"Presiden akan membantu kami melalui APBNP," kata Adhyaksa. Dia menambahkan, penyelenggaran Raimuna bukan dilakukan oleh pengurus Kwarnas, tetapi Dewan Kerja Nasional Gerakan Pramuka.
Saat bertemu dengan Jokowi, Adhyaksa juga menyampaikan soal anggaran rutin untuk pramuka yang berkurang. Pada saat ia menjabat sebagai menpora, kata dia, anggarannya mencapai Rp 45 miliar. Anggaran itu pada tahun-tahun berikutnya tetap sama meski dia tak lagi menjabat sebagai menpora. Namun, kini anggaran rutin untuk pramuka turun menjadi Rp 10 miliar.
Terkait penurunan anggaran rutin pramuka itu, menurut Adhyaksa Dault, Presiden Jokowi akan membantu. "Presiden akan membantu (soal kenaikan anggaran rutin) karena pramuka sangat strategis," kata Adhyaksa. Meski demikian, ia mengatakan bisa memahami jika pemerintah saat ini mengurangi anggaran untuk pramuka. "Memang kondisi keuangan, kan kita tahu sendiri sekarang sedang banyak kepentingan-kepentingan pembangunan. Kami bisa pahamlah."
AMIRULLAH SUHADA