TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan masih ada potensi longsor susulan di Desa Banaran, Ponorogo, Jawa Timur. "Selama masih hujan deras, masih ada potensi,” kata Sutopo di Graha BNPB, Jakarta, Selasa 4 April 2017.
Meski begitu, Sutopo menilai intensitas longsor susulan tidak akan sebesar longsor yang terjadi pada Sabtu, 1 April 2017. Sebabnya, tanah di Bukit Mahkota yang berketinggian 200 meter dan tingkat kemiringan lebih dari 35 derajat lebih stabil. “Kemungkinan untuk terjadi longsor lagi, lebih kecil, karena tanah sudah terkelupas,” kata dia.
Baca juga:
Cegah Longsor Mirip Ponorogo,Punggung Gunung Wilis Dibangun Parit
BNPB, kata dia, menyarankan agar lokasi longsor untuk tidak dijadikan untuk pemukiman pascalongsor tersebut. Ia menyarankan agar area terpapar longsor bisa dijadikan hutan kembali dengan pohon-pohon berakar keras.
Proses evakuasi korban longsor terus berlangsung. Sutopo menilai ketebalan longsoran yang mencapai kedalaman 50 meter dan luas landasan longsor mempersulit proses evakuasi, tanpa jaminan adanya korban yang ditemukan. Morfologi permukaan tanah yang berubah pun mempersulit tim SAR. “Kemungkinan korban terseret longsoran,” kata dia.
Hingga kini, Sutopo menyebutkan sebagian warga masih bertahan di pengungsian. Dari 300 pengungsi, saat ini setidaknya ada 178 warga yang bertahan di pengungsian. “Sebagian tetap bekerja,” ujar Sutopo.
ARKHELAUS W.