TEMPO.CO, Jakarta - Bencana tanah longsor terjadi di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, pada Sabtu malam, 13 April 2024. Penyebab terjadinya bencana alam tanah longsor itu diduga dipicu hujan dengan intensitas sedang-tinggi selama beberapa hari dan kondisi tanah yang tidak stabil mengakibatkan terjadinya tanah longsor yang menimbun sejumlah rumah beserta penghuninya sekitarnya.
Kerugian akibat bencana alam tersebut ditaksir ratusan juta. Berikut update info soal bencana tanah longsor yang terjadi Tana Toraja:
Dua korban ditemukan meninggal
Dua korban bencana longsor di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, yang sebelumnya dinyatakan hilang telah ditemukan tim pencarian dan pertolongan pada Senin kemarin, 15 April 2024.
Kedua korban ditemukan dalam kondisi meninggal di Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, dan jenazahnya langsung disemayamkan di Rumah Sakit Lakipadada.
Dengan penemuan dua korban ini, total korban jiwa bencana longsor di Tana Toraja ini menjadi 20 orang. Rinciannya; 16 orang ditemukan di Desa Manggau, Kecamatan Makale, dan empat korban lainnya sebelumnya ditemukan di Desa Lembang Randan Baru, Kecamatan Makale Selatan.
Pencarian dihentikan
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB Abdul Muhari mengatakan, dengan penemuan korban tersebut, operasi pencarian dan pertolongan dihentikan. Namun tim gabungan tetap bersiaga atas kemungkinan laporan warga yang merasa kehilangan anggota keluarganya.
Terkendala cuaca buruk
Ia juga menjelaskan, upaya pencarian dan pertolongan sedikit terkendala oleh cuaca buruk, dengan kabut dan hujan intensitas sedang hingga tinggi, yang menyebabkan tim gabungan harus menghentikan operasi demi keamanan.
Proses pencarian juga terhambat oleh medan terjal dan akses yang terputus, sehingga sulit bagi alat berat untuk mencapai lokasi terdampak.
"Namun, dengan kerja keras tim gabungan dan partisipasi warga setempat, operasi pencarian dan pertolongan berjalan lancar," ujar Muhari.
Menurut dia, BNPB juga mengirimkan bantuan ke lokasi terdampak, dipimpin oleh Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Fajar Setyawan, yang mewakili Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto. Hal ini, sebagai bentuk dukungan percepatan penanganan dampak bencana tanah longsor di Tana Toraja.
Dukungan logistik
Tak hanya itu, kata Muhari, BNPB juga membawa sejumlah dukungan logistik dan peralatan; mencakup tenda pengungsi, tenda keluarga, sembako, makanan siap saji, hygiene kit, selimut, matras, kasur lipat, velbed, light tower, genset, pompa alkon, penjernih air dan chain saw.
"Ada pula Dana Siap Pakai (DSP) senilai Rp 250 juta untuk operasional penanganan darurat hingga pemulihan, termasuk pemenuhan kebutuhan dasar bagi warga terdampak," ujar dia.
Dievakuasi ke gereja
BNPB sebelumnya melaporkan sebanyak 77 orang warga Makale dan Makale Selatan, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, dinyatakan selamat dari bencana longsor dan sudah berhasil dievakuasi oleh tim pencarian dan pertolongan (SAR) gabungan.
Muhari mengatakan, puluhan orang korban selamat tersebut dievakuasi petugas SAR gabungan ke posko darurat yang didirikan pada halaman gereja desa setempat.
"Posko dan dapur umum pun sudah didirikan guna pemenuhan kebutuhan warga terdampak dan tim evakuasi," ujarnya.
ADINDA JASMINE PRASETYO | ALIF ILHAN FAJRIADI
Pilihan editor: Longsor di Tana Toraja, Tim Gabungan BNPB Temukan 20 Korban Meninggal