Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Polisi Temukan Lagi Bungker di Rumah Kasdi

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Solo:Tim Laboratorium Forensik Mabes Polri dan Polda Jateng melakukan pra rekontsruksi atas penemuan bahan peledak dan amunisi di rumah Kasdi alias Sikas di di Dukuh Pancasan Rt 01/03 Banaran, Bendosari, Sukoharjo, Jateng, Kamis (22/3). Petugas juga menyisir rumah Kasdi untuk mengantisipasi keberadaan bahan peledak maupun amunisi lainnya.Kapolwil Surakarta, Kombes Pol Yotje Mende menyatakan, langkah yang dilakukan tersebut sebatas pra rekonstruksi karena tidak menyertakan tersangka. "Pra rekontruksi ini kita fokuskan pada penemuan bahan peledak dan amunisi," tandas Kapolwil kepada wartawan.Dalam pra rekontruksi tersebut, seluruh bahan temuan di Kasdi dikembalikan ke bungker yang digunakan untuk menyimpan untuk keperluan pembuktian.Dalam penyisiran di seluruh bagian rumah Kasdi yang berdinding bata merah itu, tidak ditemukan apapun. Tapi petugas justru menemukan bungker lain yang berada tidak jauh dari bungker pertama. "Kemungkinan bunker itu tidak digunakan, karena saat dibongkar tidak ditemukan apapun," katanya.Istri tersangka, Surani dalam pra rekonstruksi tersebut juga diikutsertakan sebagai saksi. Tetapi yang bersangkutan tidak sepatah katapun memberikan pernyataan kepada wartawan, dia hanya menyaksikan aparat kepolisian saat melakukan pra rekonstruksi. "Dari pengakuan yang bersangkutan mengaku tidak tahu menahu soal bungker dan barang-barang yang ditemukan tersebut. Dia juga mengaku tidak tahu aktivitas suaminya,'' tutur Kapolwil.Dari identifikasi ulang terhadap barang-barang yang ditemuykan tersebut, terdiri dari bahan peledak seperti potasium klorat sebanyak 715,8 kilogram, bom paralon sebanyak 16 buah, bom besi 5 buah, bom botol 5 buah, granat nanas rakitan 2 buah, detonator 200 buah, TNT sebanyak 10 kilogram, amunisi sebanyak 2009, senjata jenis revolver dan satu buah senjata rakitan.Anas Syahirul
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Sejarah Pembentukan Densus 88 yang Diminta Dibubarkan oleh Fadli Zon

7 Oktober 2021

Personel kepolisian bersenjata dan prajurit TNI berjaga saat tim Densus 88 Antiteror melakukan penggeledahan di bekas markas FPI, Petamburan, Jakarta, Selasa, 27 April 2021. ANTARA/Aprillio Akbar
Sejarah Pembentukan Densus 88 yang Diminta Dibubarkan oleh Fadli Zon

Fadli Zon meminta Densus 88 dibubarkan. Menurut dia, penanganan terorisme cukup diserahkan kepada BNPT


Soal Terorisme, Menteri Wiranto Diundang Berpidato di India

13 Maret 2017

Wiranto, Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Soal Terorisme, Menteri Wiranto Diundang Berpidato di India

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto dijadwalkan berangkat ke India untuk memberi pidato tentang penanganan terorisme.


DPR: Penguatan Unit Antiteror Kebutuhan Mendesak  

6 Maret 2017

Bambang Soesatyo. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
DPR: Penguatan Unit Antiteror Kebutuhan Mendesak  

Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo menilai penguatan unit antiteror, seperti Detasemen Khusus 88, menjadi hal mendesak dalam memerangi terorisme.


Kalla: Terorisme Tak Hanya Bom dan Korban, tapi Penyebabnya  

23 Desember 2016

TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Kalla: Terorisme Tak Hanya Bom dan Korban, tapi Penyebabnya  

Lahirnya radikalisme dan terorisme, kata Kalla, dimulai dari negara-negara gagal yang diserbu negara asing.


Diduga Jaringan Majalengka, Bahraini Agam Ditangkap Densus

26 November 2016

Ilustrasi pengamanan terorisme. TEMPO/Iqbal Lubis
Diduga Jaringan Majalengka, Bahraini Agam Ditangkap Densus

Bahraini disangka terlibat kasus terorisme jaringan

Majalengka.


Suhardi Alius: Ada Peta Jejaring Teroris, Termasuk Napi  

1 Agustus 2016

Komisaris Jenderal Suhardi Alius. TEMPO/Prima Mulia
Suhardi Alius: Ada Peta Jejaring Teroris, Termasuk Napi  

Aparat akan mengawasi dan memberikan sentuhan persuasif kepada narapidana yang masuk jejaring itu.


Suhardi Alius: Ideologi Tak Mudah Diubah  

1 Agustus 2016

TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Suhardi Alius: Ideologi Tak Mudah Diubah  

Sinergi dilakukan untuk mengoptimalkan upaya yang selama ini dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.


Mengapa Kapolri Pilih Suhardi Alius Jadi Bos Antiteror

20 Juli 2016

Komisaris Jenderal Suhardi Alius. TEMPO/Prima Mulia
Mengapa Kapolri Pilih Suhardi Alius Jadi Bos Antiteror

Hari ini Presiden Joko Widodo bakal mengangkat Komisaris Jenderal Suhardi
Alius sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.


Kontras Kecewa Hasil Sidang Etik Densus 88  

16 Mei 2016

Para pelayat merangsek ke arah polisi yang sempat menghambat proses penguburan jenazah Siyono di Dukuh Brengkungan, Klaten, 13 Maret 2016. Siyono ditangkap anggota Densus 88 pada Selasa lalu dan meninggal dalam proses penyidikan pada Jumat siang. TEMPO/Dinda Leo Listy
Kontras Kecewa Hasil Sidang Etik Densus 88  

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menyatakan kecewa terhadap hasil putusan pengadilan etik terhadap anggota Densus 88.


BNPT: Medan Teroris di Poso Sulit

21 April 2016

Sejumlah prajurit TNI menyusuri jalan setapak dalam hutan untuk memburu kelompok Santoso di Desa Sedoa, Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah, 24 Maret 2016. ANTARA FOTO
BNPT: Medan Teroris di Poso Sulit

Medan kekuasan pelaku teroris Poso yang dipimpin Santoso sulit.