Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Editor

Budi Riza

image-gnews
Putera sulung mantan Presiden SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (tengah) menyerahkan piala kepada Ketua Pelaksana Kejuaraan Asia Karate SBY Cup XIV Jackson AW Kumaat (keempat kiri) di Jakarta, 25 Februari 2017. ANTARA FOTO
Putera sulung mantan Presiden SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (tengah) menyerahkan piala kepada Ketua Pelaksana Kejuaraan Asia Karate SBY Cup XIV Jackson AW Kumaat (keempat kiri) di Jakarta, 25 Februari 2017. ANTARA FOTO
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Nama Agus Harimurti Yudhoyono muncul dalam hasil survei Indo Barometer terkait calon presiden Indonesia 2019. Tingkat popularitas putra mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di mata publik terbilang tinggi yaitu di atas 50 persen.

Bila dibandingkan dengan Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto, tingkat pengenalan publik terhadap Agus ada di angka 71,7 persen. Sementara keempat tokoh lainnya berkisar di angka 96-99 persen.

Baca: AHY Kampanye Ditemani Haji Lulung, Ini Kegiatannya

"Luar biasa SBY ini. Ongkos kampanye Pilkada, tapi capaiannya Pilpres," kata Qodari di Grand Sahid Hotel, Jakarta, Rabu, 22 Maret 2017. Seperti diketahui, AHY adalah satu dari tiga calon Gubernur DKI Jakarta 2017 namun dia kalah di putaran pertama. Pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno melaju ke putara kedua.

Qodari menuturkan sengaja memasukkan nama AHY dalam surveinya untuk menggantikan nama SBY. "Karena Pak SBY sudah bicara tongkat estafet," kata dia.

Baca: Ikut Kampanye Anies-Sandi, Prabowo Sindir AHY

Meski tingkat pengenalan AHY terbilang tinggi, namun angka kesukaan publik padanya masih rendah hanya 48 persen. Padahal, kesukaan publik pada Jokowi, Jusuf Kalla, Megawati dan Prabowo tergolong tinggi atau di atas 50 persen. "PR (pekerjaan rumah) Agus di sini," kata dia.

Qodari menuturkan, bila responden diberikan pertanyaan terbuka terkait capres, maka nama AHY hanya meraih 0,4 persen. Adapun di peringkat pertama bercokol Presiden Jokowi (31,3 persen), Prabowo Subianto (9,8 persen), Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (8,3 persen), Anies Baswedan (4,5 persen), Ridwan Kamil (3,1 persen), Tri Rismaharini (2,8 persen) dan lainnya. Muncul pula nama-nama seperti Hary Tanoesudibjo, Ani Yudhoyono, Tommy Soeharto dan lainnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: Begini Cara AHY Bangun Jakarta tanpa Menggusur

Bila diberikan simulasi 18 nama yang terdiri dari kepala daerah dan tokoh parpol, maka nama AHY masuk dalam lima besar dengan nilai 2,5 persen. Dia kalah dari Presiden Jokowi (45,6 persen), Prabowo Subianto (9,8 persen), Ahok (8,7 persen) dan Ridwan Kamil (3,5 persen).

Jika disimulasikan 14 nama dengan memasukkan para pemimpin partai politik, nama Agus ada di urutan ketiga (2,4 persen). Di atasnya ada Prabowo Subianto (13,9 persen) dan Presiden Jokowi (49 persen).

Juru bicara Partai Demokrat, Rachland Nashidik, mengatakan partainya belum tentu mencalonkan AHY sebagai capres 2019. Namun, dia mengakui hasil survei ini memuaskan. "Kendati kalah di Pilkada DKI, tapi program minimal kami berhasil membuat mas Agus dikenal secara nasional," kata Rachland.

Menurut Rachland, ini menjadi modal yang bagus untuk AHY ke depan. Rachland berujar ini membuat AHY menjadi salah calon kuat yang bisa diusung Partai Demokrat dalam pemilihan Presiden di masa yang akan datang.

AHMAD FAIZ

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Poltracking Indonesia Dilarang Rilis Hasil Survei Tentang Pilkada Jakarta

16 jam lalu

Petugas menyortir dan melipat surat suara Pilkada DKI Jakarta 2024 di Gudang Logistik KPU Kota Jakarta Pusat, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2024. KPU Jakarta Pusat menargetkan proses pelipatan selama 5 hari dengan target per hari mencapai 168 ribu surat suara yang kemudian disimpan kedalam 48 dus. TEMPO/Ilham Balindra
Poltracking Indonesia Dilarang Rilis Hasil Survei Tentang Pilkada Jakarta

Persepi memberi sanksi kepada Poltracking Indonesia. Lembaga itu dilarang merilis hasil survei tentang Pilkada Jakarta tanpa persetujuan Persepi.


Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.


DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Saan Mustofa
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.


Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Ketua DPR Setya Novanto melambaikan tangan sembari tertawa usai mengikuti Rapat Paripurna di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 15 Maret 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.


Pilkada Jawa Barat, Survei: Elektabilitas Ridwan Kamil Tertinggi  

23 Maret 2017

Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil menyapa warga sambil diiarak naik sisingaan saat deklarasi calon Gubernur Jawa Barat di Bandung, Jawa Barat, 19 Maret 2017. TEMPO/Prima Mulia
Pilkada Jawa Barat, Survei: Elektabilitas Ridwan Kamil Tertinggi  

Menurut Direktur Indo Barometer M. Qodari, survei itu dilaksanakan di seluruh wilayah Provinsi Jawa Barat yang meliputi 26 kota/kabupaten.


Survei Poltracking: Ahok Pemimpin Paling Tegas dan Berwibawa  

2 Februari 2017

Lembaga Survei Poltracking Indonesia merilis hasil temuan mereka tekait elaktabilitas para pasangan calon gubernur DKI di Pilkada 2017, di Hotel Oria, Jakarta, 19 Januari 2017. Tempo/Egi Adyatama
Survei Poltracking: Ahok Pemimpin Paling Tegas dan Berwibawa  

Agus dan Anies menempati peringkat kedua dan ketiga.


Jika Pilkada DKI Hari Ini, Ahok Jadi Gubernur Lagi

26 Januari 2017

Direktur Alvara Research Center, Hasanuddin Ali, memaparkan riset Pilkada DKI Jakarta di Warung Daun Cikini, Jakarta, 26 Januari 2017. Tempo/Rezki Alvionitasari.
Jika Pilkada DKI Hari Ini, Ahok Jadi Gubernur Lagi

Agus menempati peringkat kedua, dan Anies ketiga.


Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Presiden Joko Widodo memberi pernyataan usai Rapim TNI, didampingi Menkopolhukam Wiranto, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Cilangkap, 16 Januari 2017. TEMPO/Yohanes Paskalis
Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.


Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Susilo Bambang Yudhoyono membacakan pidato politiknya usai ditetapkan menjadi ketum periode 2015-2020 dalam penutupan Kongres Demokrat di Surabaya, 13 Mei 2015. Dalam pidato politiknya SBY membacakan 10 rekomendasi hasil kongres untuk landasan kerja selama lima tahun kedepan. TEMPO/Nurdiansah
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.


Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Relawan membentangkan Bendera Merah Putih raksasa saat mengikuti kirab budaya menyambut Presiden ketujuh Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, di kawasan MH Thamrin, Jakarta, 20 Oktober 2014. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.