INFO MPR - Melihat sisi lain aksi demo pada 4 November 2016, Ketua MPR Zulkifli Hasan menyebutkan aksi demo besar-besaran lalu tidak sekadar menuntut proses hukum dugaan penistaan agama, melainkan merupakan puncak dari kegelisahan masyarakat. Aksi demo itu sesungguhnya bersumber dari kesenjangan sosial di masyarakat.
“Yang bakal kita hadapi adalah soal kesenjangan. Demokrasi tujuannya adalah kesejahteraan. Karena itu, demokrasi harus seiring dengan demokrasi ekonomi. Namun saya mengamati yang terjadi adalah demokrasi perselingkuhan. Inilah yang menyebabkan terjadinya kesenjangan,” kata Zulkifli saat berbicara dalam Rapat Kerja Nasional II Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Rabu malam, 23 November 2016.
Kondisi seperti itu, lanjut Zulkifli, ditambah dengan tersumbatnya saluran untuk menyampaikan aspirasi. “Partai Islam sudah mulai kehilangan kepercayaan. Partai politik dianggap tidak mewakili aspirasi. Kegelisahan-kegelisahan itu tidak mendapatkan saluran yang tepat,” ujarnya.
Terkait dengan rencana aksi demo pada 2 Desember, Zulkifli mengusulkan peserta demo menggunakan cara-cara Indonesia, yaitu dengan nilai luhur ke-Indonesia-an. “Silaturahmi, saling berkunjung sehingga membuat suasana sejuk dan teduh, begitulah cara Indonesia. Dengan berdialog, paling tidak kalau ada sepuluh masalah, separuh bisa kita selesaikan,” tuturnya. (*)