TEMPO.CO, Boyolali - Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Condro Kirono mengingatkan, ada tiga hal yang harus diwaspadai anggota Korps Brigade Mobil (Brimob) selama bertugas mengamankan PT Freeport Indonesia, obyek vital nasional yang berada di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua.
“Kondisi lawan kita, kriminal bersenjata, enggak pakai sepatu saja bisa naik di ketinggian 70 derajat, masuk-masuk hutan. Ketahanan mereka membeku 1 x 24 jam. Ketepatan menembaknya juga luar biasa. Kita pakai rompi kadang ditembak di sini,” kata Condro sambil menunjuk lengannya saat memberikan arahan di Markas Komando Brimob Gunung Kendil Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Selasa, 13 September 2016.
Baca:
Ide Bos Freeport dari Papua, Luhut: Cari Nama, Jangan Satu!
Perpanjangan Kontrak Freeport Belum Jelas, DPR Bentuk Panja
Izin Ekspor Freeport Habis, Menkeu: Kita Mungut Duitnya Saja
Seratus anggota Brimob yang membawa senjata laras panjang dan menggendong ransel tampak serius menyimak arahan Condro. “Kewaspadaan kita tidak boleh kendor. Beberapa kali ada kejadian karena kita lengah. Kita turun, bergerak, tanpa ikatan regu. Tidak menggunakan peralatan yang ada, ditinggal, dan sebagainya,” kata Condro.
Condro mengingatkan para anggota Brimob agar selama empat bulan bertugas tidak mengulang pelanggaran yang mencoreng nama baik institusi Polri. “Di sana justru mengamankan orang yang mengolah tailing atau limbah yang masih mengandung emas,” kata Condro.
Baca Juga:
Selama empat bulan di Papua, Condro berujar, para anggota Brimob bertugas mengamankan seluruh karyawan serta fasilitas, sarana, dan prasarana PT Freeport Indonesia. “Pekerjanya lebih dari 12 ribu orang Indonesia. Satu persen orang asing. Jangan sampai ada gangguan dari pihak mana pun,” ujar Condro.
Condro menambahkan, Mimika berbatasan dengan daerah yang cukup rawan, terutama di wilayah utara yang berbatasan wilayah Kabupaten Dogiayi dan wilayah Wamena, Kabupaten Puncak Jaya. “Analisa daerah operasi itu benar-benar menjadi pedoman selama melaksanakan tugas di sana. Ada pepatah Minang di mana bumi dipijak, (di situ) langit dijunjung. Hormati budaya di sana,” pesan Condro.
Seusai upacara, sebagian anggota Brimob Mako Gunung Kendil Boyolali yang sudah berkeluarga segera disambut peluk haru istri dan anak-anaknya. “Si bungsu sengaja saya ajak ke sini agar dia tahu kalau ayahnya akan pergi jauh untuk menjalankan tugas negara,” kata Kusmiyati, istri salah seorang anggota Brimob yang akan segera diberangkatkan ke Papua.
DINDA LEO LISTY