TEMPO.CO, Batam - BP Batam menyampaikan pembangunan rumah contoh relokasi untuk warga terdampak Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco-city sudah rampung. Masyarakat tempatan tegaskan menolak pindah dari kampung halaman di Pulau Rempang.
Mereka yang masih bertahan dari relokasi tetap menolak. Mereka memastikan tak akan tergiur dengan rumah relokasi yang ditawarkan pemerintah.
Seperti yang dikatakan Miswadi, salah seorang warga Rempang saat dihubungi Tempo, Senin 22 April 2024. Ia mengatakan, tak akan bisa dirayu dengan rumah relokasi yang dibuat pemerintah. "Kampong kami lebih berharga dari segala apapun," kata Wadi dengan logat melayunya.
Ia melanjutkan, bahkan jika rumah relokasinya dua lantai pihaknya tak akan pindah. "Sekalipun dibikin dua lantai kami masyarakat nggak butuh, kami butuh kampong kami," kata Wadi.
Sampai saat ini sebagian besar masyarakat Rempang masih menolak relokasi. Sebagian kecil lainnya menerima, bahkan sudah 94 orang pindah ke rumah sewa sementara.
Sebelumnya, dalam siaran pers BP Batam Jumat, 19 April 2024, disebutkan empat unit rumah contoh relokasi sudah selesai di bangun. Saat ini kebutuhan listrik juga mulai masuk di kawasan rumah contoh yang terdapat di Kampung Tanjung Banon, Pulau Rempang, sejak 6 April 2024 lalu.
Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol Ariastuty Sirait mengatakan, pihaknya juga telah menyiapkan tandon air untuk setiap rumah dengan kapasitas dua meter kubik. Sebanyak empat unit tandon dipasang guna memenuhi kebutuhan air sementara di kawasan.
"Saat ini, tim juga masih terus melakukan pembersihan dan merapikan beberapa meterial bangunan yang telah terpasang," ujar Tuty dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 19 April 2024.
Selain itu kata Tuty, untuk pengerjaan jalan masih dalam proses, kontraktor memerlukan waktu untuk melakukan pemadatan kembali lapisan dasar jalan yang tergerus oleh cuaca ekstrim beberapa waktu belakangan. "Untuk pengaspalan jalan masih dalam proses karena lapisan dasar belum terpenuhi. Sehingga, pekerja khawatir jika dipaksakan akan mengurangi kualitas jalan," tambah Tuty.
Sejauh ini, Tuty menyampaikan tidak ada kendala yang cukup signifikan dalam pengerjaan kawasan keempat rumah contoh tersebut. Termasuk untuk proses pematangan lahan dan penyiapan badan jalan.
"Koordinasi dan komunikasi dengan PUPR dan pihak terkait lainnya pun terus dilakukan. Harapan kami, pengerjaan ini bisa maksimal sehingga bermanfaat betul untuk warga yang terdampak pembangunan," ucapnya.
YOGI EKA SAHPUTRA
Pilihan Editor: Kepala BP Batam Sebut PSN Rempang Lanjut, Tim Solidaritas: Rudi Abai Suara Masyarakat