TEMPO.CO, Surabaya - Dinas Kesehatan Jawa Timur menyiagakan 11.090 pos kesehatan di seluruh kota dan kabupaten untuk melayani pemudik Lebaran. Posko diutamakan untuk daerah rawan kecelakaan, banjir, dan tanah longsor.
“Ada sekitar 10 daerah rawan kecelakaan dan bencana saat mudik,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Harsono kepada Tempo di kantornya, Kamis, 23 Juni 2016. Daerah rawan itu adalah Kabupaten Lumajang, Kabupaten Madiun, Kabupaten Malang, Kabupaten Jombang, Kota Malang, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Tuban, Kabupaten Pacitan, dan Kabupaten Lamongan.
Pos-pos kesehatan itu terdiri atas 760 puskesmas, 235 pos terpadu, dan 95 rumah sakit rujukan. Ada pula pos kesehatan di 19 jembatan timbang yang juga digunakan untuk rest area. Unit gawat darurat di puskesmas dan mobil ambulans disiagakan 24 jam.
Pos kesehatan itu akan disiagakan sejak H-7 hingga H+7 lebaran. "Petugas medis bersiaga 24 jam." Selain pos kesehatan, Dinas akan memeriksa sopir kendaraan umum. Pemeriksaan dilakukan sebanyak tiga kali. Pertama, pemeriksaan kesehatan di setiap perusahaan otobus yang sudah dilakukan pada pertengahan Juni lalu. Kedua, pemeriksaan di terminal beberapa kota dan kabupaten pada akhir bulan ini.
Ketiga, pemeriksaan kesehatan sopir saat di area-area pemberangkatan mudik bareng di Jawa Timur. "Pemeriksaan yang ketiga ini akan dilaksanakan pada 2 Juni-4 Juli," kata Harsono.
Ketua Komisi Bidang Kesejahteraan Masyarakat DPRD Jawa Timur Agung Mulyono mendukung penuh keberadaan pos kesehatan yang disediakan Dinas Kesehatan saat mudik Lebaran. Menurut dia, pos kesehatan itu dapat meminimalkan terjadinya kecelakaan saat mudik. "Pos-pos kesehatan itu untuk memberi kenyamanan bagi pemudik."
Agung mengingatkan tenaga medis yang menjaga pos kesehatan cekatan. Jangan sampai, ketika menangani pemudik yang mengalami kecelakaan, petugas medis malah tak tahu melakukan tindakan yang tepat. "Harus ada operasional standar bagi tenaga medis di pos kesehatan dan semua tenaga medis yang jaga harus menguasai."
EDWIN FAJERIAL