TEMPO.CO, Surabaya - Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur memastikan awal puasa atau 1 Ramadhan 1438 Hijriyah jatuh pada Sabtu, 27 Mei 2017. "Sesuai sistem hisab yang sudah dilakukan Muhammadiyah, awal puasa tahun ini pada 27 Mei mendatang," ujar Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Nadjib Hamid di Surabaya, Senin 24 April 2017.
Dalam perhitungan hisab Haqiqi Wujudul Hilal yang dipedomani Muhammadiyah, disebutkan bahwa Ijtimak jelang Ramadhan terjadi pada Jumat, 26 Mei 2017 Masehi pukul 02.46.53 WIB. Tinggi bulan pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta +08 derajat 01' 58' (hilal sudah wujud).
Baca: Penerima Zakat Ramadan di Aceh Diminta Tak Membeli Rokok
"Di seluruh wilayah Indonesia, pada saat terbenam matahari posisi rembulan atau bulan sabit berada di atas ufuk sehingga 1 Ramadhan 1438 Hijriyah jatuh keesokan harinya," Nadjib Hamid menjelaskan.
Warga Muhammadiyah dan umat Islam se-Indonesia, kata dia, akan memulai salat tarawih pada Jumat malam 26 Mei 2017 mendatang. Sementara itu, untuk Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriyah Ijtimak jelang Syawal tahun ini terjadi pada Sabtu, 24 Juni 2017, pukul 09:33:12 WIB.
Tinggi bulan pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta adalah 03 derajat 46' 31' atau artinya hilal sudah wujud dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat terbenam matahari, posisi rembulan sudah berada di atas ufuk. "Sehingga 1 Syawal 1438 H atau Idul Fitri jatuh pada Ahad, 25 Juni 2017," kata mantan komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur tersebut.
Baca: Meugang, Tradisi Sambut Ramadan di Aceh
Dengan demikian, umat Islam di Indonesia melaksanakan ibadah puasa pada Ramadhan tahun ini selama 29 hari. Sejak Muktamar Jakarta pada 2000, Muhammadiyah memutuskan menggunakan sistem Hisab Haqiqi dengan kriteria Wujudul Hilal dan Mathla' Nasional, yang kemudian disempurnakan dalam Musyawarah Nasional Tarjih ke-26 di Padang pada 2003.
Menurut Wujudul Hilal yang dipedomani Muhammadiyah, bulan baru Qamariyah terjadi jika telah memenuhi tiga kriteria yang penggunaannya harus terpenuhi sekaligus. Yakni telah terjadi Ijtima', kemudian Ijtima' terjadi sebelum matahari terbenam, serta piringan atau hilal di atas ufuk.
ANTARA