TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria menanggapi rekomendasi Partai Golkar yang mengajukan nama Presiden Indonesia kedua, Soeharto, untuk menjadi pahlawan nasional. Pihaknya merasa perlu ada sejumlah pertimbangan khusus sebelum pengambilan keputusan tersebut.
"Pertama, kita harus atur satu aturan yang jelas siapa yang layak menjadi pahlawan," ujar Riza seusai acara diskusi tentang problematika sistem pemilihan umum di Cikini, Jakarta, Ahad, 22 Mei 2016.
Riza mengatakan aturan itu penting agar ada kriteria yang jelas dalam menentukan figur yang tepat untuk menjadi pahlawan nasional. "Jangan sampai kita terlalu mudah mengusulkan pahlawan, dan jangan sampai juga kita melupakan siapa yang sesungguhnya pahlawan," katanya.
Baca Juga: Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Masinton: Harusnya Diadili!
Usul semacam itu, menurut Riza, sah saja untuk dikemukakan. Salah satu aturan yang mungkin bisa dijadikan alternatif adalah pembuatan aturan yang sama-sama disepakati bahwa figur-figur presiden berhak diangkat menjadi pahlawan. Dengan demikian, hal ini mungkin saja tak hanya berlaku untuk Soeharto, tapi juga B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Megawati, hingga Susilo Bambang Yudhoyono.
"Mungkin saja mau ada aturan sebagai presiden selama tidak ada kesalahan luar biasa diangkat jadi pahlawan, ini akan kita bahas ke depan," ucapnya. Pemberian gelar ini merupakan bentuk apresiasi terhadap perjuangan dan kontribusi yang telah diberikan presiden tersebut kepada negara.
Riza menambahkan, Gerindra dapat memahami dan menghormati usul Partai Golkar itu. Hal ini terkait dengan peran Soeharto dalam Partai Golkar. "Beliau membesarkan Golkar, beliau presiden 32 tahun memimpin, dan memang banyak hasil pembangunan beliau."
Namun, Riza berujar, pihaknya belum sampai pada keputusan akhir mendukung atau menolak usul tersebut. "Kami akan lihat dulu, bisa saja juga tunggu momentumnya, jangan sekarang, kami akan pertimbangkan," tuturnya.
Simak: Ingatkan Golkar, Masinton: Megawati Kapten Kesebelasan KIH
Rekomendasi pengangkatan Soeharto sebagai pahlawan nasional digulirkan pada Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar di Nusa Dua, Bali pada 14-16 Mei 2016u. Sidang paripurna munaslub itu sempat berisi instruksi kepada para pengurus terpilihnya untuk memperjuangkan nama Soeharto ke dalam daftar pahlawan nasional.
Ketua Dewan Pembina Golkar yang baru, yaitu Aburizal Bakrie alias Ical, sempat mengatakan usul tersebut sudah ada sejak lama, tapi tak kunjung terwujud. Soeharto berhak atas gelar pahlawan nasional karena berperan besar untuk pembangunan.
GHOIDA RAHMAH