Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gerindra Usul Ada Aturan Jelas Tetapkan Figur Pahlawan  

image-gnews
Presiden Soeharto. dok/Rini
Presiden Soeharto. dok/Rini
Iklan

TEMPO.COJakarta - Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria menanggapi rekomendasi Partai Golkar yang mengajukan nama Presiden Indonesia kedua, Soeharto, untuk menjadi pahlawan nasional. Pihaknya merasa perlu ada sejumlah pertimbangan khusus sebelum pengambilan keputusan tersebut.

"Pertama, kita harus atur satu aturan yang jelas siapa yang layak menjadi pahlawan," ujar Riza seusai acara diskusi tentang problematika sistem pemilihan umum di Cikini, Jakarta, Ahad, 22 Mei 2016.

Riza mengatakan aturan itu penting agar ada kriteria yang jelas dalam menentukan figur yang tepat untuk menjadi pahlawan nasional. "Jangan sampai kita terlalu mudah mengusulkan pahlawan, dan jangan sampai juga kita melupakan siapa yang sesungguhnya pahlawan," katanya.

Baca Juga: Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Masinton: Harusnya Diadili! 

Usul semacam itu, menurut Riza, sah saja untuk dikemukakan. Salah satu aturan yang mungkin bisa dijadikan alternatif adalah pembuatan aturan yang sama-sama disepakati bahwa figur-figur presiden berhak diangkat menjadi pahlawan. Dengan demikian, hal ini mungkin saja tak hanya berlaku untuk Soeharto, tapi juga B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Megawati, hingga Susilo Bambang Yudhoyono.

"Mungkin saja mau ada aturan sebagai presiden selama tidak ada kesalahan luar biasa diangkat jadi pahlawan, ini akan kita bahas ke depan," ucapnya. Pemberian gelar ini merupakan bentuk apresiasi terhadap perjuangan dan kontribusi yang telah diberikan presiden tersebut kepada negara.

Riza menambahkan, Gerindra dapat memahami dan menghormati usul Partai Golkar itu. Hal ini terkait dengan peran Soeharto dalam Partai Golkar. "Beliau membesarkan Golkar, beliau presiden 32 tahun memimpin, dan memang banyak hasil pembangunan beliau."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, Riza berujar, pihaknya belum sampai pada keputusan akhir mendukung atau menolak usul tersebut. "Kami akan lihat dulu, bisa saja juga tunggu momentumnya, jangan sekarang, kami akan pertimbangkan," tuturnya.

Simak: Ingatkan Golkar, Masinton: Megawati Kapten Kesebelasan KIH 

Rekomendasi pengangkatan Soeharto sebagai pahlawan nasional digulirkan pada Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar di Nusa Dua, Bali pada 14-16 Mei 2016u. Sidang paripurna munaslub itu sempat berisi instruksi kepada para pengurus terpilihnya untuk memperjuangkan nama Soeharto ke dalam daftar pahlawan nasional.

Ketua Dewan Pembina Golkar yang baru, yaitu Aburizal Bakrie alias Ical, sempat mengatakan usul tersebut sudah ada sejak lama, tapi tak kunjung terwujud. Soeharto berhak atas gelar pahlawan nasional karena berperan besar untuk pembangunan.

GHOIDA RAHMAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Riza Patria Minta Maaf Kursi DPR Gerindra Berkurang Lima di Jakarta

23 jam lalu

Ketua DPP Partai Gerindra DKI Jakarta Ahmad Riza Patria dalam sambutannya di acara Silaturahmi dan Tasyakuran DPD Gerindra DKI Jakarta di Tavia Heritage Hotel, Jakarta Pusat pada Kamis, 9 Mei 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Riza Patria Minta Maaf Kursi DPR Gerindra Berkurang Lima di Jakarta

Kursi anggota DPR Gerindra Jakarta berkurang dari 19 menjadi 14 kursi.


3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

8 hari lalu

Sejumlah siswa meliha foto pahlawan Cut Nyak Dhien saat bermain di sekolah yang terbengkalai di SDN 01 Pondok Cina, Depok, Jawa Barat, 27 Agustus 2015. Tempo/M IQBAL ICHSAN
3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

Cut Nyak Dhien sangat dihormati masyarakat Sumedang dan dijuluki ibu perbu atau ibu suci. Ia dimakamkan di tempat terhormat bangsawan Sumedang.


Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

8 hari lalu

Cut Nyak Dien. peeepl.com
Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.


Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

9 hari lalu

Kepala Kejaksaan Tinggi Negeri Yogyakarta Tony Spontana menaburkan bunga di nisan Nyi Hadjar Dewantara dalam peringatan hari pendidikan nasional di Taman Makam Wijaya Brata, Yogyakarta, 2 Mei 2016. Upacara dan ziarah makam tersebut dihadiri ratusan siswa/i serta keluarga besar Ki Hadjar Dewantara. TEMPO/Pius Erlangga
Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.


Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

20 hari lalu

Ketua Komite Festival Film Indonesia atau FFI 2021, Reza Rahadian saat menghadiri peluncuran FFI 2021 secara virtual pada Kamis, 15 Juli 2021. Dok. FFI 2021.
Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

Dalam YouTube Reza Rahadian mengaku tertarik memerankan Thomas Matulessy jika ada yang menawarkan kepadanya dalam film. Apa hubungan dengannya?


Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

28 hari lalu

Komponis Ismail Marzuki. Wikipedia
Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

Ismail Marzuki menciptakan lagu tentang Hari Lebaran yang melegenda. Begini lirik dan profil pencipta lagu tentang Lebaran ini?


Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

41 hari lalu

Usmar Ismail. Dok.Kemendikbud
Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

Usmar Ismail dikenal sebagai bapak film nasional karena peran penting dalam perfilman Indonesia, Diberi gelar pahlawan nasional oleh Jokowi.


Jika Prabowo Jadi Presiden, Butet Kertaradjasa Cemas Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional

17 Februari 2024

Seniman monolog Butet Kartaredjasa menanggapi pelaporan dirinya ke polisi oleh relawan Presiden Jokowi. Tempo/Pribadi Wicaksono.
Jika Prabowo Jadi Presiden, Butet Kertaradjasa Cemas Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional

Seniman Butet Kertaradjasa cemas bila Prabowo Subianto menjadi presiden menghidupkan kembali Orde Baru


Anies Baswedan Sebut Nama John Lie Saat Bertemu Komunitas Indonesia Tionghoa, Siapa Dia?

4 Februari 2024

John Lie.
Anies Baswedan Sebut Nama John Lie Saat Bertemu Komunitas Indonesia Tionghoa, Siapa Dia?

Anies Baswedan menyebut nama John Lie saat acara Desak Anies bersama Komunitas Indonesia Tionghoa, di Glodok, Jakarta. Siapa John Lie?


Kisah Lafran Pane Pendiri HMI dalam Film Lafran Akan Tayang Februari 2024, Begini Perjuangannya

1 Desember 2023

Lafran Pane. wikipedia.com
Kisah Lafran Pane Pendiri HMI dalam Film Lafran Akan Tayang Februari 2024, Begini Perjuangannya

Lafran Pane merupakan pendiri organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Film Lafran tayang pada Februari 2024. Berikut biografinya.