Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

image-gnews
Sejumlah siswa meliha foto pahlawan Cut Nyak Dhien saat bermain di sekolah yang terbengkalai di SDN 01 Pondok Cina, Depok, Jawa Barat, 27 Agustus 2015. Tempo/M IQBAL ICHSAN
Sejumlah siswa meliha foto pahlawan Cut Nyak Dhien saat bermain di sekolah yang terbengkalai di SDN 01 Pondok Cina, Depok, Jawa Barat, 27 Agustus 2015. Tempo/M IQBAL ICHSAN
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tepat hari ini, 60 tahun lalu, Cut Nyak Dhien ditetapkan pemerintah sebagai pahlawan nasional. Kisahnya yang heroik, bertahun-tahun melawan penjajah menjadi dasar penetapan gelar tersebut. Meski telah berusia senja dan sakit-sakitan, ia masih tetap merepotkan penjajah. Hingga akhirnya kondisi kesehatan tak memungkinkan lagi berjuang, ia pun ditangkap Belanda. 

Khawatir bisa mempengaruhi dan membangkitkan perlawanan rakyat Aceh, Belanda akhirnya mengasingkan Cut Nyak Dhien ke luar tanah rencong. Tepatnya di Sumedang, Jawa Barat. Di tanah Pasundan, Cut Nyak Dhien tak lagi angkat senjata. Masyarakat pun tak mengetahui bahwa perempuan renta dari tanah yang jauh itu seorang pejuang. Sebab, Belanda merahasiakan identitas tersebut karena khawatir terjadi pergolakan. 

Dilansir dari buku berjudul Cut Nyak Dhien: Ibu Perbu dari Tanah Rencong, karya Anita Retno Winarsih, saat tiba di Sumedang, Cut Nyak Dhien punya penampilan khas. Tasbih yang membantunya berzikir tak lepas dari tangannya. 

Meski seorang tawanan perang, Cut Nyak Dhien tak ditempatkan di penjara. Bupati Sumedang  menempatkan pahlawan wanita itu di rumah Haji Ilyas, seorang pemuka agama. Di sana Cut Nyak Dhien kerap berinteraksi dengan masyarakat.

Ia begitu dihormati masyarakat karena kerap memberikan pengajian dan mengajarkan ilmu agama kepada masyarakat. Ia pun dijuluki Ibu Perbu atau ibu suci. Masyarakat pun tak tahu jika yang mengajarinya Alquran adalah seorang panglima perang.

1. Dimakamkan di tempat terhormat keluarga Sumedang

Pada tanggal 6 November 1908, Cut Nyak Dhien meninggal dunia karena usia tua, dan jenazahnya disemayamkan di wilayah tempat pengasingannya. Hingga wafat, Cut Nyak Dhien tak pernah kembali ke tanah rencong. Ia tetap berada di tanah Pasundan. 

Meski bukan berasal dari Sumedang, para pemimpin Sumedang begitu menghormati Cut Nyak Dhien, bahkan menempatkan jenazah pahlawan itu di pemakaman leluhur Sumedang, tepatnya di Gunung Puyuh. Kompleks pemakaman itu merupakan tempat pemakaman para leluhur sekaligus keluarga Sumedang. 

2. Baru diidentifikasi pada 1959

Awalnya, makam Cut Nyak Dien tidak dikenal oleh masyarakat karena identitasnya serta lokasi makamnya dirahasiakan oleh penjajah Belanda pada masa itu. Penemuan makamnya baru terjadi pada tahun 1959 setelah pencarian dilakukan selama Gubernur Aceh menjabat oleh Ali Hasan. Lokasi makam tersebut diidentifikasi berdasarkan data-data yang ditemukan di Belanda.

3. Makamnya menjadi tempat wisata representatif

Dilansir dari laman sumedang.kab.go.id, makam Cut Nyak Dhien di Kompleks Gunung Puyuh Desa Sukajaya Kecamatan Sumedang Selatan akan dijadikan sebuah destinasi wisata yang mewakili nilai-nilai religius.

Untuk mencapai hal ini, Pemerintah Kabupaten Sumedang berencana melakukan penataan infrastruktur sehingga tempat tersebut menjadi objek wisata yang nyaman dan layak dikunjungi.

Langkah ini merupakan bentuk penghormatan terhadap Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional, serta diharapkan akan memberikan dampak positif terhadap pariwisata Sumedang, khususnya dalam bidang wisata religi. Selain itu, upaya penataan ini juga mendapat dukungan dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Itulah sejumlah fakta menarik yang terkuak dari makam pahlawan nasional asal Aceh, Cut Nyak Dhien, di Sumedang, Jawa Barat. Namun, lebih dari sekadar batu nisan dan peringatan, makam ini menjadi saksi bisu perjalanan heroik seorang wanita yang tidak kenal lelah dalam membela bangsa dan memperjuangkan kemerdekaan.

Cut Nyak Dhien, dengan penuh semangat dan keberanian, melawan penjajah Belanda di masa-masa sulit, memimpin perlawanan rakyat Aceh melawan penindasan kolonial. Jasanya dalam mempertahankan tanah air telah meninggalkan jejak yang dalam dan membangkitkan semangat perjuangan di kalangan rakyat Indonesia.

Dalam kisah kepahlawanannya, Cut Nyak Dhien tidak hanya dikenal sebagai pejuang wanita yang tangguh, tetapi juga sebagai sosok yang menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dan keadilan. Dedikasinya yang luar biasa dalam melawan penjajah harus selalu dikenang dan diteladani oleh generasi masa depan.

SHARISYA KUSUMA RAHMANDA | S. DIAN ANDRYANTO

Pilihan Editor: Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Masyarakat Aceh Menunggu 8 Tahun 

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pj Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin Sebut Kopi Asal Sumedang Mendunia Gegara Ini

18 menit lalu

Barista Ryan Wibawa mendemonstrasikan pembuatan kopi di depan Pj Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin di Gedung Sate Bandung, Kamis (16/5/2024). ANTARA/Dokumentasi Pribadi
Pj Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin Sebut Kopi Asal Sumedang Mendunia Gegara Ini

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin menyebut kopi asal Sumedang mendunia gegara ini. Apa itu?


Pastikan Pekerja Terlindungi BPJS Ketenagakerjaan, Pj Gubernur Aceh Terbitkan Qanun

17 jam lalu

Pastikan Pekerja Terlindungi BPJS Ketenagakerjaan, Pj Gubernur Aceh Terbitkan Qanun

Pj Gubernur Aceh, Bustami Hamzah, mendukung penyelenggaraan jaminan sosial ketenagakerjaan bagi seluruh pekerja di wilayah Pemerintah Aceh, dengan menerbitkan Qanun Aceh Nomor 1 Tahun 2024 tentang Ketenagakerjaan.


Berkas Kasus Penyelundupan Pengungsi Rohingya oleh 4 Warga Aceh Sudah P21

19 jam lalu

Sejumlah imigran etnis Rohingya duduk di dalam truk saat relokasi paksa dari tempat penampungan sementara di Gedung Palang Merah Indonesia (PMI) Desa Suak Nie, Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Selasa, 26 Maret 2024. ANTARA/Syifa Yulinnas
Berkas Kasus Penyelundupan Pengungsi Rohingya oleh 4 Warga Aceh Sudah P21

Kejaksaan Negeri Aceh Barat menyatakan berkas kasus penyelundupan puluhan orang etnis Rohingya ke Aceh sudah P21.


Banjir di Nagan Raya Aceh Mulai Surut, BNPB Ingatkan Risiko Hujan Susulan

2 hari lalu

Anak-anak bermain di lokasi genangan banjir di kawasan Kecamatan Tripa Makmur, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, Kamis, 23 November 2023. (ANTARA/HO)
Banjir di Nagan Raya Aceh Mulai Surut, BNPB Ingatkan Risiko Hujan Susulan

Banjir akibat luapan sungai di Nagan Raya, Aceh, berangsur surut, Namun, masih ada potensi hujan intensitas sedang hingga lebat.


15 Pahlawan Nasional Asal Sumbar: Imam Bonjol, Mohammad Hatta, Rohana Kudus, hingga AK Gani

4 hari lalu

Ruhana Kuddus. Wikipedia
15 Pahlawan Nasional Asal Sumbar: Imam Bonjol, Mohammad Hatta, Rohana Kudus, hingga AK Gani

15 tokoh Sumbar dinobatkan sebagai pahlawan nasional, antara lain Proklamator Mohamad Hatta, Imam Bonjol, Rohana Kudus, Rasuna Said, hingga AK Gani.


Prabowo Bertekad Tak Akan Tinggalkan Masyarakat Aceh dan Sumbar, Kenapa?

6 hari lalu

Presiden terpilih Prabowo Subianto saat menghadiri rapat koordinasi nasional (rakornas) pilkada Partai Amanat Nasional (PAN) di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis, 9 Mei 2024. Dalam sambutannya, Prabowo memuji kesetiaan PAN atas dukungannya. Setidaknya PAN sudah mendukung Prabowo selama 15 tahun. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Prabowo Bertekad Tak Akan Tinggalkan Masyarakat Aceh dan Sumbar, Kenapa?

Prabowo bertekad untuk menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia, termasuk masyarakat di Aceh dan Sumbar.


Kongres Peradaban Aceh Bahas Budaya di Era Kecerdasan Buatan

10 hari lalu

Pembukaan Kongres Peradaban Aceh 2024 di Jantho, Aceh Besar, 6 Mei 2024.
Kongres Peradaban Aceh Bahas Budaya di Era Kecerdasan Buatan

Kongres Peradaban Aceh 2024 membahas nasib seni dan budaya di era kecerdasan buatan. Apa yang harus seniman lakukan?


Menang Telak di Aceh saat Pilpres 2024, Anies: Terima Kasih Orang-orang Pemberani

13 hari lalu

Bakal Calon Presiden dari Partai NasDem, Anies Baswedan (tengah) berjabat tangan dengan warga seusai melaksanakan salat Jumat di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat, 2 Desember 2022. Kunjungan Anies Baswedan bersama sejumlah pengurus Partai NasDem di Aceh untuk menjalin silaturahmi dengan Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud, para ulama, tokoh adat serta para pendukungnya. ANTARA/Ampelsa
Menang Telak di Aceh saat Pilpres 2024, Anies: Terima Kasih Orang-orang Pemberani

Anies Baswedan mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Aceh karena telah memberi dukungan di Pilpres 2024.


Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

13 hari lalu

Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto memberikan sambutan saat hadir dalam silaturahmi dan doa bersama ulama dan tokoh masyarkat di Banda Aceh, Selasa, 26 Desember 2023. Silaturahmi dan doa bersama tersebut dalam rangka memperingati 19 tahun tsunami Aceh bersama para ulama dan tokoh masyarakat se-Aceh. Foto: TKN Prabowo - Gibran
Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

Wakil Ketua DPRA Safarudin mengatakan meski suara Prabowo di Pilpres 2024 kalah di Aceh, namun dia berkomitmen kembalikan dana otsus 2 persen.


Anies-Muhaimin ke Aceh Meski Timnas Amin Sudah Bubar, Ada Apa?

14 hari lalu

Mantan paslon nomor urut 01 di pilpres 2024, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (tengah), usai halal bihalal dan pembubaran Timnas AMIN di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Selasa, 30 April 2024. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Anies-Muhaimin ke Aceh Meski Timnas Amin Sudah Bubar, Ada Apa?

Anies-Muhamin dikabarkan menuju ke Aceh untuk mengikut agenda bersama meski Timnas Amin sudah bubar.