TEMPO.CO, Kediri - Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kediri menerima titipan terpidana teroris kelompok Santoso, Rabu 30 Maret 2016. Juwaid Bin Muhamad Ali, si terpidana, langsung diperlakukan khusus yakni dipisahkan dari tahanan lain, dan diawasi agar tak melakukan propaganda di dalam penjara itu.
Kepala Lapas Kediri Hadian Eko Hidayat mengatakan Juwaid adalah terpidana untuk keterlibatannya dalam beberapa jaringan terorisme paling diburu. Di antaranya adalah jaringan Mujahidin Indonesia Timur, Umar Bin Khatab, Bima, dan Santoso. “Terpidana ini termasuk level militan satu,” kata Hadian kepada Tempo, Rabu 30 Maret 2016.
Juwaid tiba di Lapas Kediri Rabu sekitar Pukul 14.00 WIB untuk dieksekusi setelah menjalani sidang putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur. Majelis hakim menjatuhkan pidana penjara selama tiga tahun penjara atas keterlibatannya dalam kegiatan teror.
Mendapat pengawalan ketat aparat, terpidana berperawakan kurus dengan kepala plontos dan berjenggot. Dia langsung menjalani pemeriksaan administrasi di kantor Lapas Kediri. Juwaid tampak santai dan sesekali melempar senyum saat diperiksa petugas. Pakain yang dikenakannya adalah kaos lengan panjang tanpa kerah dan celana tiga perempat.
Usai menjalani pemeriksaan administrasi, petugas membawanya ke ruang tahanan khusus yang telah dipersiapkan untuk terpidana teroris. Ruang tahanan ini cukup terpisah dari sel narapidana lain dan hanya berisi satu orang.
Pemisahan ini dilakukan untuk menghindari kontak komunikasi dengan narapidana lain hingga membuka peluang melakukan propaganda. “Karena itu kami pisahkan agar tak ada kontak,” kata Hadian.
Tak hanya itu, petugas juga membatasi interaksi keluarga Juwaid yang melakukan kunjungan nantinya. Pembatasan ini berupa penempatan khusus saat kunjungan yang terpisah dengan keluarga narapidana lain. Tujuannya, "Agar obrolan mereka tak didengar keluarga narapidana lain,” kata Hadian.
Juwaid adalah satu-satunya narapidana terorisme yang ditempatkan di Lapas Kediri. Selain Kediri, sejumlah lapas di Jawa Timur juga menerima titipan narapidana teroris. Mereka sengaja dipisah agar tak melakukan konsolidasi di dalam penjara.
HARI TRI WASONO