TEMPO.CO, Surabaya - Tempat penampungan sementara warga eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Asrama Transito Dinas Transmigrasi dan Kependudukan Jawa Timur Jalan Margorejo, Surabaya, kini mulai sepi. Sebagian besar warga sudah dipulangkan ke kampung halamannya masing-masing, hanya tersisa sebanyak 23 orang di penampungan hingga Kamis sore ini 28 Januari 2016.
Kamar (Barak) 1-7 sudah bersih tak berpenghuni, ruangannya pun sudah dirapikan oleh petugas. Mobil perpustakaan keliling yang selalu menemani warga itu, terutama yang anak-anak, juga sudah tidak ada di penampungan itu.
Sementara 23 warga eks Gafatar yang masih berada di penampungan itu hanya tinggal di dua kamar, yaitu di kamar 8 dan 9. Mereka ditemani petugas Linmas yang berjaga di luar pintu.
Sebelumnya, sejak Sabtu, 23 Januari 2016, gedung asrama itu dipenuhi warga anggota Gafatar yang baru dipulangkan dari Mempawah, Kalimantan Barat. Selain itu, aparat keamanan dan jajaran Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga sibuk mengurusi mereka.
Kepala Bidang Kewaspadaan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Timur, Eddy Supriyanto, memastikan bahwa sebagian besar warga eks Gafatar sudah dipulangkan ke daerahnya masing-masing. Termasuk seluruh 196 warga yang asal Surabaya yang tuntas dipulangkan Kamis ini.
Adapun mereka yang tersisa berjumlah 23 orang. “6 orang berasal dari Kabupaten Gresik dan 17 orang lainnya berasal dari Jawa Tengah,” kata Eddy kepada Tempo di posko penampungan, Kamis, 28 Januari 2016.
Menurut Eddy, 17 warga eks Gafatar yang berasal dari Jawa Tengah itu diperkirakan akan jemput oleh pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada Jumat pagi, sehingga semua warga eks Gafatar itu akan tuntas dipulangkan besok. “Kami sudah koordinasikan itu kepada mereka, dan mereka sudah siap menjemputnya,” kata dia.
Sementara warga eks Gafatar yang berasal dari Kabupaten Gersik, sebenarnya sudah pernah dijemput oleh Pemerintah Kabupaten Gersik, namun karena ada satu keluarganya ada yang sakit, maka mereka tetap dirawat di Rumah Sakit Asrama Haji Sukolilo Surabaya. “Dan keluarga yang lain menunggunya di sana, makanya mereka tidak ikut pulang kemarinnya,” kata dia.
MOHAMMAD SYARRAFAH