TEMPO.CO, Jakarta - Bupati Batang Yoyok Rio Sudibyo mengaku bangga atas prestasi yang didapat Handoko. Handoko merupakan warga Batang yang aktif melakukan advokasi kepada para petani di Batang. "Sebagai pemimpin daerah, jelas saya merasa bangga," ujar Yoyok kepada Tempo saat dihubungi di Jakarta, Rabu 20 Januari 2016.
Menurutnya, Handoko merupakan sosok yang unik. Ketika di era sekarang banyak orang berjuang dengan beragam kepentingan dan emosi, Handoko justru berjuang dengan rasa kemanusiannya membantu para petani. Tak hanya itu, Handoko juga sering memberikan pendampingan terhadap kaum Waria dan pengidap AIDS di daerahnya. "Handoko adalah pejuang yang baik, sampai ia menomorduakan kehidupan pribadinya," ujar Yoyok.
Penghargaan Yap Thiam Hien Award 2015 diberikan kepada Handoko Wibowo. Ketua Yayasan Yap Thiam Hien Todung Mulya Lubis mengatakan, Handoko adalah sosok penegak keadilan dan sosok anti kekerasan untuk semua golongan.
Salah satu Juri dari Pengharagaan Yap Thiam Hien 2015, Yoseph Andi Prasetyo menilai sosok Handoko memberikan dampak yang luas dalam kerjanya terhadap masyarakat. “Pengaruhnya cukup besar untuk membangun kekuatan masyarakat sipil, terutama di lingkungan petani dan buruh. Bahkan Handoko mendorong lahirnya tokoh politik lokal menggunakan pendekatan HAM dan Demokrasi,” katanya.
Yap Thiam Hien Award merupakan sebuah penghargaan yang diberikan oleh Yayasan Pusat Studi Hak Asasi Manusia kepada orang-orang yang berjasa besar dalam upaya penegakan HAM di Indonesia. Nama penghargaan ini diambil dari nama pengacara Indonesia keturunan Tionghoa dan pejuang hak asasi manusia Yap Thiam Hien.
Penghargaan ini umumnya diberikan setiap tahun pada tanggal 10 Desember sejak tahun 1992. Namum pada tahun 2005, yayasan sempat meniadakan penghargaan ini karena alasan kurangnya dana.
Di tahun 2015 ini, Penghargaan Yap Thiam 2015 didukung sejumlah Dewan juri yakni Dr. Todung Mulya Lubis (Ketua Yayasan Yap Thiam Hien), Dr. Makarim Wibisono (mantan dubes/wakil tetap RI di Jenewa), Prof. Dr. Siti Musdah Mulia, MA, APU (dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Clara Joewono (pendiri CSIS), dan Yosep Adi Prasetyo (dewan pers).
INGE KLARA SAFITRI