TEMPO.CO, Jakarta - Muhammad Dawam Rahardjo, ekonom dan tokoh agama, dianugerahi Yap Thiam Hien Award tahun 2013. Selain dikenal kritis dalam menyikapi diskriminasi di Indonesia, Dawam dinilai konsisten membela prinsip-prinsip kesetaraan dan pluralisme. ”Sama seperti mendiang Yap Thiam Hien, yang dikenal sebagai pejuang hak asasi, Dawam mempercayai bahwa iman yang diyakininya tak mengajarkan kekerasan, melainkan kedamaian,” demikian rilis yang disampaikan Yayasan Yap Thiam Hien, Selasa, 10 Desember 2013.
Yap Thiam Hien Award 2013 bertajuk ”Meneguhkan Kebersamaan dalam Keberagaman”. Dewan juri terdiri atas berbagai kalangan, dari pejuang hak asasi manusia, advokat, sampai jurnalis. Mereka adalah Saparinah Sadli, Siti Musdah Mulia, Todung Mulya Lubis, Makarim Wibisono, Harkristuti Harkrisnowo, Djohan Effendi, Maria Hartiningsih, dan Wahyu Muryadi.
Menurut Ketua Panitia Penghargaan Yap Thiam Hien 2013, Yulia Siswaningsih, sebelum dewan juri memutuskan Dawam sebagai peraih penghargaan, ada 24 kandidat lain yang diusulkan mendapat anugerah tahunan tersebut. Jumlah itu lantas mengerucut menjadi tujuh orang. Walhasil, menurut Yulia, muncul dua kandidat yang sangat dipertimbangkan oleh dewan juri. ”Dewan juri akhirnya memiliki Dawam Rahardjo,” kata Yulia di kantor Lembaga Bantuan Hukum Jakarta.
Terpilihnya Dawam sebagai peraih Yap Thiam Hien Award 2013, kata Yulia, tak lepas dari sikapnya yang konsisten dalam membela prinsip pluralisme. Salah satu pertimbangan terpenting, Dawam dinilai konsisten menolak kekerasan terhadap pemeluk Ahmadiyah di Indonesia. Karena sikapnya itu, Dawam keluar dari kepengurusan pusat Muhammadiyah pada 2006.
Yulia mengatakan, malam penganugerahan Yap Thiam Hien Award 2013 rencananya diadakan pada minggu ketiga Januari 2014. Malam puncak itu dimeriahkan oleh Saung Angklung Udjo dengan membuat simbolisasi penyelarasan upaya-upaya penegakan keadilan dan hak asasi menjelang Pemilu 2014.
Penghargaan Yap Thiam Hien merupakan penghargaan yang diberikan oleh Yayasan Pusat Studi Hak Asasi Manusia kepada orang-orang yang berjasa dalam upaya penegakan hak asasi manusia di Indonesia.
Dawam merupakan peraih Yap Thiam Hien Award ke-18 sejak anugerah ini diselenggarakan pertama kali pada 1992. Tiga peraih Penghargaan Yap Thiam Hien Award sebelum Dawam yaitu Majalah Tempo (2012), Soetandjo Wignjosoebroto (2011), dan Asmara Nababan (2010).
KHAIRUL ANAM