TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Pandjaitan mengatakan tidak ada satu negara pun yang sudah mengetahui akan terjadi teror di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta. "Tidak ada itu. Dubes Amerika kan bicara sama saya tadi," ucap Luhut seusai rapat terbatas di Kantor Presiden, Kamis, 14 Januari 2016.
Luhut meminta publik tidak berspekulasi mengenai serangan teror di Jakarta. Ia menegaskan, sejak pagi, tidak ada yang memberi peringatan mengenai terjadinya teror. "Kami bekerja dengan profesional. Jangan pertanyakan profesionalitas aparat," ujar Luhut.
Menurut dia, potensi serangan memang sudah diantisipasi pemerintah sejak Desember lalu. Tapi pemerintah Indonesia dan pemerintah negara mana pun di dunia tidak ada yang tau kapan sebuah serangan teror dilakukan. Ia mencontohkan teror bom di Prancis.
Sejumlah ledakan terjadi di sekitar pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta, Kamis ini. Bom pertama meledak di kedai kopi Starbucks. Selanjutnya, ledakan kedua terjadi di pos polisi seberang gedung Sarinah di perempatan Jalan Thamrin-Jalan Wahid Hasyim. Ledakan kedua diduga bom bunuh diri. Pada waktu yang hampir bersamaan, terjadi baku tembak antara pelaku teror dan polisi. Kepolisian menyatakan lima pelaku teror meninggal dunia dan dua warga, yakni satu warga negara Kanada dan satu warga negara Indonesia, tewas.
ANANDA TERESIA