TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Agama, Abdul Jamil Wahab, mengatakan ajaran Gerakan Fajar Nusantara tak ubahnya Al Qiyadah Al Islamiyah. Kedua organisasi itu memiliki doktrin yang sama lantaran didirikan oleh Ahmad Musadeq. "Keduanya punya inti ajaran yang sama," ujarnya, Rabu, 13 Januari 2015.
Baca: Pengurus Gafatar Divonis 4 Tahun Penjara
Menurut penelitian Balitbang, kata Jamil, ajaran agama tak diketahui seluruh pengikut Gafatar. Para pengikut organisasi ini umumnya mengenal Gafatar sebagai organisasi yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan. "Hanya pengikut di jajaran pengurus yang mengetahui ajaran tersebut. Mereka dilantik setelah mengucapkan persaksian di hadapan Musadeq," katanya.
Prosesi pelantikan pengurus diawali dengan wejangan Musadeq sebagai representasi roh kudus. Dalam wejangan itu, kata Jamil, Musadeq menyampaikan inti ajaran Millah Abraham yang mengajak setiap penganutnya menganut ajaran Ibrahim. Musadeq juga menyangkal status Muhammad sebagai nabi terakhir dan mengklaim dirinya sebagai Messiah baru.
Kepada para pengikutnya, kata Jamil, Musadeq mengatakan tugas kenabian Muhammad dianggap selesai setelah peradaban Islam hancur akibat perang salib di abad ke-13. Karena itu, para pengikutnya diajak berjuang menegakkan kembali norma agama (din). "Mereka meyakini, saat ini adalah fase penanamam aqidah sehingga tidak diperlukan ibadah ," katanya.
Baca: Dokter Rica Ditemukan di Kalimantan
Akibat doktrin tersebut, kata Jamil, ibadah salat maupun puasa tak lagi dibutuhkan. Sebab, "Konsep ibadah itu hanya ada dalam agama, sementara yang diperlukan saat ini adalah perjuangan untuk "din", menegakkan aturan manusia secara holistik. Tugas para pengikutnya hanyalah membangun peradaban baru persis ketika Ibrahim diutus ke bumi," ujarnya.
Ajaran Millah Abraham meyakini peradaban agama baru akan lahir lewat sejumlah tahapan. Fase pertama, yang mereka sebut dengan istilah keimanan siri, adalah periode ketika keyakinan didakwahkan secara sembunyi-sembunyi. Adapun metode dakwah secara terbuka dimulai sejak 2007. Fase ini mereka sebut dengan istilah periode jihar.
Para penganut ajaran Millah Abraham juga meyakini 2014 sebagai periode ketika keyakinan diperlakukan secara buruk oleh para penguasa. Akhir dari periodisasi itu adalah saat Musadeq menyerukan para pengikutnya untuk melakukan hijrah. "Mereka sudah menyiapkan lahan baru di Kalimantan Tengah sebagai lahan pertanian dan perkebunan," kata Jamil.
RIKY FERDIANTO