Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kemarau Berkepanjangan, Harga Durian Melambung

Editor

Raihul Fadjri

image-gnews
Pengunjung membelah durian yang dijual di kampung suku Baduy, di Kampung Gajebo, Banten, 12 Desember 2015. Bagi pecinta durian, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk berkunjung ke desa Ciboleger, Baduy. TEMPO/Charisma Adristy
Pengunjung membelah durian yang dijual di kampung suku Baduy, di Kampung Gajebo, Banten, 12 Desember 2015. Bagi pecinta durian, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk berkunjung ke desa Ciboleger, Baduy. TEMPO/Charisma Adristy
Iklan

TEMPO.CO, Boyolali - Dengan wajah bersimbah peluh, Sardiyono terus berupaya meyakinkan pelanggannya ihwal penyebab melambungnya harga durian. “Panennya cuma sedikit, sementara permintaannya banyak. Wajar kalau harganya mahal,” kata penjual durian di sudut timur simpang empat Tugu Jam Kecamatan Boyolali Kota, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, itu pada Ahad siang, 10 Januari 2016.

Namun, lelaki yang berjongkok di lapak beralas trotoar dan berpayung terpal lusuh itu tidak menggubris penjelasan Sardiyono. Selama hampir setengah jam, dia terus menawar meski Sardiyono berkali-kali menolak. “Saya jual dengan harga pas. Kalau tidak mau ya sudah,” kata Sardiyono sambil mencongkeli durian untuk mengambil sedikit dagingnya dengan pisau.

Setelah mencicipi sejumput daging durian yang disodorkan Sardiyono, lelaki itu akhirnya menyerah. Dua lembar uang Rp 100 ribu dan selembar uang Rp 50 ribu dia sodorkan untuk menebus empat durian. “Pak Sardiyono sudah puluhan tahun jualan durian di sini. Saya salah satu pelanggan setianya,” kata lelaki bernama Bawono, 36 tahun, itu.

Di sela kesibukannya melayani pembeli yang terus berdatangan, Sardiyono mengatakan panen raya durian diperkirakan mundur pada Februari mendatang. “Biasanya panen raya durian pada Januari. Tapi panen kali ini jeblok lantaran musim kemarau tahun lalu terlalu lama,” kata pedagang sekaligus petani durian asal Kecamatan Musuk itu.

Akibat musim kemarau yang berkepanjangan, Sardiyono mengatakan, pentil atau bakal buah durian menjadi rapuh dan mudah rontok saat diguyur hujan lebat. Akibatnya, satu pohon rata-rata hanya menghasilkan sekitar 30 - 40 durian saja. Dalam kondisi normal, satu pohon durian berukuran besar bisa menghasilkan sekitar 100 buah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kendati hasil panennya menurun, Sardiyono berujar, panjangnya musim kemarau berimbas pada lebih legitnya rasa durian karena hanya sedikit kandungan airnya. “Akhir-akhir ini juga tidak ada serangan hama ulat. Walhasil, kualitas buahnya maksimal, tidak bongkeng (berlubang),” ujar Sardiyono yang berani menjamin “uang kembali” jika duriannya tidak sesuai harapan.


Untuk satu durian berukuran besar, Sardiyono mematok harga Rp 100 ribu. Untuk durian berukuran sedang, harganya Rp 50 ribu per buah. Sedangkan durian berukuran kecil, harganya Rp 25 ribu. “Harganya naik sekitar 50 persen kalau dibandingkan dengan harga saat musim durian,” kata Sardiyono.

Di daerah sentra durian Kabupaten Klaten, tepatnya di Desa Kanoman, Kecamatan Karangnongko, harga durian dijual lebih murah, berkisar Rp 10.000 - Rp 75.000 per buah. “Kalau kami jual di Kota Klaten, mungkin selisih harganya lebih tinggi sekitar Rp 20.000 - Rp 30.000 per buah,” kata Sunarmi, salah satu petani durian di Desa Kanoman.

DINDA LEO LISTY

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

14 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.


Beijing Sepakati Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah Periode 2024

44 hari lalu

Mantan presiden Cina Hu Jintao meninggalkan kursinya dikawal dua pria saat upacara penutupan Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Cina, di Aula Besar Rakyat di Beijing, Cina, 22 Oktober 2022. REUTERS/Tingshu Wang
Beijing Sepakati Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah Periode 2024

Sidang parlemen "Dua Sesi" Cina resmi ditutup dengan hasil akhir menyepakati anggaran pemerintah pusat dan daerah periode 2024, menerima laporan kerja


Ahli Petir ITB Ungkap Cara Petir Menyambar dan Bagaimana Menghindarinya

47 hari lalu

Ilustrasi hujan petir. nydailynews.com
Ahli Petir ITB Ungkap Cara Petir Menyambar dan Bagaimana Menghindarinya

Petir akan menyambar titik yang terdekat dengannya.


IDI Ingatkan Potensi Kenaikan Kasus DBD di Musim Pancaroba

53 hari lalu

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
IDI Ingatkan Potensi Kenaikan Kasus DBD di Musim Pancaroba

PB IDI mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap DBD di musim pancaroba seperti sekarang.


Inilah Tanda-tanda akan Terjadi Hujan Es

55 hari lalu

Ilustrasi hujan es. youtube.com
Inilah Tanda-tanda akan Terjadi Hujan Es

Meskipun tidak sering mengalami hujan es, tetapi masyarakat Indonesia perlu mengetahui gejala fenomena ini.


10 Makanan dan Minuman Sehat di Musim Pancaroba

56 hari lalu

Ilustrasi mendung di Jakarta. TEMPO/Frannoto
10 Makanan dan Minuman Sehat di Musim Pancaroba

Cuaca ekstrem seperti hujan lebat singkat, disertai kilat atau petir, angin kencang, dan fenomena hujan es dapat terjadi di musim pancaroba saat ini.


5 Cara Menjaga Kesehatan di Musim Pancaroba

57 hari lalu

Cuaca Ekstrem Picu Petir, BMKG: Tersebab Musim Pancaroba
5 Cara Menjaga Kesehatan di Musim Pancaroba

BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai musim pancaroba karena menyertakan cuaca ekstrem seperti hujan lebat singkat hingga angin kencang.


Panen Raya di Beberapa Sentra Padi Dibayangi Potensi Cuaca Ekstrem

58 hari lalu

Seorang petani memanen tanaman padi yang rusak setelah terendam banjir lebih dari sepuluh hari di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Jumat 23 Februari 2024. Menurut data yang dihimpun Posko Terpadu Penanganan Darurat Bencana Banjir Demak per Jumat 23 Februari pukul 12:00 WIB, banjir menggenangi 3.427 hektare lahan persawahan dan mengakibatkan 1.975 hektare tanaman padi puso atau gagal panen. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Panen Raya di Beberapa Sentra Padi Dibayangi Potensi Cuaca Ekstrem

Selama periode pancaroba, kata BMKG, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem.


Pemda Diminta Koordinasi dengan Bulog Bantu Salurkan Beras SPHP

59 hari lalu

Pemda Diminta Koordinasi dengan Bulog Bantu Salurkan Beras SPHP

Penyaluran beras SPHP dimaksimalkan sebanyak 200 ribu ton per bulan untuk periode Januari-Maret 2024.


Cuaca Ekstrem Picu Petir, BMKG: Tersebab Musim Pancaroba

25 Februari 2024

Bencana tanah longsor di Kecamatan Serasan Timur, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Senin siang 6 Maret 2023. Bencana terjadi di tengah cuaca ekstrem hujan lebat di pulau yang berjarak perjalanan 14 jam kapal laut dari pusat kabupaten itu. (ANTARA/HO-Cherman)
Cuaca Ekstrem Picu Petir, BMKG: Tersebab Musim Pancaroba

BMKG pancaroba picu pembentukan awan cumulonimbus. Awan yang berpotensi petir, angin kencang, puting beliung, bahkan terjadinya hujan es.