TEMPO.CO, Pekanbaru - Sejumlah korban asap di Pekanbaru mulai mendatangi pokso evakuasi yang disediakan pemerintah Riau. Indeks standar pencemaran udara di Pekanbaru masih berada pada level 175 Psi atau tidak sehat.
"Sudah ada sepuluh orang warga yang mengungsi," kata Devi, petugas medis, di Posko Evakuasi Balai Serindit, rumah dinas Gubernur Riau, Selasa, 27 Oktober 2015.
Berdasarkan pantauan Tempo, di Posko Evakuasi Balai Serindit, empat keluarga telah mendiami posko tersebut. Tiga di antaranya bayi dan satu balita.
Warga Pekanbaru, Riska Agustina, 23 tahun, terpaksa membawa bayinya bernama Dzaki Reforma, yang masih berusia 1 bulan, mengungsi ke Balai Serindit. Menurut Riska, kabut asap yang mengepung Pekanbaru telah memasuki rumah sehingga bayinya sering mengalami batuk dan demam. "Sudah sepekan bayi saya batuk-batuk," katanya.
Riska bersyukur, sejak masuk posko evakuasi kemarin malam, 26 Oktober 2015. kondisi bayinya berangsur membaik. "Tidurnya sudah nyenyak, jarang nangis," katanya.
Hal serupa juga dialami warga Rumbai, Nur Habibah, 27 tahun, ia membawa bayinya mengungsi ke rumah dinas Gubernur Riau lantaran sering mengalami demam dan pilek. "Di sini tidurnya pulas sekali," ujarnya.
Pemerintah Riau telah membuka dua gedung pemerintah untuk evakuasi warga sebagaimana telah diperintahkan Presiden Joko widodo yakni Balai Serindit di kediaman Gubernur Riau. Ruangan ini biasanya digunakan untuk rapat koordinasi bersama pemerintah pusat. Lalu Gedung Serbaguna di Dinas Bina Marga.
Ruangan dilengkapi 50 tempat tidur dan karpet tebal, begitu juga enam unit penyejuk udara ukuran besar. Ruangan cukup kondusif, sejuk, dan terbebas dari asap. "Kami berikan pelayanan medis dan makanan untuk bayi maupun ibunya," kata Devi.
Sedangkan posko evakuasi di Gedung Serbaguna, Dinas Cipta Karya, dan Bina Marga Riau telah dihuni sebanyak 24 warga Riau. Sebanyak 21 orang di antaranya anak-anak dan tiga orang dewasa.
Kepala Dinas Kesehatan Riau Andra Sjafril mengatakan posko evakuasi dibuka untuk warga yang merasa tidak nyaman di rumah karena terdampak asap. Namun pihaknya juga tidak bisa memaksa warga tetap berada di posko evakuasi jika warga sudah merasa nyaman di rumah. "Kalau warga telah merasa nyaman dan dapat udara segar di rumah, kita juga tidak bisa memaksakan untuk tinggal di posko evakuasi ini," katanya.
RIYAN NOFITRA