TEMPO.CO, Jakarta - Greenpeace Indonesia membantah klaim Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar bahwa tak ada asap kebakaran hutan dan lahan atau karhutla lintas batas atau transboundary haze ke negara tetangga, termasuk Malaysia.
Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia Asep Komaruddin mengatakan pihaknya sedang menyusun kajian yang membuktikan adanya asap karhutla lintas batas. "Berdasarkan pantauan kami, sepertinya ada," ujar dia kepada Tempo, Jumat, 6 Oktober 2023.
Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya. "Waktu lagi lebat-lebatnya itu ada yang ke sana, makanya kami berani bicara masalah terkait dengan transboundary haze," ujar dia.
Dia mencontohkan asap karhutla di Sumatra pernah merambah sampai ke Malaysia. "Ketika kebakaran di daerah Sumatra itu kemarin semakin kenceng, kemudian sebetulnya memang ada yang ke arah Malaysia," ujar dia.
Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan ada potensi asap menyebrang ke Malaysia dampak dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Namun ia menyatakan, sejauh ini tidak ada transboundary haze ke negeri jiran.
"Jadi kalau dibilang bahwa di Malaysia tidak ada hotspot, (tapi) kalau lihat datanya di citra satelit, ada juga di sana,” kata Siti saat ditemui usai rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, 3 Oktober 2023.
Departemen Lingkungan Hidup Malaysia, pada Jumat, 29 September 2023, memperingatkan penduduknya akan tingkat polusi tinggi di sebagian besar wilayah di pantai barat Semenanjung Malaysia dan wilayah Sarawak akibat kabut asap lintas batas dari Indonesia.
Kementerian Pendidikan minta sekolah mematuhi pedoman yang dikeluarkan oleh pemerintah soal dampak kabut asap ini. “Kami sering menekankan bahwa pedoman ini berlaku untuk semua orang dan harus dipatuhi untuk menghindari insiden yang tidak diinginkan,” kata Menteri Pendidikan Fadhlina Sidek, dilansir Reuters.
Pilihan Editor: Nasdem Belum Cabut Keanggotaan Syahrul Yasin Limpo