TEMPO.CO, Makassar - Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menyampaikan pidato sekaligus menutup Muktamar Muhammadiyah ke-47 di kampus Universitas Muhammadiyah Makassar, Jumat, 7 Agustus 2015.
Dari atas panggung yang disaksikan sekitar 5.000 warga Muhammadiyah, JK secara terang-terangan memuji perkembangan organisasi yang didirikan KH Ahmad Dahlan. Terutama sepuluh tahun terakhir di bawah kepemimpinan bekas Ketua Umum Din Syamsuddin.
“Banyak inspirasi yang luar biasa dari Muhammadiyah. Kita beri penghargaan yang setinggi-tingginya,” kata Jusuf Kalla disambut tepuk tangan meriah para hadirin.
JK menyebutkan, lewat berbagai amal usahanya, Muhammadiyah mampu menjadi inspirasi pencerahan pada bidang sosial kemasyarakatan. Terutama pada bidang pendidikan dan kesehatan lewat perguruan tinggi dan rumah sakitnya. “Perjalanannya lebih panjang dari republik ini. Pastinya Muhammadiyah turut memberikan semangat sehingga negeri ini bisa merdeka,” ujarnya.
Jusuf Kalla secara terbuka juga memuji Din Syamsuddin, yang mengakhiri masa jabatannya sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah pada hari yang sama. Menurut Jusuf Kalla, Din sejauh ini mampu memimpin Muhammadiyah secara konsisten dalam pergerakan dakwah untuk pencerahan umat. Juga mampu menginspirasi gerakan berkemajuan hingga pada tingkat global.
Sepuluh tahun terakhir, JK menilai Din Syamsuddin banyak aktif dan menjalin hubungan dengan dunia luar. Salah satu tandanya adalah seringnya Din berada di luar negeri. “Setiap saya telepon tanya di mana, dia bilang di Paris, di Praha, Mesir. Mungkin Pak Din lebih sering ke luar negeri daripada Menteri Luar Negeri,” tuturnya.
Seraya bergurau, JK pun menyindir kebiasaan Din Syamsuddin berada di luar negeri. “Pak Din ini lebih pantas jadi Menlu dibanding yang lainnya,” ucap JK. Seisi ruangan pun tertawa serta bertepuk tangan. “Pak Din, masih ada waktu. Belum terlambat.”
Belakangan ini memang santer terdengar Presiden Joko Widodo berencana mengevaluasi dan menerapkan reshuffle terhadap Kabinet Kerja. Sejumlah menteri diwacanakan akan diganti. Kenyataan itu kemudian dikaitkan dengan pernyataan JK saat menyindir Din Syamsuddin.
Dikonfirmasi terpisah, Din Syamsuddin menanggapi dingin ucapan JK. Menurut dia, Wapres hanya mencairkan suasana di ruang sidang muktamar dengan mengungkapkan kebiasaannya berada di luar negeri. Din pun membenarkan bahwa dia memang sering meninggalkan Indonesia untuk kepentingan Muhammadiyah. “Minggu depan saya keluar lagi,” katanya.
Mengenai peluangnya menjadi Menteri Luar Negeri, Din mengatakan belum bisa menjawab. “Bagaimana bisa dijawab kalau belum ada permintaannya. Kalaupun ada, masih akan dipertimbangkan. Saya harus mengukur diri. Jangan sampai melakukan di luar kemampuan saya. Tapi, sebagai anak bangsa, kita wajib mendukung pemerintahan, baik lewat dalam struktur pemerintahan maupun di luar.”
AAN PRANATA