TEMPO.CO, Jember - Gunung Raung masih terus menyemburkan asap kelabu tebal ke angkasa hingga Senin, 20 Juli 2015. Abu yang membubung hingga 1.500 meter dari bibir kawah itu membuat puncak gunung yang berdiri di kawasan Jember, Banyuwangi, dan Bondowoso di Jawa Timur itu terkadang hilang dari pandangan.
Kepala Subbidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Barat Hendra Gunawan mengatakan aktivitas vulkanis Gunung Raung masih fluktuatif. "Gempa tremor masih terus terjadi kendati ada kecenderungan menurun," kata Hendra, Senin, 20 Juli 2015.
Baca Juga:
Aktivitas vulkanis Gunung Raung juga tampak dari semburan abunya. "Ketika gempa tremor masih terjadi, semburan abu akan terus terjadi," katanya. Gempa tremor masih terjadi, menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, karena ada pergerakan fluida atau magma encer dari bawah kawah.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso mencatat hasil pengamatan secara visual dan kegempaan oleh petugas Pos Pengamatan Gunung Api Raung di Songgon, Banyuwangi. Hasilnya, cuaca di sekitar Raung disebutkan cerah dengan embusan angin tenang dan suhu udara 18 derajat Celcius.
Berdasarkan pengamatan kegempaan, gempa tremor masih terjadi dengan amplitudo 5- 32 milimeter dan dominan di angka 25 milimeter. Pada malam hari, cahaya api juga masih tampak di atas kawah. Semua hal itu membuat status aktivitas Gunung Raung tetap siaga.
Adapun embusan asap dan abu Raung mengalami perubahan arah. Pada Minggu, 19 Juli 2015, angin berembus ke utara, sehingga abu mengguyur kawasan perkebunan Kali Jampit. Hari ini, Senin, 20 Juli 2015, angin berembus dan membawa abu ke timur laut.
DAVID PRIYASIDHARTA