TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan masyarakat Indonesia mengharapkan kinerja yang baik dari anggota kabinet di pemerintahannya bersama Presiden Joko Widodo alias Jokowi. “Apabila ada menteri dengan kinerja di bawah dari yang diharapkan sebagai kabinet presidensial, tentu perlu dilakukan perombakan," kata Kalla, setelah pertemuan dengan perusahaan Inggris di Asia House, London, Jumat, 14 Mei 2015.
Kalla berpendapat tidak hanya performa individu yang perlu diperbaiki, tapi juga aspek kekompakan. "Tentu itu merupakan hak prerogatif presiden untuk mengganti menteri. Namun saya akan membantu presiden dalam setiap evaluasi kabinet karena tugas itu penting," ujar Kalla.
Pada pertemuan dengan warga Indonesia yang menetap di Inggris di Wisma Nusantara, London, Kalla mengatakan lambatnya koordinasi di kabinet disebabkan adanya perubahan nomenklatur dari kabinet. Misalnya ada unit kerja yang digabung, dipisah, dan ditambah. Akibatnya, perlu dilakukan berbagai penyesuaian dalam pekerjaan yang dilakukan oleh anggota kabinet.
Selain itu, proses pemilihan pejabat, seperti level direktur jenderal yang melalui seleksi terbuka dan kompetitif, mengakibatkan butuh waktu yang lebih lama untuk melakukan optimalisasi birokrasi. Menanggapi salah satu penanya yang mendesak agar kabinet segera dirombak karena performanya tidak maksimal, Kalla mengatakan itu bagian risiko dari kabinet presidensial.
Rombak kabinet akan terjadi apabila ada kinerja menteri tidak sesuai dengan harapan. “Apa pun yang diangkat, tentu dapat diganti oleh presiden, mengingat kita menganut sistem presidensial bukan parlementer,” tutur Kalla.
Dalam acara temu masyarakat tersebut Kalla didampingi istrinya Mufidah Jusuf Kalla, Duta Besar Indonesia untuk Inggris Raya Hamzah Thayeb dengan istrinya Lastri Thayeb, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Y. Limpo, Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam, Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh, Wakil Gubernur Sumatra Barat Muslim Kasim, Sekretaris Wakil Presiden Mohamad Oemar, dan Deputi Sekretaris Wapres bidang Ekonomi Tirta Hidayat.
Sebanyak 200 orang masyarakat Indonesia hadir dalam acara temu masyarakat dengan Wapres Jusuf Kalla yang terdiri dari pengusaha, ekskutif, pegawai swasta, diplomat, banker, seniman dan staf KBRI London. Turut hadir juga adalah motivator Mario Teguh beserta istri.
VISHNU JUWONO (LONDON)