TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul menguji coba sejumlah titik pantai selatan wilayahnya yang disiapkan untuk menjadi kawasan minat khusus olahraga air snorkeling atau menyelam di permukaan.
"Untuk tahap pertama, kami sudah cek kelayakan Pantai Nglambor, dan memang memadai untuk menggarap serius hobi snorkeling itu," kata Kepala Bidang Promosi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gunung Kidul Eli Martono kepada Tempo, Jumat, 5 September 2014.
Baca Juga:
Pantai Nglambor di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Gunung Kidul, itu merupakan salah satu dari 17 pantai yang memanjang di pesisir selatan Gunung Kidul. Belum banyak yang mengetahui keberadaan pantai yang memiliki bentang alam seperti diapit jajaran pulau mini di sekitarnya itu. (Baca: Bikin Geopark, Gunung Kidul Tunggu Restu Unesco)
"Nglambor memiliki biota laut mengagumkan dan terumbu karang indah untuk wisatawan yang hobi menyelam," kata Eli. Meski angin pantai selatan kencang, gelombang di Nglambor relatif tenang karena angin terhalang obyek mirip pulau kecil di sekitarnya.
Namun Eli mengaku belum berani secara resmi membuka obyek itu dalam waktu dekat. Dia masih menyerahkan kepada warga setempat untuk mengelolanya. Sebab, pihaknya masih melakukan kajian dari beberapa sisi, termasuk keamanan dan fasilitas yang bisa digarap agar obyek itu membuat wisatawan nyaman.
"Kami masih diskusikan dengan warga, termasuk menyiapkan kelompok pemandu wisata untuk pemberdayaan warga setempat," katanya.
Dari hasil kajian sementara pemerintah, Pantai Nglambor memang menyuguhkan pemandangan indah demi mendukung hobi snorkeling. Namun terbatas dengan kedalaman kurang dari 20 meter.
Koordinator Tim Search and Rescue (SAR) Gunung Kidul, Soekamto, menuturkan Pantai Nglambor merupakan pantai perawan yang belum banyak dijamah wisatawan. Tak setenar pantai sekitarnya, seperti Siung, Wediombo, Indrayanti, juga Baron.
"Kalau digarap jadi wisata snorkeling di situ mungkin perlu tambahan personel SAR khusus untuk berjaga, karena selama ini pengawasan di Nglambor digabung dengan pantai lain di unit satu," katanya. Unit satu meliputi Siung, Sadeng, dan Wediombo, dengan petugas SAR tak lebih dari lima orang.
"Kalau ramainya jadi setiap hari jika obyek itu mulai dikenal, perlu pos khusus, seperti Baron," kata Soekamto.
Selain Pantai Nglambor, Dinas Pariwisata juga tengah menjajaki sejumlah titik pantai lain yang bisa digarap untuk mendukung wisata bahari Gunung Kidul yang tengah digencarkan pihak Pemerintah DIY. Salah satunya menghidupkan lagi wisata dengan menyusuri pantai-pantai selatan menggunakan kapal khusus mirip kapal pesiar.
"Ada beberapa titik pantai yang memiliki pelabuhan kecil memadai untuk transit, kami juga gali potensi ini," kata Eli.
Pemerintah setempat membayangkan dapat menghidupkan lagi program wisata bahari yang pernah digarap tahun 2003 silam. Saat itu wisatawan diajak berlayar menggunakan kapal besar melintasi laut yang memanjang dari Kabupaten Kulonprogo sampai Gunung Kidul. Namun program itu terhenti karena sepi peminat.
"Cuacanya juga tak mendukung, ombak pantai selatan terus tinggi saat itu," katanya.
PRIBADI WICAKSONO
Berita Terpopuler
Ayo, Kunjungi Pameran Wisata dan Ekonomi Kreatif!
Mengayuh Pedal di Tepi Swan River (Bagian 3)
Mengayuh Pedal di Tepi Swan River (Bagian 2)
Mengayuh Pedal di Tepi Swan River (Bagian 1)
Surakarta Kembangkan Wisata Susur Bengawan Solo